Advertisement

Nama Jembatan Kabanaran Dipilih Sultan karena Sejarahnya

Sunartono
Rabu, 19 November 2025 - 17:37 WIB
Sunartono
Nama Jembatan Kabanaran Dipilih Sultan karena Sejarahnya Jembatan Kabanaran berlokasi di perbatasan Bantul dan Kulonprogo saat diresmikan Presiden Prabowo Subianto, Rabu (19/11/2025). - Instagram/Setkab.

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Gubernur DIY sekaligus Raja Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat Sri Sultan Hamengku Buwono X memilih langsung nama Jembatan Kabanaran sebagai pengganti dari perubahan nama yang sebelumnya jembatan Pandansimo.

Pemilihan nama Jembatan Kabanaran ternyata memiliki nilai historis yang kental berkaitan dengan perjuangan Pangeran Mangkubumi dalam melawan penjajah Belanda.

Advertisement

Secara historis jembatan Kabanaran ini dahulu merupakan pusat markas dari perjuang Pangeran Mangkubumi (Sultan Hamengku Buwono I) melawan Belanda yaitu Desa Kabanaran. Adapun jembatan ini telah diresmikan oleh Presiden Prabowo Subianto pada Rabu (19/11/2025).

Pranata Humas Ahli Madya Pemda DIY Ditya Nanaryo Aji menyatakan nama Jembatan Kabanaran dipilih oleh Gubernur DIY. "Nama tersebut [Jembatan Kabanaran] dipilih langsung oleh Bapak Gubernur DIY [Sri Sultan Hamengku Buwono X]," kata Ditya, Rabu (19/11/2025)

Jembatan ini berada di perbatasan area Sungai Progo yang menghubungkan Kabupaten Kulonprogo di Kapanewon Galur, Kalurahan Banaran dan Kabupaten Bantul di Kapanewon Srandakan, Kalurahan Poncosari.

Ditya menjelaskan berdasarkan sejarah yang dikutip dari berbagai sumber, jembatan tersebut berada di kawasan historis lokasi pusat markas perjuangan Pangeran Mangkubumi (Sultan Hamengku Buwono I) melawan Belanda, yaitu Desa Kabanaran. saat ini Desa Kabanaran tersebut disebut sebagai Kalurahan Banaran.

Penggunaan nama Kabanaran diharapkan mampu menjiwai ketangguhan, kebersamaan mencapai cita-cita dalam kepemimpinan Pangeran Mangkubumi yang dinobatkan sebagai Sunan Kabanaran. Adapun Sunan Kabanaran ini merupakan gelar raja yang diberikan kepada Pangeran Mangkubumi sebelum dinobatkan sebagai Sultan Hamengku Buwono I pada tanggal 11 Desember 1749.

"Diharapkan nilai penting tersebut terus mampu memaknai dan dikontekstualisasi dalam manifestasi pembangunan saat ini dalam wujud jembatan," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terkait

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

95 Persen Dividen BUMN Hanya Disumbang Delapan Perusahaan

95 Persen Dividen BUMN Hanya Disumbang Delapan Perusahaan

News
| Rabu, 19 November 2025, 19:47 WIB

Advertisement

Bromo Tutup saat Wulan Kapitu, Ini Jadwal dan Aksesnya

Bromo Tutup saat Wulan Kapitu, Ini Jadwal dan Aksesnya

Wisata
| Selasa, 18 November 2025, 20:17 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement