Advertisement

DBD Menggila di Kulonprogo, Ini Kapanewon dengan Kasus Terbanyak

Triyo Handoko
Minggu, 05 Mei 2024 - 18:37 WIB
Arief Junianto
DBD Menggila di Kulonprogo, Ini Kapanewon dengan Kasus Terbanyak Foto ilustrasi. - Ist/Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, KULONPROGO—Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kulonprogo meningkat drastis dari akhir Februari lalu hingga akhir April. Hingga April, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kulonprogo mendata total sudah ada 411 kasus DBD.

Padahal data Dinkes Kulonprogo pada 2022 lalu menunjukan 494 kasus DBD per akhir April 2022, kemudian turun pada 2023 jadi sebanyak 213 kasus pada waktu yang sama.

Advertisement

Selama kurun waktu itu juga tren DBD juga menurun, misalnya pada 2022 dari awal Februari ada 60 kasus jadi 30 kasus pada awal Maret, turun lagi pada April jadi 17 kasus.

Sementara pada Februari 2023, trennya juga tidak naik malah stabil di mana pada akhir Februari hanya 10 kasus DBD, lalu stagnan di akhir Maret 2023 di angka 10 kasus juga.

Tren yang naik sejak Februari 2024 ini menurut Dinkes Kulonprogo sebabnya adalah musim pancaroba yang memungkinkan pengindukan nyamuk Aedes aegypti lebih banyak. Sedangkan pada 2024 ini sejak Februari terdapat 19 kasus, meningkat jadi 43 kasus pada Maret, menggila lagi kenaikannya jadi 58 kasus pada awal April 2024 lalu.

Galur Terbanyak

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kulonprogo, Arief Musthofa menyambut sebaran kapanewon yang paling banyak kasus dengue selama Februari hingga April ini berada di Galur dengan jumlah 112 kasus, lalu Lendah ada 77 kasus dengue, dan Sentolo terdapat 70 kasus dengue.

"Kebanyakan kasus demam berdarah atau dengue fever, untuk DBD sedikit saja, data ini juga perlu pembaharuan uji medis lagi," terangnya, Minggu (5/5/2024).

BACA JUGA: Kasus DBD di Gunungkidul Mulai Menurun

Arief menjelaskan penanganan yang dilakukan Dinkes Kulonprogo mengatasi tren peningkatan DBD ini dengan penelitian epidemiologi, khususnya bagi kapanewon yang tinggi sebarannya. Hasil penelitian epidemiologi untuk Kapanewon Galur, jelas Arief, menunjukan kebanyakan kasus dialami pemudik saat Lebaran lalu.

Upaya lanjutan penelitian epidemiologi ini juga untuk mengantisipasi sebaran yang lebih tinggi, misalnya dengan melakukan pengasapan atau fogging. Tiga kapanewon sebaran tinggi DBD itu, lanjut Arief, sudah di-fogging.

Edukasi pola hidup sehat juga kembali digencarkan Dinkes Kulonprogo menghadapi tren kenaikan DBD ini. "Soal pencegahan dengan bubuk abati juga kami sosialisasikan ulang karena ternyata ada kesalahpahaman yang menyebabkan cara ini tidak efektif," kata Arief.

Cara efektif pencegahan dengan abatei ini dengan menguras tampungan air dulu, lalu menggosok dinding wadah air, baru kemudian menyebar bubuk pembasmi bibit Aedes aegypti

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

KPK Digugat Praperadilan di PN Jaksel Oleh Sekjen DPR Indra Iskandar, Ini Kasusnya

News
| Sabtu, 18 Mei 2024, 18:57 WIB

Advertisement

alt

Punya Kedalaman 116 Meter, Hongyancun Jadi Stasiun Kereta Bawah Tanah Terdalam di Dunia

Wisata
| Jum'at, 17 Mei 2024, 12:17 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement