Advertisement
Penggunaan Teknologi AI untuk Perawatan Kulit, Hasil Lebih Akurat

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Teknologi Artificial Intelligence (AI) saat ini banyak digunakan di sektor industri seperti kecantikan. Sistem AI membantu proses diagnosa untuk penanganan masalah kulit, sehingga rekomendasi perawatan lebih akurat.
Meski demikian belum banyak klinik kecantikan yang menggunakan teknologi ini karena butuh sumber daya yang besar. Proses pengembangan sistem AI biasanya butuh waktu yang tidak singkat. Salah satu klinik yang menggunakan teknologi AI untuk perawatan kecantikan adalah Larissa Aesthetic Center.
Advertisement
Penambahan AI diterapkan pada salah satu teknologi terkini yang digunakan yaitu ERP. Setiap pelanggan yang melakukan perawatan wajahnya discan dengan teknologi tinggi kemudian dengan memasukkan keluhan rekam medis.
BACA JUGA : Kolaborasi Truecaller-Microsoft Memungkinkan Anda Jawab Telepon Pakai Suara AI
Dalam proses tersebut terpantau oleh AI yang melakukan analisa terkait perawatan yang diperlukan dan cocok terhadap jenis keluhan. Sehingga data yang masuk tidak sekadar disimpan namun dianalisasi untuk pengembangan pengobatan.
"Sehingga sudah ada rekomendasi dari sistem AI tersebut, terhadap perawatan yang cocok. Sehingga sangat akurat bahkan 100 persen karena berbasis data pelanggan, bukan asumsi. Misalnya pelanggan masuk, diresepkan dan seterusnya, AI yang menganalisa," kata Direktur Larissa Aesthetic Center, Sutejo, Jumat (7/6/2024).
Teknologi ini digunakan di Larissa sejak awal 2024 dan telah melalui persiapan sekitar tiga tahun. Penggunaan AI selain memudahkan juga data rekomendasi perawatan lebih akurat. Selain itu bisa memproyeksikan terkait tren perawatan kecantikan ke depan, termasuk kebutuhan pengobatan kulit wajah.
"Kalau dari sisi pelanggan memudahkan dia mendapatkan layanan, mereka rata-rata merespons positif. Antrean jadi lebih cepat, hasilnya akurat. Memang belum banyak yang menerapkan karena pengembangannya butuh bertahun-tahun," katanya.
Ia mengungkap saat ini tren perawatan kecantikan lebih mengarah ke gaya Korea dan banyak yang mengingingkan secara instan. Padahal secara anatomi kulit wajah tidak bisa dihasilkan secara instan dalam perawatannya. Oleh karena itu ia meningkatkan pengembangan untuk penggunaan bahan alami dipadu dengan teknologi.
"Misalnya kami mengunakan bengkoang, mentimun, alpukat, cokelat, madu telur asli, umbi-umbian. Ini kemudian diolah dengan teknologi," ujarnya.
BACA JUGA : Kemendikbud: Guru dan Dosen Perlu Integrasikan AI di Pembelajaran
Genap berusia 40 tahun pada 11 Juni 1984, tidak meninggalkan konsep back to nature yang selama ini diusung dengan konsisten menggunakan bahan alami yang dipadukan dengan teknologi tinggi sehingga tidak menimbulkan ketergantungan. Ia berkomitmen terus mendekatkan diri kepada ke masyarakat melalui rangkaian kegiatan berlatar sosial telah digelar di sejumlah lokasi di Jogja.
"Kami sudah ada cabang milik sendiri maupun kemitraan yang tersebar hingga luar Pulau Jawa seperti di DIY, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, NTT dan Riau. Fokus kami sekarang adalah pengembangan dengan sistem kemitraan. Rencananya akan dibuka di Medan, Bukittinggi, dan Labuhan Bajo," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Perbaikan Tata Kelola Digital, Indonesia Bakal Mencotoh Aturan di Uni Eropa
Advertisement

Asyiknya Interaksi Langsung dengan Hewan di Kampung Satwa Kedung Banteng
Advertisement
Berita Populer
- Wujudkan Sleman Dalane Padang, Pemkab Sleman Anggarkan Rp18,5 Miliar di Tahun Ini
- KPU Kulonprogo Serahkan SILPA Pilkada 2024 Rp7,5 Miliar ke Pemkab
- UGM Batalkan 1 Calon Mahasiswa Lolos SNBP 2025, Ditemukan Perbedaan Data Nilai Rapor
- Grebeg Syawal Jadi Ajang Silaturahmi Warga Wonolelo Bantul
- Antisipasi Tsunami, 29 EWS Dipasang di Pesisir Selatan Bantul
Advertisement
Advertisement