Advertisement
Kota Jogja Libatkan Pedagang Tekan Inflasi Lewat Gerakan Warung Mrantasi
Foto ilustrasi pedagang kaki lima makanan Indonesia. / Freepik
Advertisement
Harianjogja.com, GONDOMANAN—Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Jogja menggandeng pedagang untuk membangun kesadaran akan kondisi inflasi. Ini diwujudkan dalam pembentukan gerakan Warung Masyarakat Lan Pedagang Tanggap Inflasi (Mrantasi).
Lewat gerakan ini nantinya pedagang akan membangun komitmen terhadap upaya stabilisasi harga pangan. Warung yang telah menyatakan sikap, akan mendapatkan tanda bertuliskan Warung Mrantasi di warungnya.
Advertisement
BACA JUGA : Lagi, 2 WNA Diduga Melakukan Tindak Penipuan dengan Cara Hipnotis di Gunungkidul
Kabid Ketersediaan Pengawasan dan Pengendalian Perdagangan Disdag Kota Jogja Sri Riswanti menjelaskan Warung Mrantasi menjadi bentuk kesadaran dan sikap tanggap masyarakat serta pedagang dalam menyikapi kenaikan harga kebutuhan pokok yang mengungkit inflasi. Sebab, menurutnya inflasi menjadi sebuah fenomena yang dialami seluruh dunia termasuk Indonesia. Jika tidak dikendalikan secara tepat, maka dampaknya akan luas terhadap perkembangan perekonomian.
"Diharapkan, masyarakat dan pedagang lebih memahami cara menyikapi dari masyarakat terkait pola berbelanja, serta cara menyikapi yang harus dilakukan para pedagang," ujar Riswanti.
Dia menambahkan, jika terjadi kelangkaan atau kenaikan harga dikhawatirkan akan muncul pemanfaatan situasi. Itu akan memperburuk struktur harga yang ada di Kota Jogja. Inilah alasan Disdag Kota Jogja untuk turut memberdayakan pedagang dalam upaya menekan angka inflasi di Kota Jogja. Dia menambahkan, pedagang yang tergabung dalam Warung Mrantasi akan mendapatkan prioritas dalam mendapatkan pasokan. Sebab, menurutnya selama ini keterbatasan menjadi penyebab tingginya harga bahan pokok.
"Akan dibangun kerja sama dengan perbankan seperti Bank Indonesia, BPD DIY, maupun Perum Bulog. Nanti pedagang juga akan mendapatkan kemudahan akses permodalan, melalui kredit-kredit yang dikucurkan BPD DIY," katanya.
Riswanti juga menyebut ada perbedaan antara Kios Segara Amarta dengan Warung Mrantasi. Kios Segara Amarta merupakan kios pantau harga yang diinisasi antara pemerintah dan stake holders. Sementara, Warung Mrantasi merupakan bentuk kesadaran dari pedagang pasar. Dia berharap, terbentuk sinergi antara Disdag Kota Jogja bersama pedagang.
BACA JUGA : Warung Makan Yu Ngademi, Kuliner Legendaris Penghuni Pasar Ngasem
"Warung Mrantasi adalah bentuk kesadaran, kepedulian, dan sikap tanggap pedagang di dalam bersama-sama membantu pemerintah daerah mengatasi inflasi di Kota Yogyakarta," katanya.
Melalui komitmen Warung Mrantasi, pedagang akan menjual sesuai HET (Harga Eceran Tertinggi). "Dengan Warung Mrantasi ini akan ada MOU perjanjian kerjasama. Kemudian keterbatasan ketersediaan itu juga karena modal, sehingga nanti dengan Warung Mrantasi ini membuka akses kemudahan mereka mendapatkan kucuran kredit dengan bunga yang ringan dari BPD DIY," ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Jogja Puncaki Urutan Destinasi Favorit Liburan Keluarga Akhir Tahun
Advertisement
Berita Populer
- Jelang Natal, Gegana Polda DIY Sterilisasi 8 Gereja di Kota Jogja
- Natal 2025 Aman, Polisi Sterilisasi Gereja-Gereja Besar di Bantul
- Polda DIY Sterilisasi 40 Gereja di Seluruh DIY
- Langgar Tata Ruang, Lapak Kopi Dadakan di Jembatan Kewek Dibongkar
- Waspada Jalur Masuk DIY, Puncak Arus Terjadi Pagi dan Sore
Advertisement
Advertisement




