Dosen Bioteknologi UNISA Ungkap Potensi Pangan Lokal Wujudkan Ketahanan Pangan
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Pengembangan pangan lokal dianggap dapat membantu mewujudkan ketahanan pangan. Diperlukan kolaborasi berbagai sektor agar pengembangan dan pemasaran pangan lokal bisa efektif.
Dosen Bioteknologi UNISA, Dinar Mindrati berpendapat jika diperlukan strategi yang komprehensif pengembangan pangan lokal.
Advertisement
Strategi yang pertama ialah pemanfaatan teknologi pengolahan pangan. Teknologi ini berprinsip pada perubahan bentuk asli pangan lokal dan memperkaya nilai gizi untuk meningkatkan citra pangan lokal.
"Diarahkan pada segmen masyarakat tertentu yang menyesuaikan dengan pola hidup yang praktis penyajian dan pengolahannya kerja sama dengan perguruan tinggi dan lembaga penelitian. Misalnya beras analog dari jagung, sagu, singkong, porang dan lain-lain," kata Dinar, Selasa (19/11/2024).
Strategi lainnya untuk mengembangkan pangan lokal juga dapat ditempuh dengan pendekatan mempertahankan kearifan lokal terhadap budaya pola pangan setempat. Langkah ini bisa dilakukan melalui sosialisasi dan promosi.
BACA JUGA: Rencana Malioboro Jadi Pedestrian Penuh Tertunda sampai 2027, Ini Alasannya
"Agar percaya diri bahwa pola konsumsi pangan lokal adalah hal sangat bijaksana untuk dipertahankan baik dari sisi kesehatan maupun pelestarian budaya. Misalnya pembuatan embal dari Maluku, Rasi di Cirendeu, thiwul di Jawa, Sinonggi dan Kabuto di Sultra," katanya.
Memperluas promosi dan meningkatkan preferensi konsumen terhadap pangan lokal lanjut Dinar juga dapat diterapkan untuk mengembangkan pangan lokal. Peningkatan preferensi pangan lokal bisa dilakukan dengan modifikasi atau inovasi produk pangan yang dapat menghilangkan rasa bosan bagi konsumen.
"Selain itu, pemanfaatan teknologi informasi seperti lokapasar (marketplace) dan media sosial dapat dijadikan salah satu bentuk strategi pemasaran untuk memperluas promosi produk," kata Dinar.
Selain itu Dinar juga berpendapat pemerintah memiliki peran krusial dalam mendorong promosi bahan pangan lokal. Minimnya dukungan dari pemerintah dapat menyebabkan rendahnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya konsumsi pangan lokal.
DIY sendiri diungkapkan Dinas memiliki potensi besar dalam pengembangan pangan lokal, seperti ubi jalar, ubi kayu, talas, ganyong, umbi garut dan jagung. Berbagai bahan pangan kaya karbohidrat ini lanjut Dinar dapat diolah menjadi makanan pokok, seperti klepon ubi, getuk talas, getuk ganyong, serta mie lethek.
Belum lagi buah-buahan lokal seperti salak pondoh, bisa diolah menjadi produk seperti dodol salak, manisan salak, keripik salak dan berbagai jenis makanan lainnya. Buah lokal lain, seperti pisang kepok kuning dan pisang kluthuk, meskipun nilai jualnya rendah menurut Dinar tetap dapat dimaksimalkan menjadi produk olahan menarik bernilai tambah.
"Kolaborasi antara petani, pemerintah, dan sektor swasta menjadi kunci utama dalam mengembangkan dan memasarkan pangan lokal secara efektif. Dengan pendekatan yang terintegrasi, diharapkan pangan lokal dapat menjadi tulang punggung ketahanan pangan nasional yang berkelanjutan," tegasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
BUMN Dukung Upaya BP Haji Tingkatkan Kualitas Pelayanan Haji
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Ini Komitmen Harda Kiswaya Perhatikan Pemuda dan Perempuan di Sleman
- Tunggakan PBB-P2 di Sleman Tembus Rp146 Miliar
- PP Muhammadiyah Agendakan Tanwir di Kupang Awal Desember
- Jadwal KRL Jogja Solo Terbaru, Selasa 19 November 2024, Berangkat dari Stasiun Tugu Jogja hingga Purwosari
- Jadwal SIM Keliling Ditlantas Polda DIY Hari Selasa 19 November 2024: Di Kantor Kelurahan Condongcatur
Advertisement
Advertisement