Advertisement

Ratusan Guguran Lava Picu Perubahan Morfologi Kubah Barat Daya Gunung Merapi

Catur Dwi Janati
Minggu, 05 Mei 2024 - 11:17 WIB
Sunartono
Ratusan Guguran Lava Picu Perubahan Morfologi Kubah Barat Daya Gunung Merapi Gunung Merapi Jogja meluncurkan lava pijar. - Ilustrasi - Antara

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN— Sejumlah aktivitas vulkanik tercatat oleh Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) di Gunung Merapi selama sepekan. Ratusan guguran lava yang terjadi dalam periode ini memicu perubahan morfologi kubah barat daya. 

Beragam aktivitas vulkanik nampak terjadi di Gunung Merapi dalam rentang pengamatan 26 April - 2 Mei 2024. Kepala Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), Agus Budi Santoso mengungkapkan ratusan guguran lava terjadi di Gunung Merapi pekan ini. Suara gugurannya bahkan beberapa kali terdengar dari pos pengamatan. 

Advertisement

"Pada pekan ini guguran lava teramati sebanyak 113 kali ke arah barat daya atau hulu Kali Bebeng sejauh maksimal 2.000 meter. Suara guguran terdengar tiga kali dari Pos Babadan dengan intensitas kecil hingga sedang," kata Agus dikonfirmasi pada Minggu (5/5/2024).

BACA JUGA : Budidaya Sorgum Lereng Merapi Diperluas

Ratusan guguran lava yang terjadi berdampak pada perubahan morfologi kubah barat daya. Morfologi kubah barat daya teramati adanya perubahan akibat adanya aktivitas pertumbuhan guguran lava. Titik panas tertinggi teramati sebesar 247,4 derajat celsius, lebih tinggi dari suhu pengukuran sebelumnya.

Morfologi kubah tengah Gunung Merapi disebut Agus relatif tetap tidak mengalami perubahan. Berdasarkan analisis foto udara tanggal 24 April 2024, Agus mengungkapkan bila volume kubah barat daya terukur sebesar 2.171.300 meter kubik dan kubah tengah sebesar 2.358.200 meter kubik.

Di sisi lain Agus menambah pada pekan ini sejumlah hujan terjadi di Pos Pengamatan Gunung Merapi. Intensitas curah hujan di angka 19 mm per jam selama 56 menit di Pos Kaliurang pada tanggal 26 April 2024. Kendati demikian tidak ada laporan penambahan aliran maupun lahar di sungai yang berhulu di Gunung Merapi. 

Merujuk pada aktivitas vulkanik Gunung Merapi yang masih cukup tinggi berupa aktivitas erupsi efusif, maka aktivitas Gunung Merapi ditetapkan dalam tingkat SIAGA. Potensi bahaya saat ini diungkapkan Agus berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan–barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal lima kilometer, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal tujuh kilometer. Sedangkan pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal tiga kilometer dan Sungai Gendol lima kilometer. 

"Lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius tiga kilometer dari puncak. Data pemantauan menunjukkan suplai magma masih berlangsung yang dapat memicu terjadinya awan panas guguran di dalam daerah potensi bahaya," ujarnya. 

BACA JUGA : Puncak Hari Tari, Ratusan Penari Meriahkan Jogja Joged di Museum Gunung Api Merapi

Ia meminta Pemerintah Kabupaten Sleman, Kabupaten Magelang, Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Klaten melakukan upaya mitigasi dalam menghadapi ancaman bahaya erupsi Gunung Merapi yang terjadi saat ini. Selain itu masyarakat juga diimbau agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya.

"Masyarakat agar mewaspadai bahaya lahar dan awanpanas guguran (APG) terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi," ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Gunung Semeru Erupsi, Awan Panas Meluncur Sejauh 3 Km

News
| Sabtu, 18 Mei 2024, 23:37 WIB

Advertisement

alt

Hotel Mewah di Istanbul Turki Ternyata Bekas Penjara yang Dibangun Seabad Lalu

Wisata
| Sabtu, 18 Mei 2024, 20:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement