Advertisement

JOGJA ISTIMEWA : Logo Perlu Dipakai di Kop Surat

Abdul Hamied Razak
Senin, 08 Juni 2015 - 14:20 WIB
Mediani Dyah Natalia
JOGJA ISTIMEWA : Logo Perlu Dipakai di Kop Surat Puluhan warga mengantre proses sablon kaus dalam Aksi Sablon Gratis Jogja Istimewa di kawasan Nol Kilometer, Jogja, Jumat (6/3/2015). Kaus berlogo Jogja Istimewa itu diharapkan dikenakan warga saat menghadiri peluncuran logo baru Jogja yang digelar bersamaan dengan Pisowanan Ageng genap 26 tahun Sultan Hamengku Buwono X menjadi Raja Ngayogyakarta Hadiningrat di Pagelaran Keraton Jogja, Sabtu (7/3/2015). (Desi Suryanto/JIBI - Harian Jogja)

Advertisement

Jogja Istimewa perlu dipergunakan secara masif.

Harianjogja.com, JOGJA—Sekretaris Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY, Dedy
Pranowo mengatakan, Dinas Pariwisata (Dispar) DIY perlu terus mendorong penggunaan merek Jogja Istimewa di seluruh sektor.

Advertisement

Menurutnya, logo-logo Jogja Istimewa perlu digunakan sebagai brand dari skala kecil hingga besar. Di
sektor perhotelan misalnya, sambung Dedy, penggunaan logo Jogja Istimewa wajib digunakan untuk materi promosi hotel. Tidak hanya di ruang lobi maupun kamar hotel, logo tersebut perlu dipakai di kop surat.

“Sudah saatnya kita harus bersama-sama secara gencar menggunakan logo tersebut,” ujar Dedy kepada Harianjogja.com, Jumat (5/6/2015).

Dedy menganggap brand Jogja Istimewa dan Jogja Gumregah memiliki efek yang baik untuk dunia perhotelan dan restoran, atau pariwisata pada umumnya. Namun, lanjut dia, kedua slogan itu perlu lebih disosialisasikan kepada khalayak.

“Alangkah baiknya hal ini dilakukan oleh Dinas Pariwisata DIY sebagai representasi dari pemerintah,”
ujar dia.

Menurutnya, masih sedikit hotel dan restoran di DIY yang menggunakan logo Jogja Istimewa.

“Kami akan mengajak Dinas Pariwisata DIY untuk menyosialisasikan logo tersebut ke anggota PHRI DIY,” kata Dedy.

Deddy menambahkan, rencana pengucuran dana dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif untuk promosi wisata di DIY harus disambut dengan baik.

“Kami mengharapkan promosi dijalankankan menggunakan tolok ukur yang jelas dan perlu dipilih pasar yang potensial untuk promosi,” ujar dia.

DIY, kata dia, dapat menjadi fasilitator dalam menarik investor swasta dengan menggelar beragam event. PHRI juga perlu menciptakan paket destinasi terintegrasi dengan badan promosi wisata dan pemerintah.

“Itulah yang paling dibutuhkan. Sebenarnya paket terintegrasi itu ada, cuma butuh ditingkatkan lagi,”
ujar pemilik Ruba Hotel Jogja itu.

Sebelumnya, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Arief Yahya, menyatakan promosi wisata sangat
penting untuk menggenjot jumlah kunjungan pelancong. Arief bahkan mencanangkan program Great
Jogja, layaknya Great Bali, Great Batam, dan Great Jakarta. Konsep tersebut adalah promosi wisata
terhadap kawasan DIY dan sekitarnya.

Kementerian bahkan berencana mengucurkan anggaran belasan miliar rupiah untuk promosi wisata
DIY. “Great Jogja harus terbentuk. Nanti kami anggarkan promosi Jogja sekitar Rp11 miliar,” ujar Arief
Yahya dalam Seminar Nasional Pariwisata yang digelar untuk memperingati Ulang Tahun Ketujuh
Harian Jogja di Sahid Rich Hotel, 29 April 2015.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terkait

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

KPAI Konfirmasi Dua Anak di Pantai Batang Diajak Meninggal Bareng Ibunya

KPAI Konfirmasi Dua Anak di Pantai Batang Diajak Meninggal Bareng Ibunya

News
| Senin, 04 Agustus 2025, 13:17 WIB

Advertisement

Wisata Sejarah dan Budaya di Jogja, Kunjungi Jantung Tradisi Jawa

Wisata Sejarah dan Budaya di Jogja, Kunjungi Jantung Tradisi Jawa

Wisata
| Sabtu, 02 Agustus 2025, 18:07 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement