Advertisement
Wamendagri Sebut Teras Malioboro seperti Victoria Market Melbourne
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri), Bima Arya Sugiarto, berkunjung ke Teras Malioboro, Minggu (19/1). Ia menyebut penataan yang dilakukan Pemda DIY membuat Teras Malioboro serupa dengan Victoria Market Melbourne di Australia.
Dalam kesempatan ini, Wamendagri meninjau langsung penataan yang dilakukan Pemda DIY di Malioboro, khususnya pedagang kaki lima (PKL) yang direlokasi ke Teras Malioboro. Ia melihat bagaimana saat ini Teras Malioboro sudah berada di tiga lokasi dan menjadi sentra tenant fashion, kerajinan dan kuliner.
Advertisement
Bima Arya mengapresiasi apa yang selama ini sudah dilakukan Pemda DIY di Malioboro. Menurutnya, terdapat tiga level dalam penataan kawasan yang prosesnya tidak berhenti di relokasi saja. “Tiga level itu yakni relokasi, aktivasi dan diversifikasi,” ujarnya, kemarin.
Bima melihat Pemda DIY sudah melakukan dengan baik penataan di Malioboro melalui Teras Malioboro. Bahkan ia membandingkan penataan Teras Malioboro serupa dengan Victoria Market Melbourne.
Paniradya Pati Paniradya Kaistimewan DIY, Aris Eko Nugroho, menuturkan penataan Malioboro ini dilakukan sejalan dengan ditetapkannya Sumbu Filosofi sebagai Warisan Budaya Dunia pada 18 September 2023 lalu. “Sumbu Filosofi menggambarkan mengenai perjalanan kehidupan manusia sejak lahir hingga menemui ajal atau sangkan paraning dumadi,” katanya.
BACA JUGA: Pedagang Teras Malioboro 2 Mulai Beradaptasi di Lokasi Baru
Kawasan Sumbu Filosofi merupakan aset yang harus dijaga untuk eksistensi keistimewaan Jogja dan masa depan DIY. Maka Malioboro yang merupakan bagian dari Sumbu Filosofi pun turut ditata.
Kepala Dinas Koperasi dan UKM DIY Srie Nurkyatsiwi mengungkapkan relokasi PKL dilakukan dalam dua tahap, yakni pada awal 2022 dan awal 2025. “Saat ini, ribuan PKL itu sudah menempati tiga lokasi Teras Malioboro,” paparnya, beberapa waktu lalu.
Lokasi eks Bioskop Indra dengan konsep bangunan industrial menampung sebanyak 888 pedagang, Beskalan dengan konsep bangunan Indische yang menampung 432 pedagang dan Ketandan dengan konsep bangunan pecinan menampung 602 pedagang.
PKL di Teras Malioboro 2, Aris Sulistiyo, mengaku sangat bersyukur dengan relokasi di tempat baru ini. “Dulu legalitasnya saat di depan Malioboro cuma dompleng toko sedangkan sekarang ada penataan, sama Pemkot Jogja diangkat derajatnya. Dulu PKL sekarang UMKM. Merasa bersyukur,” tuturnya.
Dia juga berterima kasih kepada Gubernur DIY Sri Sultan HB X dan Pemda DIY yang telah memfasilitasi para PKL. “Kami diberi gedung semegah ini. Semoga ke depannya di Teras Malioboro yang baru ini lebih maju, dagangan laris dan sejahtera,” paparnya. (***)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Sosialisasi Bhinneka Tunggal Ika, Pupuk Toleransi, Jadikan Keberagaman sebagai Kekuatan
- Libur Sekolah, Kunjungan Wisata di Gunungkidul Mulai Meningkat
- Diiming-imingi Pinjaman Uang, Motor Perempuan Asal Jogja Ini Dibawa Kabur Pria yang Baru Dikenal Lewat Aplikasi Kencan
- Wisatawan Asal Semarang yang Hilang di Pantai Watukodok Gunungkidul Ditemukan Meninggal Dunia
- PSIM Jogja Ikat Kontrak Kiper Muda Potensial Khairul Fikri Selama Empat Musim
Advertisement
Advertisement