Advertisement

Warga Desa Pendoworejo Diajak Memahami Gender

Jalu Rahman Dewantara
Rabu, 06 Maret 2019 - 10:00 WIB
Galih Eko Kurniawan
Warga Desa Pendoworejo Diajak Memahami Gender Sekretaris DP3AP2 DIY, Carolinauty, menyampaikan materi sosialisasi bertajuk Pemahaman Gender untuk Masyarakat di kantor Balai Desa Pendoworejo, Kecamatan Girimulyo, Selasa (5/3/2019).-Harian Jogja - Jalu Rahman Dewantara

Advertisement

Harianjogja.com, KULONPROGO—Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk (DP3AP2) DIY mengajak masyarakat Desa Pendoworejo, Kecamatan Girimulyo untuk lebih memahami arti gender.

Ajakan itu disampaikan lewat sosialisasi bertajuk Pemahaman Gender untuk Masyarakat di kantor Balai Desa Pendoworejo, Selasa (5/3/2019). Dalam sosialisasi ini, masyarakat diberi pemahaman bahwa gender merupakan sifat yang melekat pada laki-laki maupun perempuan yang dikonstruksi secara sosial maupun kultural.

Advertisement

Laki-laki diidentikkan dengan sifat perkasa dan rasional, sementara perempuan lemah lembut. Namun demikian, hal itu tidak boleh disalahartikan dengan membatasi peran baik laki-laki maupun perempuan untuk beraktivitas. Keduanya tetap memiliki hak yang sama dalam melangsungkan kegiatan sehari-hari.

"Gender ini juga menyangkut seluruh elemen masyarakat baik untuk perempuan, lansia, difabel, anak-anak, tentang bagaimana komponen masyarakat tersebut bisa berkontribusi dan mendapatkan akses dalam pembangunan suatu wilayah," ucap Sekretaris DP3AP2 DIY, Carolinauty, di sela-sela sosialisasi, Selasa.

Pemahaman tentang gender tidak hanya berkutat pada masyarakat semata, tapi juga ke pemerintah setempat. Dalam hal ini Carolinauty membahas para pemangku kebijakan di tingkat desa. Menurutnya jika pemerintah desa bisa memahami gender yang sebetulnya, maka kebutuhan persoalan warga bisa diselesaikan.

Diharapkan pembangunan desa tidak hanya dalam segi fisik, melainkan juga kesejahteraan masyarakatnya. “Kami libatkan seluruh pemangku kepentingan Desa Pendoworejo dan masyarakat setempat sehingga mereka betul-betul bisa membangun desa dengan baik yang responsif gender," ujar Carolinauty.

Hal senada dikatakan Anggota Komisi D DPRD DIY, Hamam Mutaqim, yang turut hadir sebagai narasumber dalam sosialisasi tersebut. Dia menekankan agar masyarakat bisa memahami makna gender, sehingga meminimalkan adanya diskriminasi.

Masyarakat harus bisa memahami perbedaan antara bahasa gender dan ketugasan atau kodrat. Menurutnya gender tidak sama dengan jenis kelamin yang notabene ialah kodrat. Adapun kodrat merupakan sesuatu yang ditetapkan oleh Tuhan, sehingga manusia tidak mampu untuk mengubah atau menolak.

Salah satu peserta sosialisasi, asal Dusun Muten, Desa Pendoworejo, Surani, 54, mengaku lebih bisa memahami gender setelah pengikuti sosialisasi ini. Dia berharap adanga sosialisasi ini bisa mereduksi bahkan menghilangkan diskriminasi yang kerap menimpa perempuan sepertinya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

Hadiri KTT Asean, Prabowo Tegaskan Pentingnya Persatuan Asean

Hadiri KTT Asean, Prabowo Tegaskan Pentingnya Persatuan Asean

News
| Minggu, 26 Oktober 2025, 17:07 WIB

Advertisement

Desa Wisata Adat Osing Kemiren Banyuwangi Masuk Jaringan Terbaik Dunia

Desa Wisata Adat Osing Kemiren Banyuwangi Masuk Jaringan Terbaik Dunia

Wisata
| Minggu, 19 Oktober 2025, 23:37 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement