Napak Tilas Mengenang Pembuka Jalur Pendidikan Indonesia
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Memperingati Hari Guru Sedunia yang jatuh setiap 5 Oktober, waktu yang tepat juga untuk kembali mengenang Ki Hadjar Dewantara. Mengenang kembali sosok pembuka ‘jalur’ pendidikan di Indonesia.
Bukan tanpa alasan Ki Hadjar mendapat julukan Bapak Pendidikan Nasional. Tokoh yang lahir 2 Mei 1889 di Jogja ini rela menanggalkan gelar bangsawannya. Dari nama Raden Mas Soewardi Soeryaningrat, dia mengganti nama menjadi Ki Hajar Dewantara pada usia 40 tahun.
Advertisement
Ki Hadjar sempat menjadi wartawan surat kabar. Dia juga aktif di organisasi Boedi Oetama. Saat aktif di organisasi Boemipoetra, Ki Hadjar menulis berbagai artikel, salah satunya berjudul Als Ik Eens Nederlander Was (Seandainya Aku Orang Belanda). Tulisan itu membawa Ki Hajar Dewantara dihukum tanpa proses peradilan. Dia juga dibuang di Pulau Bangka.
BACA JUGA : Keluarga Besar Tamansiswa Gelar Sarasehan di UST Yogyakarta
Memasuki tahun 1922, Ki Hajar mendirikan perguruan tinggi yang bercorak nasional, dengan nama National Onderwijs Instituut Tamansiswa (Perguruan Nasional Tamansiswa). Perguruan tinggi ini fokus pada pendidikan dengan rasa kebangsaan. Tujuannya untuk menumbuhkan kecintaan pada bangsa dan negara.
Kita bisa mengenang Ki Hadjar dengan banyak cara, salah satunya dengan mengunjungi tempat-tempat yang berkaitan dengannya. Berikut tiga di antaranya.
Museum Dewantara Kirti Griya
Awalnya tempat ini merupakan rumah tinggal Ki Hadjar. Namun dia menginginkan rumahnya untuk menjadi museum. Di kemudian hari, tempat yang memiliki koleksi sekitar 3.000 barang yang berkaitan dengan Ki Hadjar memiliki nama Museum Dewantara Kirti Griya.
Sebelumnya, bangunan dan tanah museum ini merupakan milik perempuan Belanda, penguasa tanah perkebunan. Ki Hadjar Dewantara, Ki Sudarminto, dan Ki Supratolo membelinya seharga 3.000 Gulden pada 14 Agustus 1934. Bangunan tersebut kemudian berfungsi sebagai kompleks perguruan Taman Siswa serta tempat tinggal Ki Hadjar.
Sejak 18 Agustus 1951, tanah dan bangunan tersebut Ki Hadjar hibahkan ke Yayasan Persatuan Tamansiswa. Museum Dewantara Kirti Griya beralamat di Jalan Taman Siswa Nomor 31, Jogja. Jam operasionalnya mulai dari 08.00 hingga 13.30 WIB. Dari pusat Kota Jogja ke tempat ini, jaraknya sekitar 2,6 kilometer atau 10 menit berkendara dengan mobil.
Padepokan Ki Hajar Dewantara
Setelah menghibahkan rumahnya untuk membuat Museum Dewantara Kirti Griya, Ki Hadjar pindah rumah di sekitar Jalan Kusumanegara. Perpindahan Ki Hadjar ke tempat yang kemudian bernama Padepokan Ki Hadjar Dewantara berlangsung pada 3 November 1957.
BACA JUGA : Kiprah Perkumpulan Keluarga Besar Tamansiswa akan Dibukukan
Setelah wafatnya Ki Hadjar, rumah ini menjadi bagian dari Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa (UST). Rumah bekas Ki Hadjar menjadi ruangan untuk Rektor UST. Padepokan Ki Hadjar Dewantara berlokasi di Jalan Kusumanegara Nomor 31, Umbulharjo, Kota Jogja. Dari pusat Kota Jogja ke tempat ini, jaraknya sekitar 3,4 kilometer atau 13 menit berkendara dengan mobil.
Taman Wijaya Brata
Ki Hadjar Dewantara wafat pada hari Minggu, 26 April 1959. Dia disemayamkan di makam keluarga bernama Taman Wijaya Brata. Makam tersebut sudah ada sejak 1953. Sebelumnya, Majelis Luhur Tamansiswa mendapatkan tanah milik bapak H. Hasyim di Celeban, Jogja.
Tanah tersebut terbagi menjadi dua bagian, masing-masing seluas 1.073 m2 dan 1.338 m2. Selain itu, Majelis Luhur juga mendapatkan tanah yang bersebelahan. Tanah tersebut milik Kartosentono seluas 1.280 m2. Makam tersebut diberi nama Taman Wijaya Brata. Taman berarti kebun, Wijaya berarti kemenangan, serta Brata berarti sumpah atau janji.
Ki Soedarminta, sebagai pencetus gagasan pengadaan makam, wafat pada 1956. Dia menempati makam tersebut, dan menjadi orang pertama yang disemayamkan di situ. Sedangkan Ki Hadjar meninggal tiga tahun kemudian.
Taman Wijaya Brata berada di RT. 25/RW. 06 Tahunan, Umbulharjo, Kota Jogja. Dari pusat Kota Jogja ke tempat ini, jaraknya sekitar 3,3 kilometer atau 12 menit berkendara dengan mobil.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Libur Natal dan Tahun Baru, Hampir 500 Ribu Kendaraan Telah Keluar dari Jabodetabek
Advertisement
Mulai 1 Januari 2025 Semua Jalur Pendakian Gunung Rinjani Ditutup
Advertisement
Berita Populer
- Wujudkan DIY sebagai Destinasi Wisata Ramah Muslim
- Amankan Natal dan Tahun Baru, Polresta dan Satpol PP Jogja Kerahkan Ratusan Personel
- DIY Bakal Kedatangan 9,4 Juta Orang, Ribuan Personel Diterjunkan Amankan Libur Akhir Tahun
- Diduga Bekerja ke Kamboja Secara Non Prosedural, Imigrasi Yogyakarta Cegah Keberangkatan 3 WNI
- Sepekan Belum Ditemukan, Pencarian Korban Sungai Mbelik Bantul Dihentikan
Advertisement
Advertisement