Advertisement

SDM Hambatan Utama BUMDes

Ujang Hasanudin
Senin, 10 September 2018 - 10:10 WIB
Laila Rochmatin
SDM Hambatan Utama BUMDes Suasana diskusi Peran Pemuda Dalam Membangun Desa di Kampung Mataraman, Sewon, Bantul, Sabtu (8/9/2018). - Harian Jogja/Ujang Hasanudin

Advertisement

Harianjogja.com, BANTUL -- Forum Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Indonesia menyebut dari 27.067 BUMDes hanya sekitar 10% yang usahanya jalan. Sisanya tidak jalan, dan ada yang jalan tetapi tidak memberikan keuntungan.

Demikian diungkapkan Sekjen Forum BUMDes Indonesia Rudy Suryanto saat meresmikan Taruna Desa di Kampung Mataraman, Panggungharjo, Sewon, Bantul, Sabtu (8/9/2018).

Advertisement

"Desa sebenarnya tidak miskin potensi tetapi persoalan utama adalah sumber daya manusia [SDM]. Pengelola BUMdes butuh orng-orang yang kreatif agar produknya di terima masyarakat," kata Rudy.

Menurut dia, modal bukan menjadi persoalan dalam pengelolaan BUMDes, karena desa sudah digelontor dana desa yang cukup besar dan bisa dimanfaatkan untuk mengembangkan BUMDes. Namun dana dan sarana menjadi percuma jika pengelolanya tidak kreatif dan tidak memahami bisnis.

Karena itu pihaknya sengaja membuka Taruna Desa sebagai ajang komunikasi para pemuda desa calon pengurus BUMDes dan menjadi sekolah manajemen BUMDes. Dalam forum tersebut Rudy mengaku menghadirkan juga para pengelola BUMDes yang dianggap sukses, di antaranya BUMDes di Desa Nglanggeran Gunungkidul, BUMdes di Ponggok, Polanharjo, Klaten, Jawa Tengah, dan BUMDes Desa Panggungharjo, Sewon, Bantul.

"Tahap awal ini kami latih lima orang menjadi Taruna Desa dari total 200 orang yang mengajukan. Kami pilih pemuda-pemuda yang benar-benar ingin mengelola potensi dengan mengajukan proposal," ujar Rudy.

Ia berharap para Taruna Desa ke depan semakin banyak dan menjadi agen perubahan di desanya masing-masing. Dengan demikian, peran BUMDes nantinya dapat merekrut banyak pegawai sehingga dapat mengurangi pengangguran.

Pengelol BUMDes Tirta Mandiri, Ponggok, Polanharjo, Klaten, Joko Winarno mengatakan awal berdiri BUMDes Tirta Mandiri hanya mengelola potensi air. BUMDes yang didirikan pada 2009 lalu itu sempat merugi selama dua tahun, selanjutnya dapat menghasilkan. Bahkan omzet pada 2017 lalu mencapai Rp13,4 miliar dalam setahun.

Unit usaha pun semakin bertambah. Selain potensi air ada kuliner, wisata, perikanan, persewaan kios, persewaan gedung, jasa, simpan pinjam, dan rental mobil. "Total ada 82 karyawan yang semuanya adalah warga Desa Ponggok," kata Joko.

Selain dapat memberdayakan pemuda, keberadaan BUMDes di Ponggok ini dapat memberikan manfaat dengan membantu menanggung iuran BPJS bagi 350 warga yang belum tertanggung, hingga memberikan beasiswa kepada warga yang melanjutkan ke perguruan tinggi.

Menurut Joko dalam mengelola BUMDes persoalan utama adalah menyatukan visi misi antara pengelola, perangkat desa, dan masyarakat. Karena keberadaan BUMDes sangat tergantung perhatian dari pemerintah desa. "Pertama butuh orang serius untuk mengelola, kedua perhatian pemerintah dan perangkat desa," ujar Joko.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Kemenkes Buka Pendaftaran Lowongan Nakes untuk 4 Rumah Sakit

News
| Kamis, 25 April 2024, 01:17 WIB

Advertisement

alt

Rekomendasi Menyantap Lezatnya Sup Kacang Merah di Jogja

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 07:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement