Jadwal Depo Sampah Berubah-ubah, Penggerobak Mengadu ke DPRD Jogja
Advertisement
Harianjogja.com, UMBULHARJO—Komunitas Pengelola TPS Sampah di Jogja mendatangi Kantor DPRD Kota Jogja. Mereka mengadukan masalah jam operasional depo sampah yang tidak jelas kepada Komisi C DPRD Kota Jogja.
Ketua Komisi C DPRD Kota Jogja Ririk Banowati menyebut para penggerobak mengeluh kareba sejak awal Mei lalu, mereka sulit membuang sampah. Penggerobak kebingungan atas ketidakjelaskan jam buka tutup depo. Imbasnya, ada penggerobak yang bahkan sampai kehilangan pelanggan. Kondisi ini tentu memberikan dampak yang merugikan bagi para penggerobak.
Advertisement
"Mereka kasian juga penggerobak kehilangan pelanggan karena sampah tidak diambil-ambil. Ada yang kehilangan 4 pelanggan. Jadi ada hubungannya dengan ekonomi, mata penceharian mereka," ujar Ririk saat dihubungi, Rabu (15/5/2024).
BACA JUGA: Sidang Pelaku Pembuang Sampah Liar, PN Sleman Vonis Pelaku Bayar Denda Rp1 Juta
Ririk menambahkan, penggerobak mencoba berbagai cara agar tak kehilangan pelanggan. Penggerobak bahkan sampai membayar pihak swasta untuk mengolah sampah-sampah mereka. Biayanya tak sedikit. Ririk mengatakan penggerobak hanya mampu membayar hingga 6 kali pengolahan. Setelahnya, mereka tak lagi sanggup mengolah sampah di pihak swasta.
"Saking tidak mau kehilangan pelanggan. Selain itu kan ada ada pembuang sampah mandiri juga, kemarin kerepotan. Sampah sudah numpuk, mau buang tidak tahu jadwal," tuturnya.
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) mencoba memberi solusi. Penggerobak dipersilahkan untuk membuang sampah langsung ke TPS 3R Nitikan. Namun, Ririk menyebut ini justru akan menyulitkan penggerobak. Sebab, ada juga penggerobak yang telah sepuh dan tak bisa membuang lantaran jarak yang jauh.
Ririk meminta DLH Kota Jogja untuk memberikan kepastian jadwal buka tutup depo. Dia juga berharap DLH bisa menggunakan armada truk yang lebih besar dengan kapasitas yang lebih banyak. Sebab, sampah-sampah di depo itu sudah menumpuk berhari-hari, sehingga tak bisa tuntas jika hanya menggunakan armada kecil. Namun, di sisi lain Ririk tak menampik kondisi ini terjadi lantaran keterbatasan kuota pengolahan sampah.
"Kami juga kemarin didampingi DLH, memberikan pengertian bahwa memang yang berfungsi penuh kan baru TPS 3R Nitikan sebanyak 75 ton perhari. Mudah-mudahan dengan TPS 3R Kranon yang sudah mulai beroperasi walau belum sempurna benar, bisa mengurangi beban sampah yang ada di depo-depo," ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Pemerintah Inggris Dukung Program Makan Bergizi Gratis Prabowo-Gibran
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Pilkada Bantul: TPS Rawan Gangguan Saat Pemungutan Suara Mulai Dipetakan
- BPBD Bantul Sebut 2.000 KK Tinggal di Kawasan Rawan Bencana Longsor
- Dua Bus Listrik Trans Jogja Senilai Rp7,4 Miliar Segera Mengaspal
- Akan Dipulangkan ke Filipina, Begini Ungkapan Mary Jane Veloso
- Lima Truk Dam Asal Jogja Buang Sampah ke Saptosari Gunungkidul, Sopir Diamankan Polisi
Advertisement
Advertisement