Advertisement

Inilah Kisah Mereka yang Menghuni Rumah Subsidi di Pajangan Bantul

Jumali
Rabu, 22 Mei 2024 - 22:17 WIB
Mediani Dyah Natalia
Inilah Kisah Mereka yang Menghuni Rumah Subsidi di Pajangan Bantul Kondisi Perumahan Subsidi di Sendangsari, Pajangan, Bantul, Rabu (22/5/2024) - Harian Jogja/Jumali

Advertisement

Harianjogja.com, BANTUL—Ana, 34, warga Jawa Timur terlihat tergopoh-gopoh saat beberapa awak media mendatangi rumahnya, Rabu (22/5/2024) siang.

Mengenakan daster biru, sambil salah satu tangannya memegangi perut yang usia kehamilannya di atas 7 bulan, Ana pun memersilakan, awak media untuk duduk di ruang tamu rumahnya. Ruang itu berukuran 3x3 meter, dindingnya belum dicat, sedangkan lantainya telah dikeramik. Di tempat itu hanya ada dua kursi, satu kursi panjang dan satu kursi lainnya diduduki oleh Ana.

Advertisement

"Maaf seadanya. Ruang tamu ini, kami bangun sendiri. Lepas dari bangunan bawaan developer," ungkap Ana, saat mulai bercerita bagaimana dirinya memilih untuk tinggal di rumah subsidi yang ada di Griya Asri Sendangsari, Sendangsari, Pajangan, Bantul.

Ana mengaku dirinya sengaja memilih perumahan bersubsidi, karena murah dan terjangkau. Selain itu, lokasi rumah yang sudah satu tahun lebih ditempatinya tersebut masih bisa dijangkau dari tempat kerja suaminya.

"Bisa dibilang nekat, Mas. Saya dan suami ambil dan menempati unit rumah subsidi disini. Karena sudah capek, pindah-pindah terus. Kami pengen punya rumah yang sesuai dengan bujet kami," ungkap Ana yang sebelumnya sempat mengontrak di perumahan di kawasan Guwosari, Pajangan.

Baca Juga

Nilai Tanah di Bantul: Dari Januari 2024, BPKAD Bantul Catat Ada 5.000 Transaksi Jual Beli Tanah

Nilai Tanah di Bantul: Ini Kawasan yang Nilainya Tertinggi dan Terendah

Harga Tanah Sepanjang JJLS Wilayah Bantul Mulai Naik, Segini Besarannya

Untuk menempati rumah subsidi dengan luas bangunan 30 meter dan luas tanah 60 meter persegi itu, dirinya harus merogoh kocek Rp150 juta dengan skema pembiayaan melalui kredit FLPP dalam jangka waktu 20 tahun. Dimana, kredit ini mendapatkan dukungan fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan kepada Masyarakat Berpenghasilan Rendah yang pengelolaannya dilaksanakan oleh BP TAPERA.

"Jadi jatuhnya perbulan saya angsur sekitar Rp1 juta. Dengan angsuran segitu, masih bisa terjangkau bagi saya dan suami," terang Ana.

Menurut Ana, dirinya merasa beruntung bisa mendapatkan rumah subsidi di tempat tersebut. Sebab, selain lokasinya tidak terlalu jauh dari Kota Bantul, dirinya tercatat sebagai penghuni kloter pertama dari perumahan tersebut. Sehingga, harga yang disepakati waktu akad kredit masih menggunakan harga lama.

"Dulu Rp150 juta. Itu kloter pertama ya, mas. Sekarang, sudah Rp166 juta," ungkapnya.

Tak hanya itu, dari segi spesifikasi bangunan, Ana mengaku beruntung tinggal di perumahan tersebut. Sebab, jika biasanya perumahan subsidi menggunakan bahan baku hebel atau bata ringan dan batako, di tempat tersebut, menggunakan bata merah. Sedangkan untuk detail rumah, sama seperti perumahan lainnya, yakni dua kamar tidur, satu kamar mandi, ruang tamu yang menyatu dengan ruang makan dan dapur.

"Terus, jika kemarin pas di Guwosari itu kan, sisa tanah ada di belakang. Nah, disini sisa tanah ada di depan. Jadi saya bisa bangun ruang tamu di depan ini." jelasnya.

Meski beruntung, Ana mengakui jika tinggal di perumahan subsidi rasanya tidak akan sama dengan perumahan nonsubsidi. Sebab, selain keterbatasan spek bangunan, penghuni perumahan subsidi juga harus memaklumi terkait fasilitas yang ada.

"Untuk air, kami pakai PDAM. Sedangkan listrik kapasitasnya 900 watt," papar Ana.

Sementara, petugas administrasi Perumahan Griya Asri Sendangsari, Erwinda memaparkan, jika di tempat tersebut ada 196 unit. Sejak akad kredit pada 2022 lalu, saat ini sudah ada 80 unit yang telah serah terima kunci kepada penghuni.

Untuk bisa menempati perumahan tersebut, ia mengaku persyaratan hampir sama dengan perumahan subsidi lainnya. Selain itu, calon penghuni harus menyetor uang booking fee Rp1 juta.

"Untuk total uang DP yang disiapkan itu sekitar Rp15 juta. Dari jumlah itu, ada subsidi Rp8 juta, yakni Rp4 juta dari developer, dan Rp4 juta dari pemerintah. Kalau sekarang harganya Rp166 juta dan bisa dikredit sampai 20 tahun," ucap Erwinda.

Kabid Pelayanan dan Penetapan BPKPAD Kabupaten Bantul, Anggit Nur Hidayat mengakui jika nilai tanah di Bantul mengalami peningkatan beberapa tahun terakhir. Kenaikan itu salah satunya disebabkan, karena banyaknya pendirian perumahan di Bumi Projotamansari.

"Sedangkan akibat dari kenaikan nilai tanah, maka berdampak kepada harga rumah," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Dikabarkan Hilang di Pulau Padamarang, Suhrin Dievakuasi Basarnas

News
| Minggu, 16 Juni 2024, 06:57 WIB

Advertisement

alt

Makan Murah di Jogja: Berburu Street Food di Kotabaru

Wisata
| Minggu, 09 Juni 2024, 20:37 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement