Advertisement
Kasus Leptospirosis Diklaim Menurun, Dinkes Gunungkidul Pastikan Belum Ada Kasus Kematian di Tahun Ini

Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Dinas Kesehatan Gunungkidul memastikan sejak 2024 hingga pertengahan Mei 2025 tidak ada korban jiwa karena leptospirosis. Keberhasilan ini juga tak lepas adanya penurunan kasus penyakit yang sering disebabkan karena bakteri dari air kecing tikus.
Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular dan Zoonosis, Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Gunungkidul, Yuyun Ika Pratiwi mengatakan, hingga pertengahan Mei 2025 tercatat ada delapan warga yang terjangkit leptospirosis. Meski demikian, dari kasus ini juga belum ada korban meninggal dunia akibat penyakit tersebut.
Advertisement
BACA JUGA: Penanganan Kasus Leptospirosis di Nanggulan Kulonprogo Jadi Percontohan
“Masih aman terkendali karena tidak ada lonjakan” kata Yuyun, Rabu (21/5/2025).
Menurut dia, dari penyebaran ada tren penurunan. Sebagai contoh, pada 2022 tercatat ada 34 kasus, dengan kematian akibat leptospirosis sebanyak lima orang. Setahun berikutnya, tercatat ada 84 kasu dengan empat kematian.
Namun, sambung dia, di 2024 jumlah kasus menurung drastic karena hanya ditemukan 29 warga yang terjangkit penyakit yang sering disebabkan oleh air kencing tikus ini. “Tahun lalu juga tidak ada korban jiwa karena leptospirosis,” katanya.
Menurut Yuyun, turunnya kasus maupun angka fatalitas terjadi karena optimalisasi layanan di setiap puskesmas atau pelayanan kesehatan lainnya. Ia memastikan, seluruh fasilitas kesehatan yang ada (seluruh puskesmas dan rumah sakit) sudah bisa melakukan deteksi dini dan pengobatan secara langsung terhadap pasien suspek leptospirosis.
“Jadi dengan bisa penangnaan sejak awal, maka juga berdampak terhadap turunnya angka kematian. Alhamdulillah hingga sekarang belum ada korban jiwa karena leptospirosis,” katanya.
Meski demikian, Yuyun meminta setiap fasilitas kesehatan di Gunungkidul untuk meningkatkan awarenest terhadap gejala, tanda dan diagnosis leptospirosis. “Ini penting untuk bagian deteksi dini sehingga penangnaan bisa dilakukan cepat dan efektif,” katanya.
Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul, Ismono menambahkan pihaknya meminta kepada Masyarakat mewaspadai potensi penyebaran leptospirosis. Pasalnya, penyakit ini juga memiliki tren peningkatan kasus pada saat musim penghujan.
“Terpenting jaga kebersihan lingkungan serta hewan-hewan yang berpotensi menyebarkan penyakit ini seperti kucing dan anjing diberikan vaksin,” katanya.
Selain menjaga kebersihan lingkungan, ia juga mengajak Masyarakat untuk gemar hidup sehat. Selain memenuhi makanan yang bergizi dan sehat, juga rutin melakukan olahraga guna menjaga vitalitas tubuh.
“Kalau sehat, maka potensi terserang penyakit akan berkurang. Jadi, pola hidup bersih dan sehat harus terus dijaga,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement

Lion Air Buka Penerbangan Langsung YIA-Tarakan, Pariwisata Jogja Diproyeksikan Kian Maju
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal dan Tarif Travel DAMRI dari Bandara YIA ke Jogja, Magelang, dan Kebumen
- Libur Akhir Pekan Keliling Jogja dengan Trans Jogja, Cek Jalur dan Rutenya
- Pengajuan Akun SPMB SMP di Bantul Sempat Diperpanjang, Ini Penyebabnya
- Pertama di Indonesia, RS Sardjito Gelar Ujian Nasional Fellowship Bedah Saraf
- Sepanjang Januari-Juni 2025, Ada 85 Kasus Kekerasan Perempuan dan Anak di Bantul
Advertisement
Advertisement