Advertisement

Tak Masalah Peternak Jual Sapi Positif PMK dengan Harga Murah, Pemkab Bantul: Bukan Zoonosis

Jumali
Jum'at, 03 Januari 2025 - 18:17 WIB
Arief Junianto
Tak Masalah Peternak Jual Sapi Positif PMK dengan Harga Murah, Pemkab Bantul: Bukan Zoonosis Ilustrasi pemberian vaksin PMK di kandang Kelompok Ternak Pandanmulyo, Dusun Ngentak, Poncosari, Srandakan. - Istimewa

Advertisement

Harianjogja.com, BANTUL—Sejumlah peternak sapi di Kapanewon Kretek mengaku memilih menjual sapi yang positif terinfeksi penyakit mulut dan kuku (PMK) ke pedagang sapi. Langkah itu dilakukan untuk menekan kerugian yang mereka alami akibat penyebaran PMK.

"Saya pilih jual ke belantik. Untuk sapi yang kena PMK saya jual Rp10 jutaan. Ini saya lakukan karena tidak ada pilihan lain," kata salah satu peternak di Kapanewon Kretek, Heri, Jumat (3/1/2024).

Advertisement

Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan DKPP Bantul Novriyeni mengakui jika saat ini ada sejumlah peternak yang menjual sapi yang positif terinfeksi PMK ke pedagang. DKPP menilai hal itu wajar dan diperbolehkan. Pasalnya, PMK bukanlah penyakit zoonosis. Artinya, penularan PMK hanya terjadi dari hewan ke hewan. "Bukan menular ke manusia. Jadi dagingnya masih aman dikonsumsi. Asalkan dimasak dengan baik dan aman," terangnya.

BACA JUGA: 11 Sapi Mati, Pemkab Bantul Upayakan Tekan Persebaran PMK

Hanya saja Novriyeni menambahkan, pihaknya tidak memilik informasi berapa banyak sapi positif PMK yang dijual ke pedagang dan besaran nilai penjualan per ekor sapi positif PMK. Pasalnya DKPP hanya mendata sapi yang terinfeksi PMK, sapi yang mendapatkan pengobatan dan mati karena infeksi PMK. "Untuk sapi yang mati, sampai kemarin ada 11 ekor. Hari ini bertambah dua ekor di Imogiri. Hanya saya masih akan cek lagi ke petugas. Untuk 11 ekor yang mati kemarin itu, 6 ekor dari Kapanewon Kretek, Imogiri ada 4 ekor dan Pundong 1 ekor. Untuk yang sakit sampai pagi ini ada 130 ekor sapi," ujar dia.

Menurut Novriyeni, dibandingkan tahun sebelumnya, jumlah sapi yang mati karena PMK tahun ini cukup besar. Sebab pada 2023, tidak ada sapi yang mati karena PMK. "Tetapi pada 2022 pas puncak wabah itu ada 400 ekor yang mati," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Bandara Damaskus Kembali Buka Penerbangan Internasional Mulai 7 Januari 2025

News
| Minggu, 05 Januari 2025, 15:57 WIB

Advertisement

alt

Asyiknya Camping di Pantai, Ini 2 Pantai yang Jadi Lokasi Favorit Camping Saat Malam Tahun Baru di Gunungkidul

Wisata
| Kamis, 02 Januari 2025, 15:17 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement