Advertisement

Promo November

Capaian Vaksin JE di Jogja Masih Rendah, Dinkes Sebut Banyak Orang Tua Keberatan Anaknya Divaksin

Alfi Annisa Karin
Jum'at, 27 September 2024 - 17:17 WIB
Ujang Hasanudin
Capaian Vaksin JE di Jogja Masih Rendah, Dinkes Sebut Banyak Orang Tua Keberatan Anaknya Divaksin Pencanangan vaksinasi JE oleh Dinkes Kota Jogja pada 3 September 2024 Harian Jogja - Alfi Annissa Karin

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Jogja mulai menggulirkan vaksinasi Japanese Enchepalitis (JE) pada 3 September lalu. Rencananya, pemberian vaksinasi JE akan terus dilaksanakan hingga 31 Oktober dan menyasar pada 81.000 anak di Kota Jogja. Namun, hingga saat ini Dinkes mencatat capaian vaksinasi JE belum mencapai 50 persen. Ini tak lepas dari sejumlah kendala.

Kasi Pencegahan Pengendalian Penyakit Menular dan Imunisasi Dinkes Kota Jogja Endang Sri Rahayu menjelaskan pihaknya kerap menerima penolakan dari orang tua. Ada sebagian orang tua yang tak menghendaki anaknya untuk diberi vaksin JE.

Advertisement

“Kita pantau cukup banyak yang mengatakan tidak mau pada surat karena merasa tidak penting, dan ada yang memang betul-betul tidak mau divaksin, bahkan vaksin jenis lainnya pun tidak mau,” kata Endang, Jumat (27/9/2024).

Endang mengatakan sebagian orang tua sudah merasa cukup dengan vaksinasi dasar yang diberikan di puskesmas. Seperti vaksin hepatitis B, vaksin BCG, vaksin PCV, dan polio. Padahal, menurut Endang vaksinasi JE penting untuk diberikan pada anak usia 9 bulan hingga 15 tahun. Sebab, ini merupakan pencegah penyakit meningitis atau peradangan otak.

“Padahal ini kan namanya radang otak berat. Namanya sakit bisa sembuh, tapi bisa juga dengan meninggalkan gejala sisa atau cacat. Jadi, ini sangat penting untuk mencegah meningitis radang otak,” katanya.

BACA JUGA: Sempat Ada Suspek JE di Kota Jogja, Dinkes Gencarkan Vaksinasi

Endang menuturkan, vaksinasi JE ini hampir tak menimbulkan efek samping. Sebelum disuntikkan vaksin, anak akan menjalani skrining kesehatan dulu. Sebab, vaksin hanya boleh diberikan pada anak dengan keadaan sehat. Dia menambahkan, sejauh ini pemberian vaksinasi diberikan di puskesmas sesuai jadwal di puskesmas masing-masing.

“Harapannya nanti cakupannya paling tidak mencapai 95 persen,” imbuhnya.

Sebelumnya, Kepala Dinkes Kota Jogja Emma Rahmi Aryani mengatakan Kota Jogja menjadi wilayah endemi lantaran adanya temuan 13 kasus JE di DIY. Dia menyebut penyakit JE ditularkan melalui nyamuk Chulex. Nyamuk ini cenderung hidup di tempat yang jauh dari pemukiman. Misalnya, di kebun, sawah, hingga air yang kotor. Nyamuk Chulex terbilang berbeda dengan nyamuk Aedes Aegypti yang justru lebih senang hidup di air bersih.

"Justru tidak dekat rumah karena dia juga jangkauan terbangnya lebih jauh dibanding nyamuk demam berdarah," kata Emma.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Anies Baswedan Diprediksi Mampu Dongkrak Elektabilitas Pramono Anung-Rano Karno

News
| Kamis, 21 November 2024, 23:37 WIB

Advertisement

alt

Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism

Wisata
| Selasa, 19 November 2024, 08:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement