Pencairan Uang Ganti Rugi Tol Jogja-YIA di Kulonprogo Tunggu Warga Punya Rekening Bank
Advertisement
Harianjogja.com, KULONPROGO—Rata-rata nilai ganti rugi lahan dan aset yang terdampak Tol Jogja-YIA di Padukuhan Banaran Lor, Kalurahan Banguncipto, Sentolo mencapai ratusan juta rupiah. Uang tersebut akan dicairkan segera setelah warga terdampak bikin rekening bank.
Dukuh Banaran Lor, Andhi Priharmanto menyebut terdapat juga warganya yang dapat uang miliaran rupiah. Tapi ia sendiri tak bisa memastikan lantaran kebanyakan warga terdampak Tol Jogja-YIA tak menyampaikan jumlah nominal penggantian tersebut ke dirinya.
Advertisement
"Kebanyakan diam saja, dibatin saja nominalnya tidak ada yang gamblang menyebut pasti, tapi rata-rata ratusan juta," ujarnya, Rabu (25/9/2024).
Andhi yang tak terdampak langsung proyek Tol Jogja-YIA di wilayahnya itu menyebut terdapat juga warga yang kecewa dengan jumlah nominal ganti rugi pembebasan lahan tersebut.
"Ada yang menyampaikan jumlahnya jauh dari ekspektasinya, tapi tidak disampaikan pasti nominanya," ungkapnya.
BACA JUGA: Dua Kecelakaan Terjadi dalam Semalam di Jalan Wates Kulonprogo, 2 Orang Tewas
Ekspektasi atas nominal ganti rugi yang dimiliki warga dan tak sesuai dengan kenyataannya itu, menurut Andhi, tak membuat mereka menolak proyek tersebut. "Meski tidak sesuai ekspektasi tidak ditolak juga, ini kan proyek pemerintah," terangnya.
Di Banaran Lor sendiri terdapat 26 rumah warga yang mesti direlokasi, jelas Andhi, akibat Tol Jogja-YIA. Kebanyakan warga yang rumahnya bakal digusur ini akan pindah ke wilayah lain yang masih di Kalurahan Banguncipto.
Kepindahan warga yang rumahnya direlokasi itu, sambung Andhi, menunggu pencairan ganti rugi. "Kalau sekarang belum bisa, karena pindah itu kan mesti bangun dulu padahal belum ada uang. Jadi baru pindah setelah dapat uang dan membangun rumah dulu," ungkapnya.
Dampak langsung dari pembangunan Tol Jogja-YIA di Banaran Lor, sambung Andhi, adalah tiga fasilitas umum (fasum) mesti digusur. Fasum tersebut adalah sumur bor milik Pamsimas Banguncipto yang jadi sumber air tiga padukuhan, satu bangunan posyandu, dan jalan kampung.
Andhi meminta tiga fasum tersebut dibangun ulang dengan kapasitas dan fungsi yang sama. Ia tak ingin fasum yang terdampak itu membuat warganya kerepotan.
"Seperti jalan, jangan sampai dibangunnya itu malah bikin tambah jauh, kami harap makin lebih mudah diakses," jelasnya.
Lurah Banguncipto, Boiran turut mengupayakan penggantian fasum yang terdampak dibangun sesuai kebutuhan warga. "Tentu kami juga akan mengawal dan turut berkoordinasi supaya meski terdampak tapi tidak mengganggu warga untuk fasum tersebut," terangnya.
Terkait dengan warga yang rumahnya terdampak dan mesti pindah, Boiran belum menerima surat pindah penduduk.
"Kepindahannya kemungkinan besar kalau sudah menerima ganti rugi, nanti juga akan kami fasilitasi juga," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Libur Natal dan Tahun Baru, Hampir 500 Ribu Kendaraan Telah Keluar dari Jabodetabek
Advertisement
Mulai 1 Januari 2025 Semua Jalur Pendakian Gunung Rinjani Ditutup
Advertisement
Berita Populer
- Bidik Poin di Markas Persija, PSS Angkut 20 Pemain
- Motor Ditabrak Truk Tronton, Siswi Kulonprogo Meninggal Dunia
- UKDW Ambil Bagian Dalam Penanggulangan Bencana yang Inklusif
- Wujudkan DIY sebagai Destinasi Wisata Ramah Muslim
- Amankan Natal dan Tahun Baru, Polresta dan Satpol PP Jogja Kerahkan Ratusan Personel
Advertisement
Advertisement