Advertisement
Harap Maklum Kalau Sampah di Sleman Menumpuk
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN-- Pengiriman sampah dari Sleman ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Piyungan tersendat sejak seminggu lalu. Dari Selasa (14/8/2018), truk pengangkut sampah tak bisa mengirim sampah sama sekali. Truk baru bisa mengirim pada Kamis (16/8/2018).
Restuti Nur Hidayah selaku Kepala UPT Pelayanan Persampahan, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Sleman mengatakan penumpukan sampah di TPA Piyungan terjadi karena ada masalah di alat pengolahan sampah.
"Sebenarnya tersendatnya sudah dari Sabtu [11/8/2018], tapi mulai tidak bisa mengirim [sampah] sama sekali pada Selasa [14/8/2018]," kata Restuti saat dihubungi Kamis (16/8/2018).
Restuti mengatakan saat sampah dari Sleman tidak bisa dikirim, truk sampah pun tidak mengambil sampah dari masyarakat juga depo. Menurut Restuti ada sebagian masyarakat yang mengeluh sampahnya tidak diambil, namun sudah diberikan pengertian karena kondisi di TPA Piyungan yang menumpuk.
Restuti menjelaskan di UPTnya ada 33 truk sampah yang mengangkut sampah dari masyarakat juga depo untuk dikirim ke TPA Piyungan. Dalam sehari masing-masing truk bisa mengangkut sampai 1-2 kali. Rata-rata, sampah yang diambil dari seluruh depo dan masyarakat bisa sampai 500 meter kubik.
"Dari Kamis [16/8/2018] pagi sudah bisa dikirim lagi, sudah lancar," kata Restuti. Menurutnya, sebagian alat di TPA Piyungan yang rusak sudah diperbaiki.
Restuti mengatakan untuk sementara, pengiriman sampah dari Sleman masih mengandalkan TPA Piyungan sampai ada opsi lainnya. "Sementara masih mengandalkan Piyungan, sekarang masih menyusun master plan," ujarnya.
Sebelumnya Pemkab Sleman merencanakan akan membangun TPA baru yang direncanakan berlokasi di Dusun Sembir, Desa Madurejo, Prambanan sebagai opsi pengiriman sampah. Namun, warga menolak pembangunan TPA karena ditakutkan baunya akan mengganggu warga.
"Rencananya kita targetkan di tahun ini pembebasan lahan, namun ada penolakan dari warga," ungkap Kepala Bidang Kebersihan dan Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Sleman Junaidi.
Advertisement
BACA JUGA
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Pemerintah Diminta Membentuk Komisi Nasional Lanjut Usia, Ini Tujuannya
Advertisement

Jembatan Kaca Tinjomoyo Resmi Dibuka, Ini Harga Tiketnya
Advertisement
Berita Populer
- Dua SPPG di Gunungkidul Ditutup Imbas Dugaan Keracunan MBG
- Angka Kecelakaan Lalu Lintas DIY Diklaim Turun 4 Persen
- Keracunan MBG di Mlati, Yayasan Pemilik Dapur Beri Ganti Rugi Rp47 Juta
- Nelayan Kulonprogo Pilih Bertani Ketika Jarang Melaut
- Keluarga Besar UII Gelar Aksi Simbolis Tabur Bunga, Tuntut Pembebasan Paul
Advertisement
Advertisement