Advertisement

Rusia Minta Dikirim Mahasiswa dari Indonesia

Sunartono
Sabtu, 30 Juni 2018 - 23:17 WIB
Kusnul Isti Qomah
Rusia Minta Dikirim Mahasiswa dari Indonesia Duta Besar Luar Biasa Berkuasa Penuh (LBBP) RI untuk Federasi Rusia dan Republik Belarus Muhammad Wahid Supriyadi saat memberikan sosialiasasi pendidikan Rusia di Kampus 4 Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta, Jumat (29/6/2018). - Harian Jogja/Sunartono

Advertisement

Harianjogja.com, BANTUL-Sejumlah Perguruan Tinggi di Rusia meminta Indonesia lebih banyak mengirim mahasiswa untuk belajar di negara tersebut. Jumlah mahasiswa Indonesia di Rusia sekitar 500 orang yang masih jauh berada di bawah negara anggota ASEAN lainnya.

Hal itu disampaikan Duta Besar Luar Biasa Berkuasa Penuh (LBBP) RI untuk Federasi Rusia dan Republik Belarus Muhammad Wahid Supriyadi saat memberikan sosialiasasi pendidikan Rusia di Kampus 4 Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta, Jumat (29/6/2018).

Advertisement

Wahid Supriyadi mengatakan, pihaknya sudah mengunjungi sekitar 20 negara bagian di Rusia. Semua pimpinan perguruan tinggi atau rektor di negara bagian tersebut pun sudah ia temui mereka sebagian besar meminta agar Indonesia lebih meningkatkan pengiriman jumlah mahasiswa yang ingin menempuh pendidikan tinggi di Rusia. Mengingat jumlah mahasiswa Indonesia di Rusia hanya berkisar 500 orang, sebanyak 200 di antaranya berada di Moskow.

Angka itu jauh di atas negara Asean lain seperti Singapura dan Malaysia yang mencapai ribuan. Padahal respon Rusia terhadap Indonesia sangat positif, banyak akademisi Rusia yang mengharapkan terciptanya hubungan dengan Indonesia seperti masa Presiden Soekarno.

"Setiap bertemu, rektor perguruan tinggi di Rusia ini selalu bilang, bagaimana agar jumlah mahasiswa Indonesia yang belajar di Rusia ini terus ditambah. Soekarno ini menjadi banyak diidolakan di mata mereka," ungkapnya, Jumat (29/6/2018).

Ia mengatakan, promosi pendidikan yang dilakukan perguruan tinggi di Rusia pada awalnya tak terlalu gencar di Indonesia. Namun akhir-akhir ini mulai ditingkatkan dengan mengikuti bebagai event pendidikan berkaitan Indonesia.

Wahid menilai, perbedaan antara pendidikan tinggi di Indonesia dengan Rusia, salah satunya, ada beberapa jurusan di Rusia yang lebih detail pembahasan keilmuannya. Ia mencontohkon terkat teknik, di Rusia memiliki banyak pilihan prodi atau jurusan berbeda dengan Indonesia prodi masih bersifat umum, seperti halnya Jurusan Teknik Elektro yang masih dapat dibagi dalam beberapa jurusan.

"Ada spesialisasi tersendiri kalau di Rusia, beda dengan di Indonesia misal hanya Teknik Sipil dan sejenisnya," ungkap dia.

Wahid tidak menampik kemungkinan adanya stigma bagi masyarakat Indonesia bahwa Rusia merupakan negara komunis. Namun ia menegaskan, soal paham tersebut baiknya tidak menjadi persoalan. Apalagi Islam di Rusia sudah cukup berkembang, bahkan masyarakat Rusia memiliki toleransi yang besar terhadap simbol-simbol Islam. Dewan Mufti Rusia atau Majelis Ulama di Rusia sudah meminta dirinya agar ada masyarakat Rusia yang belajar Islam di Indonesia.

"Jangan khawatirlah nggak ada lagi komunis di sana, memang ada partai komunis tetapi lebih banyak bergerak pada sisi sosial, karena negaranya demokratis," kata dia.

Pemerintah Rusia memberikan beasiswa bagi mahasiswa Indonesia sebanyak 160 setiap tahun. Pihaknya terus membujuk Rusia agar jumlah beasiswa bisa ditambah. Mengingat saat ini masih banyak mahasiswa di Rusia yang membiayai secara mandiri. Apalagi, biaya pendidikan di Rusia tergolong murah dengan perkiraan Rp5 juta per semester untuk S2, begitu juga dengan harga indekos yang hanya kisaran ratusan ribu rupiah dan biaya hidup dalam sebulan cukup dengan Rp2 juta.

"Jauh lebih murah dibandingkan dengan barat seperti Amerika dan Australia, di sana untuk satu orang bisa untuk membiayai tujuh orang di Rusia," ujarnya.

Rektor UAD Kasiyarno menyatakan, UAD menjadi salah satu PTS yang akan mengambil peran dalam kerja sama dengan perguruan tinggi di Rusia. Pihaknya akan segera menjalin kerja sama dengan Universitas Persahabatan Rakyat Rusia pada Agustus 2018 mendatang. Selain itu, UAD akan memberikan beasiswa kepada lima mahasiswa asal Rusia untuk belajar tentang studi Islam di UAD pada jenjang S-2.

"Selain itu, kami akan kerja sama bidang penelitian dan publikasi internasional, mahasiswa sana kami harapkan belajar ke sini juga, untuk studi Islam sudah kami siapkan," terangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Satuan Pendidikan Diwajibkan Memperhatikan Kebutuhan Siswa dengan Kondisi Khusus

News
| Jum'at, 26 April 2024, 10:57 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement