Advertisement

Sapi Pemakan Sampah di TPST Piyungan Tak Terkontrol

Ujang Hasanudin
Selasa, 09 April 2019 - 07:47 WIB
Maya Herawati
Sapi Pemakan Sampah di TPST Piyungan Tak Terkontrol Ilustrasi sapi. - IST

Advertisement

Harianjogja.com, BANTUL—Dinas Pertanian Pangan Kelautan dan Perikanan (DP2KP) Bantul mengaku tidak pernah memeriksa kondisi sapi pemakan sampah yang digembalakan di kawasan Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Piyungan dengan dalih sapi-sapi tersebut tidak jelas kepemilikannya.

Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan DP2KP Bantul, Joko Waluyo, mengatakan pengawasan kesehatan sapi yang dilakukan selama ini hanya menyasar tempat-tempat penampungan penjualan sapi, beberapa kelompok peternak sapi, pengawasan di rumah jagal, dan rumah potong hewan (RPH).

Advertisement

Pemeriksaan dilakukan pada sapi sebelum disembelih dan setelah disembelih. "Kalau pemeriksaan langsung ke TPST Piyungan belum. Kami tidak bisa mengontrol sampai ke sana karena sulit dijangkau," kata Joko saat dihubungi Senin (8/4/2019).

Joko tidak menampik sapi-sapi pemakan sampah rentan terhadap penyakit sehingga tidak bisa dipastikan keamanan dagingnya untuk dikonsumsi. Kendati belum meneliti secara khusus kelayakan daging sapi yang memakan sampah di TPST Piyungan, DP2KP tidak merekomendasikan membeli sapi pemakan sampah.

Saat mendekati Iduladha, takmir masjid, kata Joko, biasanya sudah dibekali untuk membeli sapi dari penampungan yang sudah lolos uji kesehatan. Ia juga mengklaim para juragan sapi dan rumah jagal di Bantul enggan menerima sapi pemakan sampah.

Joko mengatakan DP2kP sempat menyosialisasikan kepada warga sekitar TPST Piyungan agar memperhatikan kesehatan ternak sapi mereka. Pihaknya bahkan siap membantu memeriksakannya. Namun yang terjadi di lapangan, tidak ada warga yang mengakui kepemilikan sapi itu. "Kami juga tidak mungkin mengejar-ngejar sapi sendiri tanpa diketahui pemiliknya, bisa-bisa kami disangka maling. Jadi serba salah," ucap Joko.

Menurut dia yang lebih efektif untuk memeriksa kesehatan sapi TPST Piyungan adalah Pemda DIY karena TPST dikelola langsung oleh Pemda DIY. DP2KP Bantul siap membantu ketika sudah ada kebijakan dari Pemda DIY yang memaksa peternak sekitar TPST Piyungan memeriksa sapinya.

Berdasarkan data DP2KP Bantul, populasi sapi yang ada di Bantul saat ini mencapai 58.000 ekor. Jumlah tersebut berdasarkan laporan sejumlah kelompok ternak. Menurut Joko jumlah sapi fluktuatif karena ada yang dipotong dan ada juga yang didatangkan peternak dari luar daerah.

Sejauh ini Kabupaten Bantul masih diandalkan seagai pemasok daging sapi terbesar untuk wilayah DIY. Produksi daging sapi, daging kambing, dan daging ayam selama 2018 tercatat 14,8 juta ton selama setahun. Sementara produksi telur sebanyak 7,3 ton. "Produksi ini sudah melebihi kebutuhan. Jadi untuk stok daging aman," kata Joko.

Maryono, salah satu pemilik sapi di TPST Piyungan menampik tidak pernah ada pemeriksaan kesehatan hewan di TPST Piyungan. Menurut dia, peternak sudah menyadari kondisi sapi di TPST sehingga ketika akan dijual ke luar, sapi-sapi tersebut dikarantina terlebih dahulu selama tiga bulan dan diberi pakan rumput atau pakan sapi pada umumnya.

"Setelah dikarantina peternak memanggil dokter hewan untuk pemeriksaan," kata Maryono. Menurut dia, ada ratusan sapi di kawasan TPST Piyungan, sebagian milik warga sekitar TPST, sebagian lainnya milik warga luar yang dititipkan kepada warga sekitar dengan sistem bagi hasil.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Ajukan Praperadilan, KPK: Silahkan, Itu Hak Tersangka

News
| Rabu, 24 April 2024, 13:47 WIB

Advertisement

alt

Rekomendasi Menyantap Lezatnya Sup Kacang Merah di Jogja

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 07:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement