Advertisement
Gerakan Pengendalian Hama Tanaman Mete di Gunungkidul Berhasil Kurangi 60 Persen Hama
Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Pemerintah Kabupaten Gunungkidul melalui Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) terus berupaya mengendalikan organisme pengganggu tumbuhan (OPT) pada tanaman mete. Salah satu upaya dilakukan melalui Gerakan Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) pada tanaman mete di Bulak Dulgunung, Kapanewon Karangmojo yang memiliki luasan 3 – 5 hektar (ha). Gerakan ini berhasil mengurangi 60% OPT.
Kepala Bidang Perkebunan dan Hortikultura DPP Gunungkidul, Aning Sri Mintarsih mengatakan Kelompok Tani (Poktan) Binangun merupakan kelompok yang mengelola tanaman mete di Bulak Dulgunung, Karangmojo.
Advertisement
Meski begitu, mereka tidak sendiri dalam mengendalikan OPT. Gerakan pengendalian itu dilaksanakan dengan menggandeng Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Karangmojo, Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT), Bhabinkantibmas, Babinsa, dan anggota kelompok tani.
Gerakan pengendalian itu penting dilakukan untuk melindungi tanaman dari kerusakan dan memastikan hasil panen yang optimal. Hal ini dilandasi fakta bahwa tanaman mete merupakan salah satu komoditas unggulan di Kabupaten Gunungkidul yang memiliki potensi besar untuk meningkatkan perekonomian masyarakat setempat, dan Karangmojo menjadi salah satu sentra produksi mete.
Melalui gerakan tersebut, anggota Poktan juga mendapatkan pengetahuan mengenai teknik pengendalian OPT, identifikasi hama dan penyakit, serta penggunaan pestisida yang tepat dan ramah lingkungan.
Sekretaris DPP Gunungkidul, Raharjo Yuwono mengatakan ada beberapa metode pengendalian yang diajarkan ke anggota Poktan Binangun, mulai dari pengendalian secara budidaya seperti pemangkasan dan pengaturan jarak tanam hingga pengendalian mekanis dan biologis.
Salah satu pendekatan yang mendapat perhatian adalah penggunaan biopestisida dan pelepasan musuh alami untuk mengendalikan hama secara alami, sehingga dapat mengurangi penggunaan bahan kimia.
Selain itu, ada juga pemasangan perangkap hama dan pengumpulan serta pemusnahan bagian tanaman yang terinfeksi. Pemusnahan ini dilakukan serentak di seluruh wilayah target.
BACA JUGA : Musim Hujan, Tanaman Kelompok Tani di Kota Jogja Busuk dan Diserang Hama
“Hasilnya, dalam dua bulan terakhir, populasi hama penggerek bunga dan penyakit antraknosa dilaporkan menurun drastis, hingga mencapai 60% dari kondisi sebelumnya,” kata Raharjo dihubungi, Senin, (2/9).
DPP Gunungkidul, kata dia berencana untuk melanjutkan program ini dengan meningkatkan kapasitas petani melalui penyuluhan berkelanjutan dan dukungan sarana prasarana, guna memastikan tanaman mete di Gunungkidul tetap produktif dan berkualitas tinggi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
835.400 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek di H-3 Hari Raya Natal
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Update Terbaru KRL Jogja-Solo Senin 23 Desember 2024, Ada Penambahan Jadwal di Libur Natal dan Tahun Baru
- Gempa Magnitudo 5,2 Guncang Sukabumi
- Jadwal Terbaru KRL Solo-Jogja Senin 23 Desember 2024: Berangkat dari Stasiun Palur, Jebres, Stasiun Balapan dan Purwosari
- Jadwal SIM Keliling Ditlantas Polda DIY Senin 23 Desember 2024
- Terbaru Jadwal Kereta Bandara Senin 23 Desember 2024, Berangkat dari Stasiun Tugu dan YIA
Advertisement
Advertisement