Advertisement
Atasi Kekeringan di Wonosari, Satu dari Dua Sumur Bor Baru Dioperasikan
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA–Untuk mengatasi masalah air bersih di wilayah Kota Wonosari, PT Bank Central Asia Tbk (BCA) melalui program Bakti BCA yang diprakarsai Corporate Social Responsibility (CSR) BCA membangun dua sumur bor baru. Keberadaan sumur tersebut dibuat untuk meningkatkan pelayanan air bersih kepada masyarakat.
Komisaris Independen BCA Cyrillus Harinowo mengatakan pembuatan dua sumur bor tersebut didasarkan pada pentingnya sumber air bagi kehidupan manusia. Melalui program Bakti BCA, pihaknya berinisiatif untuk turut meningkatkan kualitas hidup masyarakat, salah satunya di bidang kesehatan.
Advertisement
"Inisiatif ini diimplementasikan dengan donasi sebesar Rp300 juta untuk Instalasi Sumur Bor ini," katanya melakukan rilis yang diterima Harianjogja.com, Rabu (21/11/2018)
Peresmian Instalasi Sumur Bor tersebut juga dihadiri oleh Executive Vice President Corporate Social Responsibility (CSR) BCA Inge Setiawati, Kepala Pengembangan Bisnis Cabang (KPBC) BCA KCU Jogja Wahyu Hariatmanto, Bupati Gunungkidul Badingah, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPKP) Gunungkidul Eddy Praptono, serta Kepala Bappeda Gunungkidul Sri Suhartanta di Balai Dusun Karangtengah II, Desa Karangtengah, Wonosari, Gunungkidul.
Cyrillus menuturkan, kedua sumur bor baru tersebut diharapkan mampu meningkatkan pelayanan air bersih kepada masyarakat. Dari pembangunan dua sumur yang sudah rampung dan siap digunakan adalah Sumur Ngelorejo di Desa Gari. Melalui penguatan dan penambahan air baku, pasokan air pun terjamin untuk memenuhi berbagai kebutuhan.
"Karena air merupakan sumber kehidupan, kami berinisiatif untuk mewujudkan kepedulian dalam rangka menjaga kelestarian air bersih melalui penyediaan sumur bor," kata Cyrillus.
Bencana kekeringan yang melanda Gunungkidul pada Juni 2018 lalu, katanya, juga menjadi latar belakang BCA untuk membantu dan menyediakan air bersih melalui sumur bor ini. Saat itu, kondisi kering tanpa hujan berdampak pada 54 desa dari 11 kecamatan di Gunungkidul. Alhasil, sebanyak 31.607 kartu keluarga (KK) dan 96.523 jiwa terpaksa kesulitan akses air bersih.
"Di sisi lain, kami kian mencermati Gunungkidul menjadi salah satu potensi wisata di Indonesia yang juga menjadi daya tarik wisatawan lokal maupun mancanegara," katanya.
Menurutnya, jumlah wisatawan ke Gunungkidul yang pada 2011 sekitar 500.000 orang, dan kini sudah mencapai sekitar 3 juta. Potensi alam seperti 13 situs geopark yang telah masuk jaringan geopark Gunungsewu dan telah ditetapkan UNESCO juga menjadi bentuk keunikan dari Gunungkidul.
"Ini sebuah kebanggan dan kehormatan bagi kami dapat berkontribusi dalam tujuan mulia, menyediakan air bersih melalui sumur bor demi kemajuan hidup masyarakat sekitar yang lebih baik," kata Cyrillus.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
- Uzbekistan jadi Lawan Garuda Muda di Semifinal setelah Kandaskan Arab Saudi 2-0
- Tangis Kecil Erick Thohir Iringi Sukses Timnas U23 ke Semifinal Piala Asia U-23
- Kasus DBD di Pacitan Melonjak Tinggi pada April Ini, Angkanya Capai 107
- Jatuh lalu Tertabrak Truk, Pengendara Motor Meninggal di Selogiri Wonogiri
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali
Advertisement
Berita Populer
- Cara Membeli Tiket KA Bandara Jogja via Online
- Jadwal Lengkap KRL Jogja Solo dan KRL Solo Jogja Hari Ini, Jumat 26 April 2024
- Jadwal KA Prameks Jogja-Kutoarjo, Jumat 26 April 2024
- Rute, Tarif dan Jalur Bus Trans Jogja, Yuk Cek di Sini
- Jadwal Pemadaman Jaringan Listrik di Kota Jogja Hari Ini, Cek Lokasi Terdampak di Sini
Advertisement
Advertisement