Bupati Bantul Sebut Kasus Siswa SD Keracunan Massal Harus Jadi Perhatian Menjelang Program Makan Gratis
Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL—Bupati Bantul Abdul Halim Muslih meminta agar pengawasan terhadap katering di Bantul bisa lebih diketatkan. Hal ini menyusul adanya dua peristiwa keracunan yang terjadi pada hari yang sama, yakni Selasa (10/9/2024).
Peristiwa keracunan pertama terjadi di salah satu SD swasta di Kapanewon Bantul dan kejadian keracunan lainnya yakni di acara Penyerahan SK Penetapan Rintisan Desa/Kalurahan Budaya 2024 yang digelar di Kantor Kalurahan Patalan, Jetis.
Advertisement
"Ya, kami menyesalkan peristiwa ini terjadi. Tapi, ini jadi pelajaran yang sangat berharga apalagi kedepan ada program makan siang gratis bagi siswa," kata Halim ditemui di RSUD Panembahan Senopati Bantul, Kamis (12/9/2024) sore.
Menurut Halim, persoalan katering harus menjadi perhatian khusus dan ketat. Sebab, jika tidak ada penjagaan kualitas makanan akan berbahaya utamanya bagi anak sekolah, karena akan ada penerapan program makan siang gratis.
"Ini sesuatu yang harus kami jaga ketat, makan siang gratis setiap hari untuk anak-anak sekolah kita. Ini kalau tidak ada quality control yang ketat gitu ini juga sesuatu yang harus kita antisipasi," kata Halim.
Oleh karena itu, Halim mengungkapkan, jika Dinkes Bantul memiliki tantangan yang tidak ringan. Sebab, mereka harus memastikan bagaimana makan siang gratis untuk seluruh anak-anak kami di sekolah ini sehat, bergizi dan tidak bercampur dengan zat-zat yang membahayakan. "Dan, ini tantangan yang harus dihadapi oleh Dinkes," jelas Halim.
Selain itu, Halim berharap agar penyedia katering lebih berhati-hati dalam menyajikan makanan. Utamanya jika nanti program makan siang gratis diterapkan.
BACA JUGA: Bong Suwung Jogja Segera Dikosongkan, Warga Mengadu ke Kompleks Kepatihan
"Penyedia katering harus memastikan bahwa bahan baku yang dimasak benar-benar fresh. Jangan mudah basi," katanya.
Terpisah, Ketua Bidang SD Disdikpora Bantul, Edy Sutrisno mengakui jika ada lima anak SD swasta di Bantul yang sempat dirawat di salah satu rumah sakit karena dugaan keracunan makanan, pada Selasa (10/9/2024).
Pihak sekolah, lanjut dia, sejauh ini menyatakan jika masih ada empat anak yang mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit karena diduga mengalami keracunan.
"Dari pihak sekolah menyatakan dari lima anak, satu telah diperbolehkan pulang. Mereka meminta izin kepada kami jika hari ini akan melanjutkan pengkondisian anak dan rencananya Jumat (13/9/2024) akan melakukan pembelajaran jarak jauh lebih dahulu," kata Edy.
Kasi Humas Polres Bantul AKP I Nengah Jeffry Prana Widnyana mengatakan dugaan keracunan makanan terjadi pada Selasa (10/9/2024). Awalnya, pada pukul 11.30 WIB sampai 12.00 WIB siswa sedang melaksanakan makan siang bersama yang telah disediakan oleh pihak sekolah. Adapun, menu yang disajikan dan disantap oleh para siswa adalah nasi, sayur lodeh dan nugget ayam.
“Sekitar pukul 13.00 WIB sampai 14.00 WIB, saat siswa dari berbagai kelas dari kelas 1 sampai dengan kelas 6 SD melaksanakan proses pembelajaran, tiba-tiba satu per satu sampai 10 anak mengeluh sakit perut disertai dengan mual, pusing dan muntah,” kata Jeffry, Rabu (11/9/2024).
Selanjutnya guru yang mengajar pada saat itu membawa siswa yang mengalami hal tersebut ke ruang UKS dan melaporkan kepada Kepala Sekolah.
Menurut Jeffry, atas kejadian tersebut pihak sekolah menghubungi Puskesmas Bantul 2 serta Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, Rabu (11/9/2024) siang untuk menganalisa dan penanganan kedepan kejadian tersebut. “Serta mengambil sampel makanan yang telah di konsumsi oleh anak-anak tersebut,” katanya.
Lebih lanjut, Jeffry mengungkapkan, jika sampai saat ini terhitung ada sebanyak 64 anak yang diduga terdampak keracunan makanan. Dari jumlah tersebut, yang mendapat perawatan di Rumah sakit sejumlah 5 anak, hingga saat ini beberapa anak kondisinya sudah semakin membaik.
“Sekolah telah menghubungi Puskesmas Bantul 2 dan koordinasi dengan wali murid siswa untuk selalu mengabarkan perkembangan kondisi siswa yang terindikasi,” jelasnya.
Soal dugaan penyebab keracunan, Jeffry menyatakan dugaan sementara keracunan makanan tersebut berasal dari nugget ayam yang telah berubah rasa. Sebab, menurut keterangan guru, sempat ada siswa yang bercerita bahwa nugget ayam tersebut rasanya sudah tidak seperti biasanya.
“Akan tetapi, untuk lebih valid kami masih masih menunggu hasil laboratorium di BLKK Kota Jogja dan hasil pemeriksaan diketahui sekitar dua minggu lagi,” ucap Jeffry.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
KPK Tetapkan Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah Jadi Tersangka Pemerasan dan Gratifikasi
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal Terbaru Kereta Api Prameks Jurusan Jogja-Kutoarjo Minggu 24 November 2024
- Jadwal dan Tarif Tiket Bus Damri Titik Nol Malioboro Jogja ke Pantai Baron Gunungkidul Minggu 24 November 2024
- Catat! Ini Jadwal SIM Keliling Gunungkidul Pekan Terakhir November 2024
- Prakiraan Cuaca BMKG Minggu 24 November 2024: Hujan Ringan hingga Petir
- Jadwal Bus Damri Titik Nol Kilometer Malioboro Jogja ke Pantai Parangtritis Minggu 22 November 2024
Advertisement
Advertisement