Advertisement
TBY Populerkan Kesenian Rakyat

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA- Taman Budaya Yogyakarta (TBY) sebagai Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Dinas Kebudayaan DIY kembali menghadirkan Gelar Seni TBY akhir April ini. Gelaran seni yang rutin digelar setiap akhir bulan itu menghadirkan sejumlah kelompok seni yang ada di masyarakat.
Koordinator Lapangan Gelar Seni TBY, Wastianto mengatakan kegiatan pekan ini merupakan ketiga kalinya digelar sejak awal tahun lalu. Pertunjukan seni berlangsung di panggung outdoor TBY dari pukul 11.00 WIB hingga 18.00 WIB. "Kami melibatkan sejumlah kelompok seni tradisi yang tersebar di DIY," katanya di sela-sela kegiatan, Sabtu (20/4/2019).
Advertisement
Seni pertunjukan yang dipentaskan dalam kegiatan tersebut mencakup seni rakyat seperti jatilan, ketoprak hingga wayang. Untuk pementasan Sabtu (20/4/2019), diisi oleh kelompok seni Jatilan Jago, Jabur Mardi Budoyo, Angguk Warkop dan juga pertunjukan wayang kulit dengan dalang Ki Feri Aryanto. "Untuk Minggu (21/4/2019) digelar pertunjukan seni Jatilan Puspo Wiromo Mudo, Sanggar Tari Balai Budaya Winomartani, Jatilan Pelangi Entertainment dan Ketoprak Bayu Mataram," jelasnya.
Dalam menjaring kelompok seni kerakyatan, TBY menyeleksi proposal yang diajukan oleh masing-masing kelompok seni. Selain memberi kesempatan kepada kelompok seni kerakyatan tampil di depan audiens, Gelar Seni TBY ini juga agar masyarakat tetap bisa menikmati seni pertunjukan tradisional di tengah arus modernisasi yang kian pesat.
Panitia Kegiatan Sipriana Dinda KS mengatakan kegiatan tersebut digelar sebagai wadah bagi pelaku seni untuk mengekspresikan kelompok seninya. Event tersebut juga sebagai apresiasi yang diberikan TBY bagi pelaku seni di wilayah DIY. Setiap pentas, ada empat kelompok yang tampil. Mereka berasal dari berbagai kabupaten/kota yang ditunjuk oleh Dinas Kebudayaan masing-masing.
Dengan begitu, diharapkan penampilan kelompok yang pentas berbeda setiap tahunnya. "Yang tampil di sini diutamakan yang belum pernah ikut. Jadi lewat kuratorial dari Disbud masing-masing. Dengan begitu, kelompok-kelompok yang tampil akan berbeda setiap tahunnya," katanya.
Selain menjadi sarana dan ruang kelompok seni untuk berekspresi, kata Dinda, event tersebut bertujuan untuk menarik minat masyarakat dan wisatawan. Sebagai sarana hiburan, pengunjung bisa menikmati beragam atraksi yang ditampilkan masing-masing kelompok seni. "Sengaja kami gelar siang hingga sore hari, agar wisatawan dan masyarakat bisa menikmati lebih leluasa. Apalagi pentas ini digelar secara outdoor," katanya.
Masing-masing kelompok diberi kesempatan tampil selama 45 menit. Sementara untuk wayang dan ketoprak durasinya lebih panjang antara 1,5 jam hingga 2 jam. Upaya ini dilakukan agar masyarakat bisa mengapresiasi dan semakin menyukai pertunjukan seni dan budaya yang ada. "Kami juga terbuka bagi kelompok lain di luar DIY yang ingin terlibat [tampil]. Tentunya tetap melalui seleksi," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Satgas Pangan Polri Tindaklanjuti Terkait Dugaan 212 Produsen Beras Nakal, Empat Orang Diperiksa
Advertisement
Tren Baru Libur Sekolah ke Jogja Mengarah ke Quality Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Kasus Pelecehan Anak di Kasihan Dilaporkan ke Polres Bantul, Korban Siswi Berusia 6 Tahun
- Siapkan Surat-Surat! Polres Bantul Gelar Operasi Patuh Progo 14-27 Juli 2025
- Embarkasi Haji DIY di Kulonprogo Ditarget Beroperasi Tahun Depan
- Tiga Koperasi Desa Merah Putih di Sleman Sebagai Percontoan Nasional Siap Diluncurkan
- 4 Juta Wisatawan Melancong ke Sleman Selama Enam Bulan 2025, Candi Prambanan dan Kaliurang Masih Primadona
Advertisement
Advertisement