Advertisement
Pertama Kalinya, 22 Keluarga Transmigran Asal DIY Diberangkatkan dengan Pesawat
Ilustrasi penumpang boarding. - The Active Times
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA- Sebanyak 22 Kepala Keluarga (KK) diberangkatkan ke lokasi transmigrasi di Tanjung Buka SP.6B Bulungan Provinsi Kalimantan Utara, dari Bangsal Kepatihan, Selasa (25/9/2018). Para transmigran untuk pertama kalinya diberangkat dengan pesawat terbang.
Kepala Disnakertrans DIY Andung Prihadi menjelaskan 21 KK yang diberangkatkan terdiri atas 72 jiwa. Mereka berasal dari Sleman ada sembilan KK 32 jiwa, Kota Jogja lima KK 17 jiwa dan Bantul tujuh KK ada 23 jiwa. Mereka akan menetap di Satuan Pemukiman Tanjung Buka SP.6B Bulungan Kalimantan Utara.
Advertisement
Semua transmigran ini diberangkatkan dengan pesawat. Pemberangkatan ini merupakan program sharing APBD kabupaten/kota.
"Peserta transmigran diberangkatkan dengan pesawat, semoga program sharing APBD ini dapat menginspirasi provinsi lain di Indonesia," katanya, Selasa (25/9/2018).
BACA JUGA
Sekjen Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Anwar Sanusi mengakui program dari DIY ini merupakan pertama kalinya, para transmigran diberangkatkan dengan pesawat.
Padahal biasanya para transmigran diberangkatkan melalui jalur laut dan butuh waktu cukup lama untuk bisa sampai ke lokasi. "Ini pertama kalinya transmigran berangkat pakai pesawat," ucapnya.
Anwar mengatakan para transmigran telah dibekali berbagai pelatihan agar dapat memunculkan ide gagasan yang dapat dikembangkan di lokasi transmigrasi. Ia mengakui persiapan lahan di lokasi tujuan menjadi salah satu kendala, karena ada harus clear and clean terkait lain sehingga butuh waktu cukup lama.
Penentuan lokasi ditetapkan pada tempat strategis, di mana lokasi memiliki prospek yang baik ke depannya sehingga diharapkan para transmigran betah. Adapun jika ada transmigran yang tidak kerasan tinggal dan memilih kembali ke Jawa maka hal itu akan menjadi catatan tersendiri.
"Jatah hidup diberikan selama setahun dengan jumlah yang bervariasi tetapi nilainya hampir sama dengan UMR. Prinsipnya ini tidak semua dalam bentuk uang namun bisa peralatan dan sarana stimulan lainnya," katanya.
Salah satu transmigran dari Dusun Murangan Sindumartani, Ngemplak, Sleman Nurjannah mengatakan ia nekat berangkat transmigrasi bersama suami dan dua anaknya demi masa depan keluarga.
Harapannya dengan memperoleh lahan di lokasi transmigrasi ia bisa bercocok tanam dan melakoni beberapa usaha lain dalam mencari penghidupan. "Siap, sudah diniati [berangkat] ini juga demi masa depan anak-anak," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
Advertisement
Advertisement





