Advertisement

Digelontor Rp13 Miliar, RSUD Panembahan Senopati Perluas Gedung Layanan Ibu dan Anak

Stefani Yulindriani Ria S. R
Rabu, 28 Agustus 2024 - 22:57 WIB
Arief Junianto
Digelontor Rp13 Miliar, RSUD Panembahan Senopati Perluas Gedung Layanan Ibu dan Anak RSUD Panembahan Senopati. - Harian Jogja

Advertisement

Harianjogja.com, BANTUL—RSUD Panembahan Senopati (RSPS) Bantul bakal memperluas gedung untuk pelayanan ibu dan anak. Anggaran pembangunan tersebut dialokasikan dari Dana Alokasi Khusus (DAK) 2024 mencapai Rp13 miliar. 

Direktur RSUD Panembahan Senopati, Atthobari menyampaikan perluasan gedung tersebut dilakukan dengan menambah lantai II dan III gedung pelayanan ibu dan anak yang telah ada.

Advertisement

Nantinya, lantai I gedung tersebut digunakan pelayanan ibu melahirkan, kemudian lantai II untuk pelayanan pasca melahirkan dan lantai III digunakan untuk pelayanan bayi.  “Sehingga gedung itu terpadu untuk ibu dan bayi. Selama ini terpisah, untuk koordinasi tidak bisa cepat. Pelayanan kegawatdaruratan dapat menjadi lebih tepat,” ujarnya, Rabu (28/8/2024).

Menurutnya, RSUD Panembahan Senopati sebagai rumah sakit rujukan biasanya menangani kasus penyakit ibu dan anak yang sudah tidak dapat ditangani di fasilitas kesehatan (faskes) tingkat bawah.  “Sebagian besar kasus yang ditangani terhadap ibu dan anak kita sebagian rumah sakit rujukan sehingga kasus ditangani memang bermasalah dengan kesehatan,” ujarnya. 

Dia berharap perluasan gedung pelayanan tersebut mampu menurunkan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) di Bantul. 

“Pelayanan ibu dan bayi kita memang sudah ada dan berjalan, itu kita tingkatkan baik kualitas maupun kuantitas. Karena penyakit ibu dan anak menjadi prioritas pelayanan kesehatan untuk pemerintah,” ujarnya. 

Dia menuturkan pembangunan tersebut ditargetkan rampung pada akhir 2024. “Harapan kami dengan gedung terpadu komunikasi, koordinasi, pelayanan ibu dan anak lebih terpadu. Pelayanan kegawatdaruratan menjadi atau pelayanan tepat.”

Dinkes Bantul mencatat angka kematian ibu (AKI) pada Januari-Juli 2024 mencapai 6 kasus. Sementara tahun 2023, AKI mencapai 9 kasus.

Sementara Kepala Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Dinkes Bantul, Siti Marlina menyampaikan AKI tersebut disebabkan karena beberapa penyakit bawaan ibu selama masa kehamilan.

Beberapa ibu mengalami kardiomiopati atau kelainan otot jantung, dan hipotiroid atau penyakit akibat kadar tiroid yang terlalu tinggi.

Dia menuturkan Dinkes Bantul berupaya menekan kasus AKI tahun ini.  Pemeriksaan tersebut ibu hamil telah dilakukan di puskesmas, atau apabila diperlukan bisa diberikan rujukan ke rumah sakit (RS). "Puskesmas memiliki tugas pelayanan dan pemantauan [ibu] selama masa nifas, untuk memantau proses perkembangan penyakit [ibu]," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Jakarta Masuk 10 Besar Dunia dengan Kualitas Udara Terburuk Hari Ini

News
| Sabtu, 14 September 2024, 09:17 WIB

Advertisement

alt

Kawah Ijen Mulai Dibuka Kembali, Ini SOP Pendakiannya

Wisata
| Sabtu, 07 September 2024, 21:17 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement