Advertisement
Meski Dapat 2 Siswa Baru, SD Negeri di Kulonprogo Ini Tetap Melaksanakan MPLS di Hari Pertama Masuk Sekolah

Advertisement
Harianjogja.com, KULONPROGO— Pemandangan berbeda terjadi di sejumlah SD Kulonprogo pada masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS) hari pertama. Penyebabnya karena jumlah siswanya yang minim sehingga MPLS terasa lebih sunyi seperti di SD Negeri 1 Lendah dan SD Negeri Kemendung, Panjatan.
Pantauan Harianjogja.com di SDN 1 Lendah, Senin (14/7/2025). Siswa baru kelas 1 hanya ada tiga orang yang melakoni MPLS hari pertama. Ruang kelas tampak begitu lengang. Banyak bangku kosong dan suasana kelas tidak bising dari suara anak-anak SD.
Advertisement
"Ya, tahun ini memang segini siswa yang kami dapatkan, hanya tiga siswa. MPLS hari pertama pengenalan lingkungan dan denah lokasi sekolah," ujar Wali Kelas 1 SDN 1 Lendah, Suwarti saat ditemui, Senin (14/7/2025).
Siswa diajak mengenali lokasi kantin, ruang kelas dan sebagainya. Meskipun hanya tiga siswa di hari pertama MPLS tetap mereka saling memperkenalkan diri. Dilanjutkan dengan belajar menuliskan namanya.
"Hari pertama MPLS belum ada penugasan dari rumah. Di kelas memperkenalkan diri," imbuh perempuan berusia 57 tahun tersebut.
Suwarti sudah tujuh tahun menjadi wali kelas 1 SDN 1 Lendah. Selama masanya menjadi wali kelas belum pernah sekalipun siswanya memenuhi satu rombongan belajar (Rombel) yakni 28 siswa.
Sepengetahuannya, paling banyak sampai 24 siswa pada 2013 silam. Bukan dirinya yang mengajar. "Tahun ini cuman tiga sedangkan tahun sebelumnya 11 siswa tahun ini paling parah dikitnya," tuturnya.
Suwarti mengaku, meskipun hanya tiga siswa tetap belajar dengan antusias. Proses belajar mengajar pun lebih intensif dan sebagai pengajar bisa menguasai kelas.
Kurang siswa di SDN 1 Lendah karena bersaing dengan SDN 1 Brosot dan SD Unggulan Muhammadiyah. Ditambah kondisi jumlah angkatan sekolah SD di sekitarnya yang sangat minim.
Kondisi sama terjadi di SDN Kemendung, Panjatan. Di sekolah tersebut hanya dua siswa saja. MPLS hari pertama di SDN Kemendung diawali dengan upacara dan secara simbolis anak diberikan name tag.
"Dari TK saja tidak ada siswa, jadi tahun ini cuman dua siswa di SDN Kemendung," ungkap Kepala SDN Kemendung, Nur Mahani. Minimnya jumlah siswa di kelas 1 memaksa pelaksanaan MPLS digabung dengan kelas 2 yang berjumlah lima siswa.
Kegiatannya digabung agar anak baru yang hanya dua siswa dapat percaya diri. Penggabungan ini hanya berlangsung tiga hari setelahnya MPLS dilakoni hanya kelas 1 saja. "Kami gabung agar anak percaya diri sehingga terdapat kolaborasi dan komunikasi dengan temannya," lanjut Nur Mahani.
Sementara ruang kelasnya digabung selama proses MPLS. Untuk hari pertama belum ada penugasan MPLS. Dia menilai, jumlah siswa yang minim malah lebih privat dan efektif dalam pengajaran sehingga semuanya dapat diperhatikan serta ruang kelas kondusif.
Sejak empat tahun terakhir, SDN Kemendung tidak mampu mendapat siswa lebih dari 10 siswa. "Di sini penduduknya sedikit saingan sekolahnya banyak," tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Tren Baru Libur Sekolah ke Jogja Mengarah ke Quality Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Puncak Arus Balik Libur Sekolah, 27 Ribu Penumpang Berangkat dari Stasiun KAI Daop 6 Jogja
- Jenazah PMI Taiwan Asal Gunungkidul Akhirnya Bisa Dikebumikan di Kampung Halaman
- Liburan Sekolah Usai, 475.500 Orang Mengunjungi Destinasi Wisata di Sleman
- 24 Anak dari Gunungkidul Diterima di Sekolah Rakyat DIY
- SMP Maarif Yani Kulonprogo Terpaksa Tutup, PCNU Upayakan Nasib 2 Tendik dan 1 Guru
Advertisement
Advertisement