Partisipasi Pemilih pada Gelaran Pilkada 2024 di Kota Jogja Turun
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA - Proses pemungutan suara Pilkada Kota Jogja telah selesai dilaksanakan pada Rabu (27/11/2024). Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Jogja selanjutnya berproses untuk melakukan perhitungan dan rekapitulasi suara.
Ketua KPU Kota Jogja Noor Harsya Aryo Samudro menuturkan terjadi penurunan partisipasi pemilih pada Pilkada 2024. Harsya mengatakan sementara ini partisipasi pemilih di Kota Jogja mencapai 67,9 persen. Ini dihitung dari 11.000 suara tidak sah, lebih dari 200.000 surat suara sah, dibagi dengan jumlah total daftar pemilih tetap yang mencapai 320.594 orang. Dengan demikian, partisipasi pemilih pada gelaran Pilkada 20224 turun sebanyak 3 persen jika dibandingkan dengan pelaksanaan Pilkada sebelumnya.
Advertisement
Tak hanya di Kota Jogja, Harsya mengatakan tren penurunan partisipasi pemilih ini terjadi merata di seluruh wilayah DIY. Meski demikian, Harsya menyebut belum mengetahui secara pasti apa saja faktor yang menyebablan turunnya partisipasi pemilih di Kota Jogja.
"Kami harus meneliti, bukan sekarang kami saatnya mengevaluasi karena kami belum menghitung rekapitulasi di kecamatan, di tingkat kota," ujar Harsya saat dikonfirmasi, Kamis (28/11/2024).
BACA JUGA: Bawaslu DIY Ungkap Penurunan Partisipasi Pemilih di Pilkada 2024, Ini Penyebabnya
Harsya mengatakan pihaknya masih berproses melaksanakan rekapitulasi suara di tingkat kemantren yang dimulai hari ini. Selanjutnya, rekapitulasi di tingkat Kota Jogja akan dilaksanakan pada awal Desember 2024 yang akan dilanjutkan dengan penetapan. Targetnya, rekapitulasi di tingkat Kota Jogja akan selesai sebelum 6 Desember 2024.
"Tanggal 6 Desember kan batas akhir. Setelah itu menunggu ada sengketa hukum dari paslon boten. 3 hari setelah ditetapkan kita menunggu sengketa dari paslon," imbuhnya.
Senada dengan Harsya, Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, Partisipasi Masyarakat dan SDM KPU DIY Sri Surani mengatakan terjadi penurunan partisipasi pemilih di DIY dibanding pemilu sebelumnya. Rani, sapaannya, mengatakan pada 2017, Pilkada digelar di Kota Jogja dan Kulonprogo. Partisipasi pemilih di kedua wilayah itu mencapai 77 persen dan 80 persen. Sementara pada 2020, Pilkada digelar di Sleman, Bantul. Saat itu, tingkat partisipasi pemilih di tiga wilayah itu rata-rata mencapai 80 persen.
Rani mengungkapkan alasan turunnya tingkat partisipasi pemilih di DIY pada gelaran Pilkada 2024. Menurutnya, Pilkada yang terakhir kali digelar pada 2020 berbarengan dengan merebaknya pandemi Covid-19. Ini menjadikan masyarakat banyak berdiam diri di tempat tinggal atau domisilinya masing-masing. Bahkan, pada 2020 terjadi peningkatan partisipasi pemilih hingga 10 persen.
"Pilkada ini dilakukan oleh orang dengan KTP setempat. Fakta di lapangan, orang yang ber-KTP di Kota Jogja misalnya, tidak semua pada hari H ada di kota, banyak yang pada hari H tidak datang," ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Siswa di Semarang Ditembak Polisi hingga Meninggal, Polri Pastikan Pengusutan Transparan
Advertisement
Belajar Harmonisasi Tari Saman di Indonesia IHC Festival
Advertisement
Berita Populer
- Pilkada Bantul 2024: Joko-Rony Unggul di Bogoran
- Perolehan Suara Pilkada Jogja, Heroe Poerwadi Kalah di Kandang Sendiri
- Quick Count Internal: Endah Subekti - Joko Parwoto Unggul Sementara di Pilkada Gunungkidul
- Pilkada Bantul, Untoro-Wahyudi Temui Halim dan Ucapkan Selamat
- Penghitungan Suara Salah Satu TPS di Karangmojo Molor, Ini Dia Penyebabnya
Advertisement
Advertisement