Advertisement

Kasus DBD di Sleman Naik Signifikan, 2 Orang Meninggal Dunia

David Kurniawan
Minggu, 01 September 2024 - 13:17 WIB
Ujang Hasanudin
Kasus DBD di Sleman Naik Signifikan, 2 Orang Meninggal Dunia Foto ilustrasi. - Ist/Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN—Dinas Kesehatan Sleman mencatat kasus demam berdarah dengue (DBD) terus bertambah setiap bulannya. Masyarakat pun diminta tetap mewaspadai potensi penyebaran penyakit yang disebabkan gigitan nyamuk aedes aegepti ini.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Sleman, Khamidah Yuliati mengatakan, meski tidak signifikan, temuan kasus DBD terus bertambah setiap bulannya. Ia mencatat selama kurun Agustus ada penambahan 29 kasus warga yang terjangkit.

Advertisement

“Memang terus bertambah, tapi Agustus jumlahnya lebih menurun dibandingkan bulan sebelumnya,” kata Yuli, Ahad (1/9/2024).

Ia mencatat secara total dari Januari hingga Agustus sudah ada 500 kasus warga terkena penyakit DBD. Hingga sekarang juga dilaporkan ada dua warga yang meninggal karena penyakit ini.

Secara kasus, di 2024 ada tren peningkatan yang signifikan. Pasalnya, angka kasus di 2023 hanya ada 146 warga yang terkena DBD sehingga kenaikannya lebih dari tiga kali lipat.

“Potensi penambahan kasus masih ada. Jadi, Masyarakat diminta untuk terus waspada dan selalu melakukan upaya pencegahan penyakit DBD,” kata Yuli.

BACA JUGA: Waspada! Kasus DBD Sleman Naik 2 Kali Lipat

Kepala Dinas Kesehatan Sleman, Cahya Purnama mengatakan, upaya sosialisasi terhadap pencegahan DBD terus dilakukan. Salah satunya melalui Gerakan Kesehatan Masyarakat (Germas) dengan melibatkan kader-kader Kesehatan di Tingkat kalurahan.

“Penerapan Pola Hidup Bersih dan Sehat [PHBS] serta rutin berolahraga dan makan-makanan bergizi sangat penting dalam upaya menjaga Kesehatan sehingga tidak mudah terserang penyakit,” katanya.

Selain itu, untuk mengurangi risiko terjangkit juga dilakukan upaya Gerakan pemberantasan sarang nyamuk. Diharapkan ada upaya pemantauan lokasi-lokasi yang berpotensi menjadi sarang nyamuk dengan melakukan pemberantasan jentik nyamuk sehingga angka bebas jentik paling sedikit 95%.

Ia menambahkan, Masyarakat sudah mengetahui cara penanggulangan mulai dengan menutup tempat-tempat wadah air, menguras hingga mengubur benda-benda yang berpotensi menjadi sarang nyamuk. Adanya aksi nyata dalam penanggulangan sebagai upaya menekan laju penyebaran sehingga kasusnya bisa lebih terkendali.

“Ini penting agar pencegahan terhadap penyebaran penyakit DBD bisa terus ditekan. Jadi, upaya penanggulangan tidak hanya menjadi tugas pemerintah, tapi warga harus ikut berperan aktif agar hasilnya bisa dimaksimalkan,” katanya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Persilakan Hasto PDIP Menyangkal Terlibat Kasus Harun Masiku, Penyidik KPK Tetap Siapkan Bukti

News
| Senin, 30 Desember 2024, 22:57 WIB

Advertisement

alt

Liburan, Berikut Perbandingan Harga Tiket Pesawat Garuda, Super Airjet, dan Citilink

Wisata
| Kamis, 26 Desember 2024, 23:07 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement