Advertisement
Digelontor Dana Rp1,5 Miliar, Kalurahan Madurejo Kembangkan Kebun Buah di Pinggir Kali Opak
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Pemerintah Kalurahan Madurejo, Prambanan mendapatkan gelontoran Bantuan Keuangan Khusus (BKK) sebesar Rp1,5 miliar dari Pemda DIY. Rencananya dana ini dimanfaatkan untuk pengembangan kebun buah di pinggiran Kali Opak di Padukuhan Grembyangan.
Cari Madurejo, Hartoto Wahyudi mengatakan BKK dari Pemda DIY yang bersumber dari Dana Keistimewaan sudah turun sejak satu minggu lalu. Total anggaran yang diberikan sebesar Rp1,5 miliar.
Advertisement
Dia menjelaskan, gelontoran anggaran ini juga sebaagai upaya mewujudkan program dari Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X yang menginginkan Tanah Kas Desa dapat dimanfaatkan untuk peningkatan kesejahteraan masyarkat. Sejumlah program pun telah disiapkan untuk mewujudkan mimpi ini.
Sebagai contoh, sambung Wahyudi, sudah menyiapakan lahan sekitar satu hektare yang berupa Tanah Kas Desa di pinggir Kali Opak di Bendungan Grembyangan, Padukuhan Grembyangan. Total anggaran yang dipersiapkan mencapai Rp350 juta. “Buah yang dibudidayakan ada alpokat, jambu kristal hingga pohon kelapa. Nantinya, juga ada bangungan café yang dibangun di dekat bendungan,” katanya, Minggu (6/10/2024).
Selain kebun buah di dekat aliran Kali Opak, anggaran juga dipergunakan membuat green house untuk budidaya melon senilai Rp300 juta. Rencananya, juga ada pengembangan desa wisata Pengklik senilai Rp350 juta. “Pengembangan ini banyak memanfaatkan tanah kas desa dan Sultan Grond,” katanya.
Menurut dia, masih ada sisa anggaran sekitar Rp500 juta. Dana ini rencananya dipergunakan untuk peningkatan ketahanan pangan yang melibatkan kelompok tani di Kalurahan Madurejo. “Mudah-mudahan bisa berjalan dengan baik dan warga sekitar dapat merasakan manfaatnya,” kata Wahyudi.
BACA JUGA: Antisipasi Gempa Megathurst, BPBD Sleman Minta Warga di Kawasan Sesar Opak Mengecek Kondisi Bangunan
Khusus untuk kebun buah di pinggir Kali Opak, sambung dia, juga sebagai upaya menghidupkan operator wisata di kawasan Bendungan Grembyangan yang mati suri. “Ada pengelola wisatanya, tapi belum jalan. Mudah-mudahan dengan program ini, geliat wisata di kawasan tersebut bisa dihidupkan,” katanya.
Sebelumnya, Salah seorang warga di Padukuhan Grembyangan, Madurejo, Purwanto mengatakan, kondisi bendungan sudah tidak normal karena butuh pengerukan. Hal ini terlihat dari proses sedimentasi yang semakin parah sehingga mengalami pendangkalan. “Ya kalau semakin dangkal, maka tampungan airnya juga berkurang. Kalau normal, sebenaranya juga bisa untuk pengembagan wisata,” katanya.
Padahal menurut dia, keberadaan bendungan juga sangat dibutuhkan untuk saluran irigasi pertanian di wilayah Madurejo. “Memang irigasinya masih jalan, tapi alangkah baiknya sedimentasi di bendungan bisa dikeruk agar normal,” kata Purwanto.
Dia mengakui permasalahan di bendungan tidak hanya sedimentasi. Pasalnya, di area penampungan air ini juga dipenuhi tanaman enceng gondong yang memenuhi aliran Sungai Opak ini. “Enceng gondok sudah sangat parah karena sudah menutupi aliran sungai dari atas. Harapannya itu bisa dibersihkan agar pemandangan semakin indah,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Jadwal Groundbreaking Ke-9 IKN Mundur dari Jadwal, Menteri Basuki Beberkan Alasannya
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Penghayat Kepercayaan di Jogja Gelar Sosialisasi, Tanggapi Stigma Negatif yang Berkembang di Masyarakat
- Ada Flayer Bergambar Calon Bupati, Bawaslu Sleman Klarifikasi ke Dinkop UKM
- Kustomfest 2024 Jadi Magnet Kunjungan Wisata ke DIY
- Pameran Parama Iswari Mahasakti Keraton Yogyakarta, Angkat Sisi Lain Perempuan
- Desak KPU Benahi Sirekap, Bawaslu: Cegah Kegaduhan Hasil Pilkada 2024
Advertisement
Advertisement