Advertisement
Simulasi Pemilu, Coblosan Makan Waktu Lima Menit
Peserta memasukkan surat suara ke dalam kotak suara di kegiatan simulasi pemungutan dan penghitungan suara untuk persiapan Pemilu 2019 di Gedung Taman Budaya Kulonprogo, Kecamatan Pengasih, Kamis (4/4/2019).-Harian Jogja - Jalu Rahman Dewantara
Advertisement
Harianjogja.com, KULONPROGO—Simulasi Pemilu 2019 menunjukkan calon pemilih membutuhkan waktu sekitar lima menit untuk menyelesaikan seluruh tahap pemilihan.
Simulasi pemungutan dan penghitungan suara Pemilu 2019 digelar Komisi Pemilihan Umum Kulonprogo di gedung Taman Budaya Kulonprogo, Kecamatan Pengasih, Kamis (4/4/2019), yang diikuti seluruh Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) dan Panitia Pemungutan Suara (PPS) se-Kulonprogo.
Advertisement
Salah satu peserta simulasi dari Kelompok PPS (KPPS) Desa Bumirejo, Kecamatan Lendah, Siti Lestari, mengaku tidak ada kendala dalam simulasi pemungutan dan penghitungan suara. Cuma butuh waktu lima menit untuk menyelesaikan seluruh tahap pemilihan.
“Namun, antreannya cukup panjang sehingga mengantre lebih lama dibandingkan mencoblos. Selain itu [antre] tidak ada,” ungkapnya, kemarin. Siti mencatat hal yang perlu diperhatikan para pengguna hak suara yakni saat memasukkan surat suara ke dalam kotak agar lebih cermat.
Dalam simulasi kemarin, PPK dan PPS dibagi dua tugas. Sebagian besar berperan sebagai pemilih. Beberapa orang di antaranya, terutama yang bertugas di wilayah Kecamatan Pengasih, didapuk menjadi panitia pemilihan.
Ketua Divisi Teknis Penyelenggaraan KPU Kulonprogo Tri Mulatsih mengungkapkan simulasi ini merupakan latihan praktik bagi PPK dan PPS agar lebih siap menyongsong pelaksanaan Pemilu pada 17 April mendatang.
Kegiatan ini dilangsungkan mulai pukul 07.00 WIB sampai dengan selesai. Tahapannya mulai dari pencoblosan, penghitungan suara sampai pembuatan berita acara. “Semua tahapan berlangsung 12 jam, jika tidak selesai di waktu tersebut, nantinya bisa ditambah. Setelah ini [simulasi] PPS dan PPK akan mendapat bimbingan teknis Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) pada 5 hingga 10 April,” paparnya.
Selain sebagai latihan, simulasi ini juga bertujuan untuk mengetahui seberapa lama pemilih melakukan tahap pencoblosan hingga pencelupan tinta. Hasilnya, bervariatif. Ada pemilih yang hanya memerlukan waktu lima menit namun terdapat juga yang lebih lama dari itu. Untuk usia lanjut bisa lebih lama karena untuk mencari calon di surat suara cukup sulit.
Tri mengatakan dalam pelaksanaan pemilu nanti KPU memastikan pemilih berkebutuhan khusus akan didahulukan. Pendampingan dari keluarga maupun panitia saat pencoblosan juga diperbolehkan. Tiap TPS juga akan menyediakan template surat bagi pemilih tuna netra serta kemudahan aksesbilitas.
Ketepatan Waktu
Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kulonprogo Ria Harlinawati, yang hadir dalam simulasi, belum menemukan adanya kekurangan. Peraturan telah diterapkan, mulai dari larangan pemilih membawa telepon genggam maupun alat memotret, hingga tidak boleh adanya tisu atau kain untuk membersihkan tinta celup.
“Sejauh ini saya lihat lancar-lancar saja tetapi sempat ada peletakan bilik suara terlalu ke depan sehingga berpotensi orang lain bisa mengintip. Sudah digeser agak ke belakang, harusnya di samping kanan kiri perlu di kasih kain penutup,” ucapnya.
Terkait dengan kesiapan Bawaslu menghadapi pemilu yang tinggal menghitung hari, Bawaslu akan memulai patroli dengan mengerahkan pengawas kecamatan. Patroli yang dilakukan pada 14 hingga 16 April ini bertujuan untuk memastikan ketertiban di masa tenang kampanye.
Bawaslu juga memfokuskan pemberian C6 khusus di DPT terdaftar. Kalau ada yang meninggal harus dikembalikan, jangan disalahgunakan. Patroli ini juga untuk mengawasi TPS agar menaati aturan, antara lain ketersediaan akses bagi penyandang disabilitas, tempat penitipan ponsel, tidak boleh ada tisu maupun kain yang berpotensi digunakan pemilih untuk menghapus tinta serta TPS harus bebas dari atribut partai politik.
“Di hari H nanti, ketepatan waktu dan prosedur harus dijalankan. Saksi yang masuk harus punya surat mandat, dan tak boleh menggunakan atribut. Ini harus ditekankan juga, agar KPPS berkoordinasi dengan kami,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Desa Wisata Adat Osing Kemiren Banyuwangi Masuk Jaringan Terbaik Dunia
Advertisement
Berita Populer
- Tingkatkan Promosi, Pemkot Jogja Dongkrak Kampung Wisata
- Kolaborasi Pemkot-K24-Sarihusada Bebaskan Generasi Jogja dari Stunting
- Legislatif Tekankan Efisiensi Anggaran Tak Ganggu Layanan Publik
- 22 Kontingen dari Berbagai Daerah Ikuti Menoreh Tourism Festival 2025
- Pemkab Gunungkidul Tak Gegabah Bikin Rusunawa Baru, Begini Alasannya
Advertisement
Advertisement





