Lewat Lomba, Bea Cukai Gencarkan Sosialisasi Kewaspadaan
Advertisement
JOGJA—Bea Cukai Yogyakarta menggelar Tiktok Challenge sebagai salah satu upaya menyosialisasikan maraknya penipuan mengatasnamakan Bea Cukai di media sosial. Dengan mengangkat tema Waspada Penipuan Mengatasnamakan Bea Cukai, dari lomba itu akan diambil tiga pemenang.
Kepala Seksi Penyuluhan dan Layanan Informasi Bea Cukai Yogyakarta, Riri Riani, mengatakan ada tiga modus penipuan mengatasnamakan Bea Cukai.
Advertisement
Pertama melalui online shop. Biasanya korban belanja di Tiktok, Instagram atau Facebook. Selanjutnya ada penipu yang mengatasnamakan Bea Cukai meminta korban membayar pajak atau bea masuk barang belanjaan.
Modus kedua melalui kenalan di media sosial. Biasanya butuh proses satu bulan hingga terbentuk kedekatan emosional baik sebagai teman, saudara atau pacar. Pelaku akan mengirim barang kepada korban dan di sinilah penipu yang mengaku dari Bea Cukai beraksi. “Awalnya kenalan dulu lalu iming-iming kirim barang dari luar negeri. Biasanya mereka komplotan,” ucapnya saat ditemui di Kantor Bea Cukai Yogyakarta, Selasa (19/11/2024).
Lalu modus yang terakhir adalah melalui lelang barang sitaan Bea Cukai. Penipu yang mengaku dari Bea Cukai meminta transfer uang jaminan lelang/pajak sedangkan lelang yang legal hanya dilakukan melalui web resmi lelang.go.id.
Biasanya penipuan menggunakan nomor pribadi dan tidak bisa menunjukkan billing tagihan pajak, PPN, PPh. Dia menuturkan Bea Cukai tidak pernah menghubungi secara personal tetapi bersurat secara resmi sehingga bisa dipastikan jika dihubungi nomor pribadi dan diminta transfer ke rekening pribadi adalah penipuan. “Tren semacam ini mulai marak sejak pandemi, saat belanja online dan media sosial semakin masif,” ungkapnya.
Berhati-hati
Riri mengatakan atas dasar inilah Bea Cukai Yogyakarta menggelar Tiktok Challenge agar pesan tentang maraknya penipuan bisa tersebar luas. Agar masyarakat lebih berhati-hati, tidak langsung percaya dan mengiyakan jika dimintai transfer.
Menurut dia, Bea Cukai Yogyakarta kerap menerima laporan penipuan, setidaknya dua kali dalam sehari. Ada pelapor yang belum sampai transfer, ragu dan bertanya ke Bea Cukai. Namun ada juga yang sudah transfer sampai puluhan juta rupiah.
Dia menjelaskan terkadang Bea Cukai juga kesulitan meyakinkan kepada korban jika dia ditipu. Mereka tidak percaya karena merasa sudah dekat dan mengenalnya cukup lama. Terkadang korban mentransfer secara bertahap, dan jika sudah berulang baru menanyakan ke Bea Cukai.
Selain itu ada juga yang beranggapan penipunya berasal dari Bea Cukai, ada oknum yang nakal di dalamnya. Padahal, barang yang disebut sudah dikirim tidak pernah ada. “Kalau sudah transfer sudah masuk ke ranah kepolisian, kami lebih ke pencegahan,” katanya.
Riri berharap melalui Tiktok Challenge masyarakat bisa semakin waspada dan korban penipuan bisa berkurang. Tidak hanya lewat Tiktok Challenge, Bea Cukai juga rutin melakukan sosialisasi ke sekolah, kampus, radio, hingga media cetak. “Supaya lebih aware bahwa banyak sekali penipuan mengatasnamakan Bea Cukai.”
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
BUMN Dukung Upaya BP Haji Tingkatkan Kualitas Pelayanan Haji
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Tunggakan PBB-P2 di Sleman Tembus Rp146 Miliar
- PP Muhammadiyah Agendakan Tanwir di Kupang Awal Desember
- Jadwal KRL Jogja Solo Terbaru, Selasa 19 November 2024, Berangkat dari Stasiun Tugu Jogja hingga Purwosari
- Jadwal SIM Keliling Ditlantas Polda DIY Hari Selasa 19 November 2024: Di Kantor Kelurahan Condongcatur
- Jadwal KRL Solo Jogja Hari Ini, Selasa 19 November 2024, Berangkat dari Stasiun Palur, Jebres dan Solo Balapan
Advertisement
Advertisement