Advertisement
Melihat Proses Perbaikan Kereta Kencana di Bantul, Paidi Jalani Puasa Sebelum Memperbaiki
![Melihat Proses Perbaikan Kereta Kencana di Bantul, Paidi Jalani Puasa Sebelum Memperbaiki](https://img.harianjogja.com/posts/2025/02/14/1204141/image1.jpeg)
Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL—Paidi, 67, warga Patalan, Jetis, Bantul tidak pernah menyangka, apabila keputusannya datang ke Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, berpuluh tahun lalu akan mengubah jalan nasibnya.
Paidi yang saat itu masih sekolah dasar, datang ke Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat bersama dengan bapaknya dan beberapa warga Patalan, Jetis untuk memperbaiki kereta kencana. Padahal, saat itu, Paidi tidak memiliki kemahiran khusus selayaknya ahli reparasi kereta.
Advertisement
Namun, berbekal ketekunan, dan mau belajar, Paidi bersama dengan beberapa warga Patalan dan bapaknya, akhirnya bisa memperbaiki kereta kencana yang biasa digunakan kerabat Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat.
"Jadi awalnya hanya ikut saja. Kebetulan bengkel ini dulu milik kakek saya, terus dilanjutkan bapak saya. Saya belajar dari bapak dan pekerja yang lainnya sebelum akhirnya bisa memperbaiki kereta" kata Paidi ditemui di bengkelnya, Selasa (11/2/2025).
Untuk memperbaiki kereta kencana, Paidi bercerita dibutuhkan sejumlah keahlian. Selain itu, juga dibutuhkan ritual khusus. Di antaranya, para pekerja yang memperbaiki kereta kencana harus berpuasa beberapa hari sebelum melakukan perbaikan.
"Dulu saya harus berpuasa selama sepekan. Setelah berpuasa, baru boleh melakukan perbaikan. Waktu itu, perbaikan yang dilakukan pada roda-roda," papar Paidi.
Karena hasil servis kereta kencana yang dilakukan oleh Paidi cukup maksimal dan dinilai memuaskan oleh pihak kerabat Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, akhirnya Paidi selalu mendapatkan order untuk memperbaiki kereta kencana lainnya.
BACA JUGA: Pemkab Bantul Bersiap Terapkan Work From Anywhere bagi ASN
Bahkan, Paidi juga diangkat menjadi Abdi Dalem Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat dengan gelar Wedono dan mendapatkan nama khusus dari keraton yakni Roto Pamiro.
Setiap kali menjalankan perbaikan yang dilakukan di komplek Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Paidi bersama dengan pekerja lainnya tetap melakukan ritual puasa selama sepekan.
"Sudah jadi kebiasaan. Kalau dipanggil untuk memperbaiki kereta di Keraton, sebelum perbaikan kami biasanya puasa. Untuk jaga-jaga dari hal yang tidak dinginkan istilahnya," ucapnya.
Kereta kencana di Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat sendiri mulai dipakai pada era kolonial Belanda. Ada kereta kencana, Kanjeng Nyai Jimat yang ditarik oleh 8 ekor kuda. Kereta ini saat ini dipensiunkan, kereta kencana ini dipakai oleh Sri Sultan Hamengkubuwono I sampai Hamengkubuwono V.
Lalu ada kereta kencana Garuda Yeksa. Kereta kencana ini digunakan hanya saat penobatan di lingkungan Keraton Yogyakarta saja, yaitu penobatan Sri Sultan Hamengkubuwono VI sampai Hamengkubuwono X. Garuda Yeksa didesain oleh Sri Sultan Hamengkubuwono I.
Selama puluhan tahun menjadi langganan kerabat Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat untuk memperbaiki kereta kencana, Paidi mengaku sampai lupa berapa jumlah kereta dan nama kereta kencana yang diperbaiki.
Sebab, selain memperbaiki kereta milik Keraton Ngayogyakarta dirinya juga membuka jasa perbaikan kereta di rumahnya.
Biasanya, sejumlah pelanggan dari berbagai kota, seperti Malang, Sumenep dan beberapa kota di Pulau Jawa datang ke rumahnya untuk melakukan perbaikan, baik dari perbaikan roda hingga membangun ulang kereta kencana.
Untuk pelanggannya yang meminta membangun ulang kereta kencana, kata Paidi rata-rata meminta dibangun mirip kereta kencana milik Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat.
"Kalau rusaknya ringan, maka pengerjaannya cepat. Tapi, kalau sampai harus membangun ulang, maka butuh waktu berbulan-bulan untuk menyelesaikan satu kereta," jelasnya.
Untuk biaya servis, Paidi juga menyesuaikan kerusakan dan bentuk servis kereta kencana. Jika pelanggan meminta untuk dibuatkan kereta kencana, dirinya akan mematok harga lebih dari Rp100 juta. Sebab, bahan yang digunakan untuk memperbaiki kereta kencana adalah kayu jati tua dan mahal harganya.
"Tapi, biasanya saya minta kepada pelanggan untuk mencari kereta yang sudah rusak, baru setelah itu direparasi atau dibangun ulang agar biayanya tidak terlalu besar dan pengerjaannya bisa berjalan cepat," paparnya.
Paidi sendiri sadar, perubahan zaman telah membuat usahanya lambat laun terkena dampaknya. Tidak hanya keterbatasan tenaga kerja dan minimnya regenerasi, bengkel reparasi Paidi juga dihadapkan kepada minimnya jumlah kereta kencana yang diperbaiki. Oleh karena itu, Paidi saat ini tidak hanya memperbaiki kereta kencana tapi juga menerima perbaikan kereta andong wisata, yang biasa beroperasi di kawasan Jalan Malioboro.
"Karena mereka juga butuh perbaikan. Kebetulan banyak yang dari Malioboro itu dibawa kesini. Kalau yang mengerjakan ya, hanya beberapa orang itu pun berasal dari keluarga kami," ucap Paidi.
Paidi mengaku pernah mengajak sejumlah pemuda dan tukang di Patalan, Jetis untuk membantu memperbaiki andong dan kereta kencana. Namun, tidak ada yang betah dan mereka merasa kesulitan untuk memperbaiki andong dan kereta kencana yang butuh perbaikan.
"Karena memang tidak semua bisa. Sekarang ya, kami kerjakan pelan-pelan dan melibatkan beberapa anggota keluarga kami," papar Paidi.
Lurah Patalan Sayudi Anom Jayadi mengungkapkan sejatinya di wilayahnya ada dua lokasi servis andong dan kereta kencana. Hanya saja, bengkel yang dimiliki Paidi lebih moncer dibandingkan bengkel andong lainnya.
"Sayangnya apa yang dilakukan oleh pak Paidi ini belum banyak dilirik oleh kalangan muda di tempat kami. Sehingga regenerasinya sulit. Padahal ini adalah potensi yang bisa dikembangkan di tempat kami,"ucap Sayudi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
![alt](https://img.harianjogja.com/posts/2025/02/15/1204283/prabowo.jpg)
Target Efisiensi Anggaran Pemerintah Tahun Pertama hingga Rp750 Triliun, Bakal Digunakan untuk Ini
Advertisement
![alt](https://img.harianjogja.com/posts/2025/02/12/1203973/andong-patalan-bantul.jpg)
Pemerintah Kalurahan Patalan Bantul Sediakan Wisata Naik Andong Keliling Perdesaan
Advertisement
Berita Populer
- Anak Perempuan 14 Tahun di Bantul Jadi Korban Perdagangan Orang Bermodus Prostitusi Online
- Jelang Retreat, Hasto Wardoyo Rutin Olahraga Bulu Tangkis
- Valentines Walk in Jogja, Cara BKKBN DIY Rayakan Valentine's Day sambil Kenalkan Program GenRe
- Pengacara Firdaus Naik Meja saat Sidang, Ketua Forum Advokat Jogja: Kami Malu!
- Kekerasan terhadap Anak di Bantul Tercatat ada 94 Kasus Tahun Lalu, Terbanyak karena Hal Ini
Advertisement
Advertisement