Advertisement

Berkat Irigasi Sistem Pompa, Petani di Wediutah Tak Butuh Jeriken Lagi

Rahmat Jiwandono
Selasa, 13 Agustus 2019 - 21:07 WIB
Yudhi Kusdiyanto
Berkat Irigasi Sistem Pompa, Petani di Wediutah Tak Butuh Jeriken Lagi Ilustrasi saluran irigasi. /Solopos - Burhan Aris Nugraha

Advertisement

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL-Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Tani Manunggal Dusun Wediutah, Desa Ngeposari, Kecamatan Semanu, mampu menaikkan air dari Sungai Greneng untuk pasokan air irigasi persawahan. Dampaknya, kini petani tidak lagi butuh jeriken untuk mengambil air untuk menyirami tanaman.

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Gunungkidul, Bambang Wisnu Broto, menjelaskan sistem irigasi denmgan sistem pompa di Dusun Wediutah merupakan bantuan dari Kementerian Pertanian (Kementan) yang dikerjakan secara swakelola oleh kelompok tani penerima bantuan. Dengan begitu petani semakin tekun bertani dan tidak khawatir lagi soal kekeringan. "Petani mengandalkan irigasi dengan sitem pompa sehingga hasil panen juga meningkat," ucap dia, Selasa (13/8/2019).

Advertisement

Bambang Wisnu mengimbau agar petani membentuk Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) dalam pengelolaan air. Selain itu, DPP juga memberi bantuan pompa air untuk irigasi di Kelompok Tani Rukun Agawe Makmur, Desa Beji, Kecamatan Patuk. "Di Patuk air yang bersumber dari Kali Oya mampu mengairi lahan seluas 25 hektare," katanya.

Ketua Gapoktan Tani Manunggal, Dusun Wediutah, Desa Ngeposari, Sarwo Widodo, mengatakan sumber air Kali Greneng merupakan warisan nenek moyang yang airnya tak pernah surut meski saat puncak musim kemarau. Biasanya penduduk mengambil air dengan menyusuri lokasi yang dalam dengan memikul jeriken air untuk kemudian dibawa ke atas satu persatu. "Sekarang dengan adanya pompa tidak perlu bawa jeriken," ujarnya.

Menurut dia, di lahan seluas 20 hektare yang ada di Wediutah biasanya petani hanya bisa menanam padi pada musim tanam pertama, disusul palawija pada musim tanam kedua. Untuk selanjutnya lahan dibiarkan menganggur lantaran ketiadaan air. "Dengan adanya irigasi, musim kemarau seperti saat ini kami masih bisa menanam jagung di lahan seluas tiga hektare. Ke depan luasan lahan bisa bertambah menjadi 15 hektare dengan tanaman kacang, kedelai, dan sayur-sayuran," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Jadwal Buka Depo Sampah di Kota Jogja

Jadwal Buka Depo Sampah di Kota Jogja

Jogjapolitan | 1 minute ago

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Lowongan Kerja: Kementerian PUPR Akan Buka 6.300 Formasi CPNS dan 19.900 PPPK, Ini Rinciannya

News
| Sabtu, 20 April 2024, 06:17 WIB

Advertisement

alt

Pengunjung Kopi Klotok Membeludak Saat Libur Lebaran, Antrean Mengular sampai 20 Meter

Wisata
| Minggu, 14 April 2024, 18:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement