Advertisement

DIY Perlu Kembangkan Wisata Berbasis Komunitas

Lugas Subarkah
Jum'at, 31 Oktober 2025 - 08:57 WIB
Jumali
DIY Perlu Kembangkan Wisata Berbasis Komunitas Ilustrasi traveling - Reuters

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Pemda DIY telah menyusun Pembangunan Kepariwisataan DIY 2026-2045 dengan sejumlah kawasan wisata strategis. Pengamat memberi masukan agar pembangunan ini diarahkan ke konsep Wisata Berbasis Komunitas (WBK) untuk dapat mengoptimalkan dampak ekonomi pada masyarakat.

Hal ini disampaikan Pegiat tata kelola, Ketua Indonesian Institute for Corporate Directorship, Sigit Pramono Suryo, dalam Rakordal DIY dengan tema Transformasi Pariwisata DIY untuk Mendukung Perekonomian Daerah, di Kepatihan, Kamis (30/10/2025).

Advertisement

Ia menjelaskan strategi utama pariwisata kita kedepan adalah WBK yang merupakan arahan dari UNESCO maupun ASEAN Tourism Plan untuk negara-negara berkembang. “Sudah tidak perlu bangun hotel dan restoran, Jogja sudah kebanyakan. Kita harus bangun wisata berbasis komunitas,” katanya.

WBK prinsip utamanya adalah tourism by the people, for the people, with the people. WBK memastikan pariwisata memberikan manfaat ekonomi, sosial, dan budaya langsung kepada masyarakat lokal. “WBK mendukung pencapaian SDGs 8, 11, dan 12 yakni pertumbuhan inklusif, kota berkelanjutan, konsumsi bertanggung jawab,” paparnya.

Wisata Jogja juga perlu melakukan transformasi melalui beberapa hal, salah satunya yakni pengoptimalan calender of event. “Dengan sistem kurasi yang lebih baik, untuk menetapkan 10 event unggulan. Calendar of event harus dikomunikasikan ke publik terutama ke para pelaku pariwisata, sebelum tahun program dimulai,” kata dia.

Kemudian lebih memperhatikan kebersiihan fasilitas publik terutama toilet atau jamban. Hal ini terinspirasi dari gerakan Tandas Bersih di Malaysia dan Jeding Rijik di Banyuwangi. “Pemda DIY diusulkan mencanangkan gerakan ‘Jamban Resik’ sebagai bagian dari transformasi. Toilet umum di BI di Titik 0 KM bisa menjadi salah satu benchmark gerakan ini,” ungkapnya.

Gerakan ini bukan sekadar perbaikan fasilitas toilet publik, tetapi simbol ruwat-citra - penyucian perilaku, lingkungan, dan tata kelola fasilitas umum yang mencerminkan nilai-nilai luhur budaya Jawa. “Menyediakan fasilitas toilet yang nyaman, wangi, ramah disabilitas, dan sesuai standar BMW atau bersih, menarik, wangi,” katanya.

Kemudian perlu ditingkatkan budaya tertib dan disiplin melalui penataan ruang publik kawasan Malioboro yang sudah cukup baik dilanjutkan, pembangunan transportasi umum untuk menggantikan kendaraan pribadi terutama di sumbu filosofis untuk menngurangi kemacetan dan sebagainya.

Guru Besar Teknik Arsitektur dan Perancanaan UGM, Wiendu Nuryanti, menuturkan strategi transformasi wisata DIY perlu dilakukan dalam lima hal, yakni penataan koridor pantai selatan, koridor kosmologis Merapi-pantai selatan, integeritas Prambanan-Plaosan-Ratu Boko, pengembangan kawasan wisata baru dan pengelolaan model Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).

“Di lereng Merapi, kenapa ekonomi lereng, tebing dan sungai belum jadi sumber ekonomi. Ada kawasan rawan bencana, namun bisa disiasati dengan perencanaan yang baik dan teknologi. Perlu dicermati lebih lanjut karena Merapi luar biasa potensi ekonominya,” ungkapnya.

Sekda DIY, Ni Made Dwipanti Indrayanti, mengatakan dalam Pembangunan Kepariwisataan DIY 2026-2045, Pemd DIY membawa visi ‘Pariwisata yang berkualitas, berdaya saing, tingkat internasional, inklusif, berkelanjutan untuk mewujudkan DIY yang maju, sejahtera dan berkelanjutan dijiwai kebudayaan dan keistimewaan’.

Dalam pembangunan ini, Daya Tarik Wisata (DTW) dan Desa/ Kampung Wisata pada Kawasan Strategis Pariwisata Daerah (KSPD) meliputi Kawasan Gunung Merapi, Prambanan- Shiva Plateau, Sumbu Filosofi, Kawasan Poros Mataram, Kawasan Geopark Gunung Sewu, Kawasan Pantai Selatan, Kawasan Perbukitan Menoreh.

“Tahap Pembangunan Kepariwisataan DIY 2026-2045 yakni tahap I pada 2026-2029 meliputi fondasi pembangunan pariwisata berkualitas dan berkelanjutan dengan optimalisasi potensi pariwisata dalam kerangka pembangunan pariwisata berkualitas,” katnaya.

Lalu tahap II pada 2030-2034 meliputi akselerasi pembangunan pariwisata berkualitas dan berkelanjutan dengan peningkatan produktivitas dan optimalisasi pariwisata berkualitas

Tahap III pada 2035-2039 meliputi ekspansi pembangunan pariwisata berkualitas dan berkelanjutan dengan penguatan daya saing internasional dari pariwisataa berkualitas dan berkelanjutan. Tahap IV pada 2040-2045 meliputi perwujudan pembangunan pariwisata berkualitas dan berkelanjutan dengan Kepariwisataan DIY yang berdaya saing internasional, berkualitas, mewujudkan Visi DIY.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

Artis Leonardo Onad Arya Ditangkap Polisi Gegara Ganja

Artis Leonardo Onad Arya Ditangkap Polisi Gegara Ganja

News
| Jum'at, 31 Oktober 2025, 15:37 WIB

Advertisement

Besok, 2 Kereta Pusaka Keraton Jogja Berusia Ratusan Tahun Diarak

Besok, 2 Kereta Pusaka Keraton Jogja Berusia Ratusan Tahun Diarak

Wisata
| Selasa, 21 Oktober 2025, 20:37 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement