BPBD Kulonprogo Kaji Kemungkinan Perpanjangan Status Siaga Darurat Kekeringan
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA - BPBD Kulonprogo tengah mengkaji perpanjangan status siaga darurat kekeringan di wilayahnya yang akan berakhir pada 30 September mendatang. Sebab berdasarkan koordinasi dengan BMKG, diperkirakan musim penghujan masuk ke wilayah itu pada Oktober dasarian kedua.
Kepala Pelaksana BPBD Kulonprogo Taufik Prihadi mengatakan, beberapa titik di wilayahnya hujan dengan intensitas rendah memang sudah turun. Namun, hujan yang turun dengan sporadis itu disebutnya belum mampu mengatasi kebutuhan air bersih warga.
Advertisement
"Memang di beberapa titik sudah mulai turun tetapi sangat kecil sekali. Masih peralihan dari kemarau ke musim penghujan. Diperkirakan musim hujan masuk mulai pertengahan Oktober," katanya, Jumat (27/9/2024).
Adapun sejumlah kapanewon yang mulai diguyur hujan dengan intensitas ringan sampai sedang itu di Kulonprogo yakni di Kapanewon Girimulyo, Kapanewon Nanggulan dan Kapanewon Kalibawang. Warga pun diimbau untuk menampung air hujan untuk dimanfaatkan.
"Meski hujan tapi debit air belum signifikan muncul di sumur, karena belum deras, hanya masuk air permukaan," katanya.
Kondisi itu membuat pihaknya bakal menelaah kembali apakah status siaga darurat kekeringan perlu diperpanjang kembali pada bulan depan atau tidak. Mengingat kondisi kekeringan masih melanda sebagian besar kapanewon di wilayah itu.
"Kami sedang mengkaji lagi karena dari BMKG perkiraannya hujan pada dasarian kedua Oktober," jelasnya.
BACA JUGA: Dua Kecelakaan Terjadi dalam Semalam di Jalan Wates Kulonprogo, 2 Orang Tewas
Menurut Taufik sampai hari ini pun personelnya masih melakukan penyaluran air bersih di sejumlah titik. Setiap harinya BPBD Kulonprogo bisa menyalurkan satu sampai dua tangki air bersih ke enam sampai delapan titik. Selain itu, pihaknya juga masih berkoordinasi dengan jaringan relawan untuk siaga melaporkan daerah yang membutuhkan air bersih.
"Sekarang kan masih siaga darurat kekeringan, maka konsentrasi kami masih dropping air. Kalau sampai akhir bulan permintaan masih ada sekitar tiga atau empat hari sekali pasti dropping," katanya.
Taufik menambahkan, sedikitnya ada enam kapanewon yang terdampak kekeringan paling parah di wilayah itu yakni Girimulyo, Samigaluh, Kokap, Kalibawang, Nanggulan dan Pengasih yang masuk dalam klasifikasi zona merah rawan kekeringan.
"Maka kami pada saat ini akan memastikan bersama jaringan relawan jika ada wilayah yang butuh air bersih akan kami upayakan untuk bantuan, karena dana BTT masih ada," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Profil dan Harta Kekayaan Setyo Budiyanto, Jenderal Polisi yang Jadi Ketua KPK Periode 2024-2029
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Tok! Eks Dirut PT Tarumartani Divonis 8 Tahun Penjara atas Dugaan Korupsi Rp8,7 Miliar
- 500 Kiai dan Nyai Sebut Harda-Danang sebagai Pilihan Tepat untuk Sleman Baru
- Beranda Migran Nilai Pemindahan Penahanan Mary Jane ke Filipina Langkah Maju untuk Keadilan
- Kampanye Akbar di Pilkada Sleman, Paslon Boleh Berikan Hadiah Barang Maksimal Senilai Rp1 Juta
- Kunjungan Presiden Prabowo Subianto ke Inggris Diharap Jadi Pembuka Pengembalian Aset HB II
Advertisement
Advertisement