Advertisement

Seluruh Puskesmas di Kulonprogo Diminta Ikut Menangani Dampak Banjir

Jalu Rahman Dewantara
Selasa, 26 Maret 2019 - 15:17 WIB
Sunartono
Seluruh Puskesmas di Kulonprogo Diminta Ikut Menangani Dampak Banjir Seorang warga menonton jebolnya tanggul Sungai Serang di Dusun Bendungan Kidul, Desa Bendungan, Kecamatan Wates, Kulonprogo, Senin (18/3/2019). - Harian Jogja/Jalu Rahman Dewantara.

Advertisement

Harianjogja.com, KULONPROGO--Dinas Kesehatan (Dinkes) Kulonprogo telah mengeluarkan surat edaran yang ditujukan kepada seluruh Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) untuk memantau kondisi masing-masing lokasi terdampak banjir. Puskesmas juga diminta melakukan penanganan kepada para korban, mengecek sanitasi dan pemberian tawas serta kaporit di sumber air tercemar.

Pelaksana Harian Kepala Dinkes Kulonprogo, Ananta Kogam mengatakan dampak dari banjir tidak hanya menyebabkan kerugian materi. Melainkan juga menimbulkan penyakit seperti diare dan gatal-gatal. Penyakit itu muncul lantaran sanitasi dan kebersihan lingkungan yang kurang baik pasca banjir melanda sejumlah wilayah di Kulonprogo, pada pekan lalu.

Advertisement

"Atas hal itu kami mengeluarkan surat edaran ini, agar korban banjir yang menderita penyakit bisa segera tertangani," kata Ananta, Senin (25/3/2019).

Berdasarkan catatan Dinkes Kulonprogo sedikitnya 852 jiwa dari beberapa wilayah masuk dalam pendataan puskesmas sebagai warga terdampak bencana banjir. Sedangkan warga yang mengalami penyakit pasca banjir seperti gatal-gatal dan diare masih dalam pendataan.

Kepada warga terdampak, Ananta mengimbau untuk tetap menjaga kebersihan diri dan lingkungan. Jaga kondisi badan dan tidak lupa cuci tangan dengan sabun sebelum serta sesudah makan. Jika mengalami sakit atau gejala tidak baik ia meminta warga segera mendatangi puskesmas terdekat.

Salah satu warga terdampak banjir di Dusun Bendungan Kidul, Desa Bendungan, Kecamatan Wates, Taufik, mengaku mengalami gatal-gatal pasca tempatnya terendam air. Selain dirinya, sejumlah warga terdampak lain di dusun tersebut turut mengalami hal serupa. Beberap di antaranya juga mengeluhkan masalah pencernaan.

"Kemarin sempat gatal-gatal, tapi tidak terlalu parah sih, untung ada bantuan pengobatan gratis. Belum lama ini saya juga ikut membagikan obat gratis kepada warga terdampak lainnya," ujar Taufik.

Taufik merupakan satu dari ratusan warga korban banjir akibat jebolnya tanggul Sungai Serang di Dusun Bendungan Kidul, Minggu (17/3/2019) lalu. Saat kejadian rumahnya terendam air dengan ketinggian 1,5 meter atau mencapai dada orang dewasa.

Jebolnya tanggul juga merendam ratusan hektare (ha) sawah di Kecamatan Panjatan dan Wates serta wilayah kecamatan lainnya. Selain itu juga menyebabkan sumur warga tercemar. Guna mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, Posko Association of Reciliency Movement (ARM) Indonesia telah melakukan sterilisasi sumur-sumur.

Meski banjir telah surut, status tanggap darurat di Kulonprogo tetap diberlakukan hingga 30 Maret mendatang. Hal itu berdasarkan SK Bupati Kulonprogo terkait status darurat yang ditetapkan sejak 17 Maret lalu. Isinya perihal penanganan kerusakan dan pemenuhan logistik korban bencana.

Dengan SK tersebut, anggaran perbaikan kerusakan akibat bencana serta pemenuhan kebutuhan logisitik korban bisa diambilkan dari APBD melalui pos Biaya Tak Terduga (BTT). Total BTT mencapai Rp3,9 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Sheila on 7 Bikin Konser di Medan, Pertumbuhan Sektor Pariwisata di Sumut Ikut Subur

News
| Kamis, 25 April 2024, 13:07 WIB

Advertisement

alt

Rekomendasi Menyantap Lezatnya Sup Kacang Merah di Jogja

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 07:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement