Advertisement
Jembatan Bambu akan Gantikan Akses Putus Jalur Wisata Srikeminut
Jembatan / Freepik
Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL—Pemkab Bantul menyiapkan jembatan bambu sebagai akses sementara di jalur wisata Srikeminut, Kalurahan Sriharjo, Kapanewon Imogiri. Struktur darurat ini dirancang kuat sekaligus mempertahankan estetika kawasan wisata.
Pemkab Bantul bersama tim Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (UGM) telah melakukan peninjauan lanjutan terhadap lokasi jalan putus di jalur wisata Srikeminut, Kalurahan Sriharjo, Kapanewon Imogiri, Bantul.
Advertisement
Peninjauan ini dilakukan untuk memastikan penyebab kerusakan serta langkah penanganan yang paling aman.
Panewu Imogiri, Slamet Santosa, menjelaskan bahwa kajian lapangan dilakukan setelah audiensi Pemkab Bantul dan BPBD dengan Fakultas Teknik UGM pada Selasa sore.
“Setelah pertemuan itu, tim dari UGM menghendaki untuk melihat langsung ke lapangan hari berikutnya. Tim yang turun juga sebagian adalah tim yang dulu ikut menangani jalan ambles di situ dua tahun lalu,” ujarnya, Jumat (28/11/2025).
Berdasarkan hasil geolistrik, Slamet memaparkan bahwa lapisan tanah di titik longsoran didominasi tanah lembek dan aluvial pada kedalaman 10 hingga 30 meter. Kondisi tersebut membuat tanah mudah amblas ketika menerima tekanan air dari mata air di bagian atas. “Air itu mengalir terus ke area sawah dan mendorong tanah ke arah selatan,” terangnya.
Selain tekanan dari atas, erosi sungai di sisi bawah juga memperparah kerusakan, menyebabkan struktur penahan atau setel yang sebelumnya dibangun ikut ambruk. Kombinasi dorongan materi dari atas dan hantaman arus sungai membuat badan jalan kehilangan penopang.
Untuk penanganan permanen, Slamet mengatakan tanah harus digali hingga mencapai lapisan keras. “Nanti akan dibronjong dan dibuat terasering. Tidak bisa langsung berdiri, ada tahapannya,” jelasnya. Normalisasi aliran sungai juga diperlukan agar arus air tidak lagi menggerus tebing. Sementara jalur utama belum bisa dilalui, Pemkab Bantul menyiapkan akses darurat.
“Untuk pengalihan sementara, kemarin disepakati membuat jembatan bambu yang kuat dan tetap memiliki unsur estetika karena ini kawasan wisata,” katanya.
Jembatan bambu tersebut hanya diperuntukkan bagi kendaraan roda dua dan pejalan kaki. Desainnya disiapkan dalam satu hingga dua hari sebelum diserahkan ke Pemkab Bantul untuk ditindaklanjuti.
Selain penanganan darurat, pemeriksaan lanjutan dengan cakupan wilayah lebih luas juga direncanakan. Tim akan mengambil gambar udara hingga area barat, termasuk Sompok, yang diketahui masih mengalami retakan meskipun telah ditambal.
“Ada kemungkinan jalur ke depannya direlokasi, mungkin digeser ke utara mendekati perbukitan,” ujar Slamet.
Ia menambahkan, retakan tanah juga berdampak pada satu rumah warga di Sompok. Lantai rumah tersebut sudah terbelah dan terpisah dari bagian teras akibat penurunan tanah.
“Belum sampai ke tembok, tapi lantainya retak-retak dan antara teras serta bangunan utama sudah terpisah,” jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Pemerintah Gencarkan Modifikasi Cuaca untuk Atasi Banjir Sumatra
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- BNNP DIY Perketat Pintu Masuk Jelang Natal dan Tahun Baru
- Terjerat Korupsi, Lurah dan Carik Bohol Diberhentikan Sementara
- APBD DIY 2026 Diperketat, Proyek Infrastruktur Dipangkas
- Pemkab Gunungkidul Hapus Anggaran Makan Rapat Demi Efisiensi
- DPRD Sleman Minta Sistem Penyaluran Hibah Padukuhan Diperjelas
Advertisement
Advertisement




