Advertisement
BPBD DIY Pasang Alat Canggih Pendeteksi Longsor di Bantul

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA-Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memasang satu paket piranti canggih pendeteksi longsor pada tiga desa di Kabupaten Bantul untuk mengantisipasi potensi longsor selama musim hujan.
"Pemasangan itu dilakukan saat ini, karena harganya juga mahal sehingga baru sebagai percontohan dulu," kata Kepala Pusat Pengendalian Operasional (Pusdalops) BPBD DIY, Danang Samsurizal di Jogja, Minggu (9/12/2018).
Advertisement
Menurutnya satu paket piranti canggih pendeteksi gerakan tanah itu terdiri atas inklinometer yang berfungsi mengukur kemiringan bidang tanah, ekstensometer untuk mendeteksi pergerakan tanah, serta Soil Moistur untuk mengukur kelembaban atau kadar air pada tanah.
Ia menyebutkan hasil analisis potensi longsor itu dapat dipantau setiap saat melalui telepon pintar atau gawai.
"Hasil pemantauan akan dikombinasikan melalui rumus robotik yang akan menyimpulkan seberapa mengancam potensi longsornya. Kami juga dapat membunyikan sirine melalui gawai dari sini [Kantor BPBD DIY]," jelasnya.
Lokasi pemasangan alat itu yakni Desa Selopamioro, Wonolelo (Kecamatan Imogiri), dan Srimanganti (Kecamatan Piyungan) Kabupaten Bantul.
Ia mengemukakan pemasangan alat itu baru percontohan. Ke depan alat itu ditargetkan dapat dipasang pada 16 kecamatan di Kabupaten Bantul, Gunung Kidul, Sleman, dan Kulon Progo di DIY yang dinilai memiliki risiko tinggi tanah longsor selama musim hujan.
Berdasarkan pemetaan BPBD, kecamatan berisiko tinggi longsor meliputi Kecamatan Dlingo, Imogiri, Pleret, serta Piyungan (Bantul), Patuk Gedang Sari, Ngawen, Nglipar, Semin, Ponjong (Gunung Kidul), Kokap, Pengasih, Girimulyo, Samigaluh, Kalibawang (Kulon Progo), serta Prambanan (Sleman).
Danang mengatakan BPBD memetakan tingkat kerawanan longsor tersebut mengacu pada zona kawasan yang berpotensi mengalami gerakan tanah di DIY yang dikeluarkan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral pada 2018.
PVMBG mendata 64 kecamatan di DIY terindentifikasi memiliki potensi gerakan tanah, mulai dari level menengah sampai tinggi.
Ia mengimbau warga mewaspadai tanda-tanda risiko tanah longsor seperti retakan tanah di lereng atau pinggiran sungai, sumber mata air baru, serta suara gemuruh.
"Apabila menemukan tanda-tanda, itu masyarakat bisa melaporkan kepada tim reaksi cepat (TRC) atau relawan setempat," kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Viral Pengamen Rusak Bus Primajasa, 1 Pelaku Diringkus dan 1 Orang Buron
Advertisement

Amerika Serikat Keluarkan Peringatan Perjalanan untuk Warganya ke Indonesia, Hati-Hati Terorisme dan Bencana Alam
Advertisement
Berita Populer
- Indeks Literasi dan Inklusi Keuangan Indonesia 2025 Meningkat
- Pospit Pakem Kini Jadi Rumah Kedua Penggemar Olahraga Sepeda di Jogja
- Bangun Semangat Toleransi, Dialog Mahasiswa Antaragama Digelar Libatkan 7 Kampus
- Wamen PU Diana: Pembangunan Pasar Terban Jogja Selesai September 2025
- Angkat Konsep TerraDam, Mahasiswa UGM Raih Juara 2 Kompetisi Riset Aktuaria Internasional 2025
Advertisement