Advertisement

Wakil Ketua DPRD Bantul Berikan Catatan Program Pembangunan Pemkab Bantul

Media Digital
Senin, 21 Juli 2025 - 05:57 WIB
Sunartono
Wakil Ketua DPRD Bantul Berikan Catatan Program Pembangunan Pemkab Bantul Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Bantul, Agung Laksmono. - Istimewa.

Advertisement

BANTUL—Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Bantul, Agung Laksmono, mengapresiasi sejumlah langkah pembangunan di bawah kepemimpinan Bupati dan Wakil Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih dan Aris Suharyanta. Salah satu program penting yang memiliki multiplier effect adalah pembangunan infrastruktur jalan. Dia bakal terus mengawal berbagai langkah kebijakan Pemkab tersebut agar tepat guna dan tepat sasaran.

“Upaya membangun infrastruktur jalan yang menjadi salah satu prioritas pembangunan kami harapkan dapat mempercepat laju pembangunan serta meningkatkan perekonomian masyarakat Kabupaten Bantul,” kata Agung, Selasa (15/7).

Advertisement

Sebagaimana diketahui, Pemkab Bantul saat ini memang tengah menggencarkan pembangunan infrastruktur jalan sepanjang 600 kilometer yang ditargetkan selesai selama lima tahun ke depan. Jalan yang diperbaiki dan ditingkatkan kualitasnya agar lebih memadai tersebut menyasar pada jalan yang berstatus Jalan Kabupaten maupun jalan-jalan desa yang sudah dinaikkan kelasnya menjadi Jalan Kabupaten.

BACA JUGA: Kronologi Terbakarnya KM Barcelona V di Perairan Pulau Talise

“Pemkab berharap 2030 mendatang, jalan desa dan Jalan Kabupaten sudah halus semua,” ucap Agung.

Pada 2026 mendatang, Pemkab Bantul bahkan berencana menaikkan anggaran infrastruktur jalan dari yang sebelumnya hanya Rp61 miliar menjadi Rp120 miliar di Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPKP) Bantul. Anggaran itu, kata dia, belum termasuk proyek Padat Karya infrastruktur yang disalurkan melalui Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Bantul.

Meski demikian, Agung memberikan sejumlah catatan untuk Pemkab Bantul jelang hari jadinya ke-194 tahun ini. Beberapa catatan yang perlu diselesaikan di antaranya adalah meningkatkan kepesertaan masyarakat Bantul untuk mendapatkan jaminan kesehatan.

“Pada kenyataannya, masih ada masyarakat yang belum ter-cover jaminan kesehatan, padahal kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar bagi masyarakat. Kondisi ini harus menjadi dorongan bagi pemerintah untuk terus mengupayakan agar seluruh masyarakat Bantul ter-cover jaminan kesehatan,” ujarnya.

Catatan selanjutnya, politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini menyebut persentase penurunan angka kemiskinan masih di atas 10%. Berdasarkan data BPS, angka kemiskinan di Bantul pada tahun 2024 lalu sebesar 11,66%.

“Kami anggap [angka kemiskinan ini] masih tinggi, sehingga perlu upaya lebih masif dalam mewujudkan kebijakan pembangunan untuk menekan angka kemiskinan,” ucapnya.

Pariwisata

Catatan lainnya yang perlu menjadi perhatian pada kepemimpinan Halim-Aris ini adalah terkait dengan pariwisata.

Setelah dibangunnya Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS) dan Jembatan Pandansimo, maka segera perlu disusun masterplan perencanaan pengembangan pariwisata secara menyeluruh dan komprehensif.

“Kebijakan Pemda DIY yang menjadikan kawasan selatan sebagai halaman depan, harus disikapi oleh Pemkab Bantul agar kawasan selatan menjadi kawasan wisata yang menarik dengan bertumpu pada wisata budaya, bentang alam, juga religi,” jelasnya.

Berbagai infrastruktur dan daya dukung wisata juga harus disiapkan di kawasan selatan Bantul supaya Bantul jangan hanya jadi daerah yang dilintasi tanpa mampir untuk berwisata di Bantul. Pemkab harus mulai memikirkan infrastruktur pendukung, misalnya membangun rest area, mulai mempersiapkan pelaku UMKM lokal untuk mempromosikan dan menjual potensi kuliner yang dibuatkan tempat khusus di sekitar JJLS.

Sampah

Sementara itu, pria alumni double degree S2 Universitas Gadjah Mada jurusan Studi Kebijakan dan S2 Institut Teknologi Yogyakarta jurusan Ilmu Lingkungan ini melihat upaya penanganan sampah di Bantul belum optimal. Dengan tidak adanya Tempat Pembuangan Akhir (TPA), maka upaya penanganan sampah jangan hanya mengedepankan pembangunan tempat penanganan sampah secara fisik semata seperti Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST).

BACA JUGA: Semangat Komunitas Terserah Book Club Jogja, Buku Apa Pun Bisa Diceritakan

“Hal yang lebih penting adalah bagaimana upaya untuk mendorong berbagai langkah penanganan sampah mulai dari sumber sampah, yaitu pemilahan sampah organik, anorganik dan sampah B3. Hasil pemilahan kemudian dikelola berdasarkan spesifikasi sampah,” katanya.

Dia juga mendorong adanya edukasi secara masif agar masyarakat mau memilah sampahnya, serta digalakkan penanganan sampah berbasis komunitas masyarakat untuk mengolah sampah organik menjadi semacam kompos, dan sampah anorganik didaur ulang.

“Sampah yang masuk ke TPST juga harus tinggal residu sampah,” ucap dia. (BC)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

SAR Manado Sebut 568 Penumpang Selamat dari Kebakaran KM Barcelona V

News
| Senin, 21 Juli 2025, 10:57 WIB

Advertisement

alt

Agenda Wisata di Jogja 19-31 Juli 2025, dari Pertamax Turbo Drag Fest 2025, Gamelan Festival, KAI Bandara Night Fun Run hingga Tour De Merapi

Wisata
| Sabtu, 19 Juli 2025, 10:17 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement