Advertisement

Warga Kulonprogo Diajak Kreatif Olah Makanan Pengganti Nasi

Uli Febriarni
Kamis, 06 September 2018 - 09:17 WIB
Nina Atmasari
 Warga Kulonprogo Diajak Kreatif Olah Makanan Pengganti Nasi Juri sedang mencicipi menu yang ditampilkan oleh peserta, dalam Lomba Cipta Menu Beragam, Bergizi Seimbang, Aman (B2SA) dan Kudapan Berbasis Sumber Daya Lokal, Rabu (5/9/2018). - Harian Jogja/ Uli Febriarni

Advertisement

Harianjogja.com, KULONPROGO-Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Kulonprogo gencar mengajak masyarakat untuk kreatif mengolah pangan berbahan non nasi atau beras. Hal tersebut untuk mendukung kampanye pentingnya menu beragam, bergizi seimbang dan aman bagi keluarga.

Kepala Bidang Pangan dan Penyuluhan DPP Kulonprogo, Trenggono mengungkapkan, sebagai salah satu bahan pangan alternatif, umbi memiliki sumber karbohidrat yang tak kalah dengan padi. Saat ini kesadaran masyarakat sudah meningkat, perihal pentingnya menu konsumsi harian yang beragam, bergizi seimbang dan aman bagi keluarga.

Advertisement

Menurut dia, menu yang memenuhi kandungan gizi, vitamin, mineral, karbohidrat dan zat penting lain, mendukung meningkatkan kualitas hidup dan kesehatan masyarakat.

"Umbi-umbian yang diunggulkan di Kulonprogo antara lain mulai dari ketela pohon, ketela rambat, umbili, uwi, gadung, ganyong, garut dan lainnya. Budidaya umbi juga sudah dilakukan oleh kelompok tani dan kelompok wanita tani (KWT), harapannya diikuti masyarakat Kulonprogo secara lebih luas," kata dia, di sela kegiatan Lomba Cipta Menu Beragam, Bergizi Seimbang, Aman (B2SA) dan Kudapan Berbasis Sumber Daya Lokal, Rabu (5/9/2018).

Ia menambahkan, dalam lomba yang diadakan di halaman kantor DPP Kulonprogo, setiap peserta yang merupakan perwakilan dari 12 kecamatan membuat menu yang berbahan bangan lokal non beras non gandum. Kriteria yang dinilai meliputi rasa, penampilan dan cita rasa.

Seorang Anggota Juri, Esti Hartati menuturkan, untuk mengolah umbi-umbian menjadi kudapan yang nikmat, membutuhkan kreativitas. Mengingat, umbi-umbian adalah bahan pangan yang bersifat tawar. Sehingga, perlu ditambah sedikit gula dan garam untuk membangun rasa. Selain itu, waktu yang dibutuhkan saat mengolah makanan berbahan dasar umbi, turut memengaruhi rasa maupun keberadaan zat penting bermanfaat dalam umbi, agar tidak hilang.

"Dari menu yang dibuat peserta, sudah menunjukkan kreativitas yang tinggi. Semua sudah bagus, baik itu penyajian, rasa, kreativitas," kata dia.

Di kesempatan itu, ia berharap, ketika New Yogyakarta International Airport beroperasi, makanan berbahan lokal bisa tampil di sejumlah rumah makan atau restoran di Kulonprogo. Mampu menarik minat orang yang datang ke Kulonprogo.

Seorang peserta dari PKK Jatisarono, Kecamatan Nanggulan, Elmawati menjelaskan, dalam lomba tersebut ia menghadirkan beragam menu berbahan dasar jagung dan singkong. Misalnya mi ayam oranye, bakso singkong, rendang ubi singkong, es krim jagung, bola-bola ubi jalar.

"Saya sering membuat rendang. Kalau pakai kentang kan biasa, jadi saya ganti pakai ubi," ungkapnya.

Peserta dari PKK Ngargosari, Kecamatan Samigaluh, Andaryati mengungkapkan, ia menampilkan menu gudeg pohon pisang, tumis rebung pisang, dan lainnya. Menu tersebut dibuat dari pisang, untuk mengantisipasi agar tidak kekurangan pangan saat paceklik atau kemarau.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

Mensos Minta Sekolah Rakyat Jadi Zona Aman Anak

Mensos Minta Sekolah Rakyat Jadi Zona Aman Anak

News
| Selasa, 23 September 2025, 15:07 WIB

Advertisement

Wisata Budaya hingga Kekinian di Daerah Istimewa Yogyakarta, Ini Daftarnya

Wisata Budaya hingga Kekinian di Daerah Istimewa Yogyakarta, Ini Daftarnya

Wisata
| Minggu, 21 September 2025, 12:07 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement