Pemkab Gunungkidul Bakal Bangun Selter Pengungsi Lagi di Serut Gedangsari, Begini Persiapannya
Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gunungkidul melalui Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan Rakyat, dan Kawasan Permukiman (DPUPRKP) berencana membangun selter pengungsi lagi sebagai upaya mitigasi dampak bencana alam. Selter tersebut akan dibangun di Kalurahan Serut, Gedangsari pada 2025.
Kepala Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman DPUPRKP Gunungkidul, Nurgiyanto mengatakan pembangunan selter tersebut akan didahului dengan pengadaan tanah. Kata dia, bangunan milik pemerintah perlu diberdiri di tanah Pemkab sebagai kesatuan aset.
Advertisement
“Anggaran sedang kami susun. Tahun depan pengadaan tanah sekalian pembangunan, itu kalau Tim Anggaran Pemerintah Daerah menyetujui,” kata Nurgiyanto dihubungi, Sabtu, (9/11).
Nurgiyanto mengaku Pemkab hanya memerlukan tanah seluas 604 meter persegi. Dari luasan tersebut, bangunan selter hanya membutuhkan 220 meter persegi. Luas sisa akan dipakai untuk halaman dan penghijauan.
Pemkab, kata dia juga tidak dapat mengadakan tanah terlalu luas, karena akan menyedot banyak anggaran. Meski begitu, Nurgiyanto mengaku ada kemungkinan kendala pengadaan tanah.
Dia memberi contoh tanah yang digunakan untuk pembangunan shelter di Kalurahan Katongan, Nglipar dengan luas 1.100 meter persegi. Padahal, Pemkab kala itu hanya perlu 604 meter persegi.
Terang dia, warga di Katongan hanya mau melepas tanah apabila seluruh bidang dibeli. Warga di sana tidak ingin menyisakan beberapa bidang saja. Sebab itu, Pemkab harus membeli seluruhnya.
“Meski begitu, selter di Katongan itu halamannya bisa dipakai untuk tenda juga, biasanya Palang Merah Indonesia,” katanya.
Adapun lokasi pembangunan shelter Pemkab pilih jauh dari lokasi bencana, namun masih terjangkau air, listrik, dan masuk zona aman.
Tahun depan, dia juga mengatakan DPUPRKP akan membuat sumur bor dengan kedalaman 50 meter di shelter Tegalrejo, Gedangsari. Sumur tersebut menjadi upaya penyediaan sumber air setelah aliran air PDAM Tirta Handayani dan SPAMDes tidak begitu lancar.
Lurah Serut, Sugiyanta mengatakan pembangunan shelter menjadi sangat penting lantaran Kalurahan Serut memiliki kerawanan tanah longsor.
“Akhir 2022 itu ada gerakan tanah yang dampaknya ke satu RT. Jadi waktu itu, pondasi rumah bergerak, bagian bawah pencah,” kata Sugiyanta.
Melalui keberadaan shelter, apabila terdapat bencana alam seperti longsor, warga dapat dievakuasi ke shelter yang notabene menjadi ruang aman.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Bandara Komodo Ditutup Lagi Hari Ini Akibat Abu Vulkanik dari Gunung Lewotobi.
Advertisement
Minat Berwisata Milenial dan Gen Z Agak Lain, Cenderung Suka Wilayah Terpencil
Advertisement
Berita Populer
- Ini Strategi Calon Wawali Jogja Sri Widya Supena Gaet Suara Anak Muda
- UMKM DIY Desak Pemerintah Segera Realisasikan PP No. 47/2024 untuk Lindungi Usaha Mikro
- Diduga Tidak Netral, 2 Anggota KPPS di Pilkada Sleman Diganti
- TPST Modalan Pakai Teknologi Dodika Insinerator
- Bertemu Gus Hilmi Muhammad, Paslon 2 Hasto Wardoyo & Wawan Tegaskan Komitmen Kerja Bahagiakan Hatinya Warga Jogja
Advertisement
Advertisement