Advertisement

Jembatan Apung Jadi Harapan Baru Warga Lendah Kulonprogo

Khairul Ma'arif
Minggu, 24 Agustus 2025 - 22:57 WIB
Jumali
Jembatan Apung Jadi Harapan Baru Warga Lendah Kulonprogo Jembatan Apung dari sisi Ngentakrejo menjadi harapan baru bagi akses penghubung Kabupaten Kulonprogo dan Bantul. Pengendara mobil dan motor melintas Jembatan Apung dari arah Bantul menuju arah Kulonprogo, Minggu (24/8/2025) - Harian Jogja/Khairul Ma'arif /

Advertisement

Harianjogja.com, KULONPROGO—Berpuluh-puluh tahun warga Kalurahan Ngentakrejo, Lendah, utamanya para pengusaha tahu terisolir secara akses jalan. Penyebabnya lantaran daerah yang berbatasan langsung dengan Kali Progo tersebut tidak memiliki jembatan terdekat.

Pengusaha tahu di Ngentakrejo yang masuk wilayah administratif Kapanewon Lendah, Kabupaten Kulonprogo harus melalui Jembatan Srandakan ataupun Jembatan Bantar untuk menyebrang menuju Kabupaten Bantul. Jaraknya untuk ke dua jembatan tersebut cukup jauh sehingga memperpanjang waktu tempuh perjalanan para pengusaha tahu yang mayoritas menjualnya ke Bantul, Jogja atau Sleman.

Advertisement

Berawal dari kondisi seperti itu, tiga orang berinisiatif membuat jembatan apung yang menghubungkan Ngentakrejo di barat dan Pajangan di sisi timur Kali Progo. Salah satu inisiator pembuat Jembatan Apung, Sudiman mengaku proses pembuatannya selama dua bulan terakhir.

Pria yang juga pengusaha tahu itu menyampaikan, tepat 17 Agustus 2025 lalu jembatan tersebut dapat dioperasionalkan. Tidak jauh dari Jembatan Apung terdapat Jembatan Sesek dan Jembatan Kamijoro yang dapat menyebrangi Kali Progo. Namun, kedua jembatan tersebut tidak bisa dilalui mobil para pengusaha tahu.
Sudiman membeberkan, jarak dari Ngentakrejo ke Jembatan Bantar dan Srandakan sekitar 12 kilometer sehingga sangat memakan waktu perjalanan lebih lama.

"Alasannya saya jualan tahu ke Jogja, lewat Jembatan Bantar dan Srandakan jauh. Tujuannya bukan buat bisnis Jembatan Apung itu yang jelas buat memudahkan ke arah Jogja biar cepat waktu tempuhnya dan irit bensin," katanya, Minggu (24/8/2025).

Meskipun membuatnya untuk kepentingan pribadi tetapi Sudiman tidak melarang siapa pun itu yang mengendarai motor atau mobil melintasinya. Dia menilai tidak tepat kalau melewati Jembatan Apung dibilang membayar. Menurutnya itu hanya bayar seikhlasnya dan peruntukannya pun sebagai perawatan jembatan. Termasuk juga memberikan upah kepada yang jaga jembatan. Menurutnya sekarang dalam sehari sumbangan masyarakat yang melintas bisa mencapai Rp400.000. Apalagi petugas yang berjaga sampai 24 jam agar aman baik pengendara yang melaluinya.

"Masa saya sudah buat jembatan lantas bayar yang jaga juga. Seikhlasnya kok itu tidak ada paksaan tarif yang ditentukan. Nantinya kan bisa buat perawatan jembatan juga," imbuhnya.

Sudiman menceritakan dalam proses pembuatan dirinya menjadi teknisi utama. Uniknya, pria yang berusia 34 tahun itu tidak memiliki latar belakang sebagai pekerja konstruksi jembatan. Dia sepenuhnya merupakan pengusaha tahu tidak pernah membuat jembatan sebelumnya.

Namun, Jembatan Apung yang menggunakan tong atau drum, besi dan kayu tetap membutuhkan bantuan tukang las. Sudiman menuturkan selebihnya autodidak saja mempelajari dari Youtube. "Rangka jembatan dari besi semua, yang mikir saya sendiri tukangnya hanya mengerjakan. Modalnya autodidak belum pernah bikin jembatan," ungkapnya.

Kendati begitu, Sudiman menjamin jembatan sepanjang 70 meter dan lebar 2,5 meter itu kokoh untuk dilintasi kendaraan roda empat. Beberapa pengendara mobil sudah berulang kali melewatinya. Dia yang menjadi orang pertama menguji coba Jembatan Apung tersebut sehingga menjamin aman.

Sepanjang operasional masih aman tetapi sempat ditutup pada Selasa (19/8/2025) lantaran banjir usai diguyur hujan besar. Jembatan tersebut bisa mengapung lantaran menggunakan drum atau tong. Kondisi tersebut mengakibatkan Jembatan Apung ini tidak roboh seperti Jembatan Sesek kala aliran Kali Progo deras. Selain itu konstruksi jembatan tidak terkena ranting-ranting yang terdapat di Kali Progo.

"Biayanya habis Rp150 juta urunan bertiga jadi masing-masing Rp50 juta. Kami hanya ingin akses saya lebih cepat makanya berani mengeluarkan kocek sebanyak itu ditambah bantu masyarakat dapat pahala kan," ungkap Sudiman.

Pasalnya sudah 10 tahun lebih menjadi pengusaha tahu harus memutar dan memakan waktu tempuh lebih lama lantaran harus lewat Jembatan Bantar atau Srandakan. Sudiman sadar membangun jembatan yang melintasi Kali Progo harus mendapat izin dari pemerintah. Namun, diakuinya sebagai orang desa yang tidak berpendidikan tinggi tidak mengetahui alur perizinannya. Dia siap mengurus izinnya asalkan ada orang yang membantunya.

"Harapan saya gini mudah-mudahan pemerintah jangan usil, soalnya masyarakat sangat terbantu sekali ini. Jangan asal main bongkar aja jembatannya. Kalau disuruh buat izin nantinya jangan dipersulit perizinannya," tegasnya.

Sudiman menegaskan ketika pemerintah menyediakan jembatan yang permanen tentu sangat terbantu sekali dan Jembatan Apung dihilangkan tidak masalah. Lurah Ngentakrejo, Sumardi mengungkapkan memang wilayahnya berada di antara tengah-tengah antara Jembatan Srandakan dan Jembatan Bantar.

Dia membenarkan kondisinya sudah berlangsung bertahun-tahun sehingga membuat wilayahnya terisolir. Menurutnya janji kehadiran jembatan di Ngentakrejo sudah dijanjikan sejak beberapa tahun silam. Tetapi tidak ada satupun yang terealisasi.

"Wilayahku memang terisolir sebelum adanya Jembatan Apung karena ke selatan Jembatan Srandakan jauh dan ke utra Jembatan Bantar ya sama aja," jelasnya.

"Wargaku memang kreatif jadi buat sendiri jembatan. Di musyawarah masyarakat sudah berulang kali juga pengusulan jembatan di Ngentakrejo, kami di kalurahan jelas tidak mampu bikin jembatan," sambung Sumardi. Sampai detik terakhir Jembatan Apung dibuat belum ada lampu hijau pembuatan jembatan di Ngentakrejo dari pemerintah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

KPK Bantah OTT Noel Ebenezer Adalah Pengalihan Isu

KPK Bantah OTT Noel Ebenezer Adalah Pengalihan Isu

News
| Minggu, 24 Agustus 2025, 22:07 WIB

Advertisement

Kebun Bunga Lor JEC Jadi Destinasi Wisata Baru di Banguntapan Bantul

Kebun Bunga Lor JEC Jadi Destinasi Wisata Baru di Banguntapan Bantul

Wisata
| Rabu, 20 Agustus 2025, 07:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement