Advertisement

Meski Lahan Pertanian Terbatas, Pemkot Upayakan Pemenuhan Gizi Masyarakat

Lugas Subarkah
Kamis, 27 Februari 2025 - 06:37 WIB
Ujang Hasanudin
Meski Lahan Pertanian Terbatas, Pemkot Upayakan Pemenuhan Gizi Masyarakat Lorong sayur, Kelurahan Patehan / ist

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Kota Jogja memiliki lahan yang sangat terbatas untuk produksi pertanian. Namun dengan keterbatasan ini, masyarakat tetap didorong untuk memproduksi sayur dan ikan untuk mendukung pemenuhan gizi yang secara nasional dicanangkan dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG).

Kepala Dinas Pertanian Kota Jogja, Sukidi, menjelaskan sektor pertanian dalam program MBG dilibatkan untuk keamanan pangan dan pemenuhan bahan pangan. “Kami memiliki 288 kelompok tani dan 130 pelaku utama perikanan,” ujarnya, Rabu (26/2/2025).

Advertisement

Dengan lahan di Kota Jogja yang terbatas, menurutnya produksi pertanian tidak bisa memenuhi jumlah yang dibutuhkan. Kebanyakan produksi pertanian pun komoditasnya sayuran, bukan tanaman pangan seperti, jagung dan sebagainya.

“Kota Jogja hanya memiliki 37,07 hektar sawah. Kalau ditanami padi dengan produktivitas 6 ton per hektar per sekali tanam, dengan luas 37,07 hektar hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan empat hari saja,” katanya.

Adapun sistem pertanian yang diterapkan di Kota Jogja secara umum yakni pertanian ornamental atau yang berorientasi pada nilai estetika tinggi. Pertanian ornamental berorientasi pada peningkatan kesejahteraan petani.

“Berorientasi pada nilai-nilai hobbies. Tanaman yang memang mudah perawatan dan tidak memerlukan tempat luas. Contohnya kita memproduksi benih cabe, kita tanam di pot yang bagus. Tidak perlu ditunggu sampai berbuah, tapi orang bisa membeli berikut potnya,” katanya.

BACA JUGA: Pemkot Luncurkan Gerakan Serentak Bersih-Bersih Sekolah

Selain sayuran, komoditas yang diandalkan yakni perikanan. Sepanjang 2024, Kota Jogja berhasil memproduksi sebanyak 50 ton ikan konsumsi. “Tahun ini kami targetkan 52 ton. Kami berupaya dengan edukasi ke masyarakat, pendampingan intensif ke masyarakat,” ungkapnya.

Dari 130 kelompok perikanan, 80 kelompok merupakan pembudidaya ikan dan sisanya pengolahan dan pemasaran ikan. “Untuk produksinya kebanyakan lele. Karena memang masyarakat lebih banyak menginginkan ikan itu lele. Tapi juga ada gurameh,” kata dia.

Dengan produksi yang terbbatas ini, pihaknya tetap berupaya untuk dapat mendukung pemenuhan gizi di masyarakat. “Ketika tidak ada program MBG, kami juga aktif melakukan gerakan gemar makan ikan di sekolah-sekolah. Harapannya dapat memenuhi gizi terutama anak didik kita,” paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Dampingi Wapres Gibran, Taj Yasin Ingin Masyarakat Manfaatkan Program Cek Kesehatan Gratis

News
| Kamis, 27 Februari 2025, 09:37 WIB

Advertisement

alt

Sempat Ditutup Akibat Cuaca Ekstrem, Ranu Regulo di Kawasan Bromo Tengger Semeru Dibuka Kembali

Wisata
| Sabtu, 22 Februari 2025, 12:57 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement