Advertisement
Cegah Abrasi Pesisir Selatan Kulonprogo, DLH Tanam 500 Pohon Anggur Laut
Advertisement
Harianjogja.com, KULONPROGO--Abrasi yang terjadi di pesisir selatan Bumi Binangun terus ditangani Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kulonprogo. Strategi utamanya dengan melakukan konservasi berupa penanaman pohon pencegah abrasi dimana pada 2024 ini akan dilakukan dengan anggur laut.
Sebanyak 500 pohon anggur laut sudah disiapkan DLH Kulonprogo untuk ditanam pada Agustus nanti. Wilayah yang akan disasar dalam pencegahan abrasi ini salah satunya Pantai Trisik.
Advertisement
Kepala Bidang Tata Lingkungan DLH Kulonprogo, Tristijanti menjelaskan Pantai Trisik jadi salah satu wilayah yang tingkat abrasinya cukup tinggi di wilayahnya. Salah satu indikasinya adalah populasi penyu di pantai paling timur di Bumi Binangun ini terus menyusut. "Karena sulit bertelur di daerah yang abrasinya tinggi, maka penyu di Pantai Trisik jadi berkurang populasinya," ungkapnya.
Abrasi yang terjadi tak hanya mengancam ekosistem penyu, jelas Tristijanti, tapi juga berdampak buruk pada wisata Pantai Trisik juga. "Pemandangannya jadi kurang indah juga kalau laju abrasi tidak dicegah," terangnya.
Pemilihan tanaman anggur laut sebagai pencegah abrasi, lanjut Tristijanti, juga disebabkan kemampuannya dalam memecah angin di wilayah pesisir. "Selanjutnya berfungsi sebagai pelindung pantai, hewan-hewan kecil, dan dapat mencegah bayi penyu dari gangguan predator serta terik sinar matahari," paparnya.
BACA JUGA: Pantai Trisik Diterjang Abrasi Sepanjang 100 Meter, Begini Kondisinya
Secara karakteristik tanaman, menurut Tristijanti, anggur laut bersifat toleran terhadap salinitas, paparan air laut, dan kondisi kekeringan. "Waktu yang cocok untuk menanamnya jug pada Agustus nanti," tuturnya.
Tingkat abrasi di Pantai Trisik yang meningkat juga dibenarkan Edi Yulianto dimana menurutnya menyebabkan perlu adanya relokasi kawasan konservasi penyu. Edi menjelaskan abrasi mulai meningkat sejak 2020 silam hingga tahun ini.
Abrasi yang terjadi, jelas Edi, menyebabkan bibir Pantai Trisik berubah jadi jurang atau palung sedalam empat meter yang memanjang puluhan meter. "Pohon cemara di sekitar pantai sampai tumbang, ada juga bangunan fasilitas umum rusak dan hancur karena terjangan ombak, dan dua warung semi permanen rusak," tuturnya.
Edi berharap konservasi kawasan pantai lebih ditingkatkan lagi. "Supaya tidak makin parah dan kesimbangan ekosisitem dapat terjaga, terutama penyu dapat terselamatkan," pungkasnya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
- Warisan Budaya Kabupaten Blora Jadi Kekayaan Intelektual Komunal, Ini Daftarnya
- Angkat Seni dan Budaya, Festival Candi Kembar Klaten Dimeriahkan Kirab Gunungan
- Diduga Korsleting, Mobil Sarat Penumpang Hangus Terbakar di Tol Boyolali
- Seru Banget! Bupati Blora Arief Rohman Menari Tayub Bareng 3.000 Penari
Berita Pilihan
Advertisement
Harga Avtur di Indonesia Tertinggi se Asean, Bos AirAsia: 28 Persen Lebih Mahal dari Malaysia
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Peringatan Gempa Megatrust Tidak Berdampak ke Bantul
- Keluyuran Bawa Pistol Mainan, Tiga Remaja Asal Sleman Ditangkap di Bantul
- Polres Bantul Ajak Warga Berantas Peredaran dan Penyalahgunaan Narkoba
- Sleman Belum Punya Warisan Budaya di Bidang Kuliner
- Buka Acara Puncak Lomba Batik Sawit Nasional 2024, PJ Wali Kota Yogyakarta: Batik Sawit Luar Biasa dan Siap Mendunia
Advertisement
Advertisement