Advertisement
Lestarikan Sastra Jawa lewat Macapat Senja
Advertisement
JOGJA—Dinas Kebudayaan (Disbud) Kota Jogja menggelar Macapat Senja di Taman Embung Giwangan, Selasa (7/5). Kegiatan ini merupakan wujud kerja sama Disbud Kota Jogja dengan Macapat Project. Total, ada 25 orang peserta berbagai usia yang membawakan macapat, paling muda merupakan siswa Kelas IV SD.
Pimpinan Project Macapat Sore, Danang Rusmandoko, menuturkan kegiatan ini mengusung tema Membumikan Ilmu dan Mengembangkan Kebudayaan. Tema ini diusung dalam suasana Hari Pendidikan Nasional.
Advertisement
Danang mengatakan, persiapan hanya dilakukan dengan 10 kali latihan. Ada tantangan tersendiri baginya dalam melatih anak-anak untuk bisa melantunkan macapat. Sebab, macapat erat kaitannya dengan nuansa kuno. Untuk itu, dia bersama pelatih lain berupaya menjadikan macapat lebih kekinian dan menarik dipelajari. "Ketika macapat hanya sekadar macapat konvensional, tentu kurang menarik. Macapat di hip-hop kan, ada konduktornya, dan menggunakan biola lebih menarik untuk anak-anak," ujar Danang.
BACA JUGA: Pekerja Proyek Benteng Kraton Meninggal Tertimpa Beton, Begini Respons Pemda DIY
Dia mengatakan, naskah macapat yang dilantunkan disesuaikan dengan tema.
"Harapannya macapat tetap lestari dengan berbagai gaya yang terus berkembang," katanya.
Kepala Disbud Kota Jogja, Yetti Martanti, menyebut Macapat Senja adalah perayaan yang menghadirkan semangat luhur anak-anak muda Kota Jogja. Tujuannya, untuk menjaga kelestarian seni tradisi macapat di tengah arus modernisasi. Seiring dengan alunan tembang, pendengar diajak untuk merasakan hadirnya keagungan warisan intelektual nenek moyang yang diperkaya dengan sentuhan jenius anak-anak muda Kota Jogja.
"Di tangan mereka macapat bukan menjadi nyanyian masa lalu, tetapi menjadi refleksi hidup yang menangkap esensi zaman modern dengan cemerlang. Keindahan dan kekuatan budaya macapat, memberikan panggung bagi kreativitas dan inovasi anak muda Kota Jogja” tuturnya.
Melalui Macapat Senja, Disbud berupaya untuk mengajak generasi muda memelihara macapat. Kegiatan ini melibatkan pelaku seni pelestari budaya macapat berusia muda di Yogyakarta. Tahun ini merupakan tahun ketiga penyelenggaraan Macapat Senja. Pertama pada 2022 yang digelar di Teras Malioboro 2, dan 2023 di Ndalem Pujokusuman.
Penonton disuguhkan tembang dalam konsep panembrama dengan tembang Kinanthi Gandamastuti, dilanjutkan Sekar Mijil Wedharingtyas, Sekar Asmarandana, dan tembang Gugur Gunung diiringi tarian dan alunan gamelan. "Acara ditutup dengan pelepasan ikan di Embung Giwangan sebagai simbol upaya pelestarian dan keberlanjutan tradisi yang adiluhung," katanya. (Alfi Annissa Karin/*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
- Pastikan Listrik Andal, Dirut PLN Tinjau Posko Utama Kelistrikan KTT WWF
- Ada Mayat Laki-laki Tanpa Identitas di Selokan Siwal Sukoharjo, Warga Geger!
- Kunjungi Pasar Sukodono Sragen, Untung Wina Sukowati Didoakan Jadi Bupati
- Kolaborasi Pemerintah & CSR Hapus Kemiskinan di Wonogiri, RTLH Sisa 2.900 Unit
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Hotel Mewah di Istanbul Turki Ternyata Bekas Penjara yang Dibangun Seabad Lalu
Advertisement
Berita Populer
- Puluhan Pewarta Berlaga di Turnamen Billiar Piala Wabup Sleman 2024 di 911 SCH, Ini Para Juaranya
- Prevalensi Stunting di Bantul Masih Tinggi, Dinkes Bantul Siapkan Kebijakan Ini
- Gelar Kirab, GKJ Wonosari Dukung Pelestarian Kebudayaan
- Cari Bibit Muda Esport, Ratusan Tim Ikuti Kompetisi Free Fire di Jogja
- Arsitek Muda Didorong Jadi Anggota di Level Asia dan Eropa, Ini Manfaatnya
Advertisement
Advertisement