Advertisement
Demi Pariwisata, Dispar Terus Genjot Atraksi Budaya
Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL—Dinas Pariwisata (Dispar) DIY terus berupaya menggelar atraksi berbagai kesenian lokal di di sejumlah destinasi wisata dan desa budaya sebagai salah satu daya tarik bagi wisatawan. Pasalnya kesenian dan kebudayaan merupakan salah satu prinsip kemajuan pariwisata.
“Ada tiga kemajuan kepariwisataan, yakni alam atau lingkungannya, kekuatan seni budayanya, dan kreatifitas yang memiliki kepedulian pada wisata,” kata Kabid Pengembangan Kapasitas Dispar DIY, Wardoyo, dalam sambutannya saat acara Atraksi Seni Ketoprak yang digelar di Balai Desa Sitimulyo, Kecamatan Piyungan, Bantul, Jumat (22/11/2019).
Advertisement
Desa Sitimulyo menjadi salah satu desa yang diperioritaskan untuk gelaran atraksi budaya karena sudah masuk sebagai desa budaya dan sudah membentuk kepengurusan Desa Budaya. Terlebih desa tersebut juga sudah memiliki forum komunikasi Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis).
Desa Sitimulyo dikukuhkan sebagai Desa Budaya pada 2017 lalu, bahkan masuk kategori Desa Budaya Maju. Banyak seni dan tradisi warga setempat yang masih esksis sampai sekarang, di antaranya merti dusun yang diwarnai dengan atraksi kesenian dan pawai gunungan, tradisi daur hidup dari mulai selamatan tujuh bulanan sampai doa setelah kematian seperti tiga hari, tujuh, hari, seratus hari, seribu hari, hingga haul atau tahunan.
Selain itu juga ada tradisi wiwitan atau panen, tradisi menguras dam Kali Opak. Sejumlah kesenian di desa setempat seperti ketoprak, wayang orang, wayang kulit, srandul, salawatan, dan macapat mudah sekali ditemukan di tiap dusun.
Ketua Desa Budaya Sitimulyo, Sukirno mengatakan hampir tiap dusun ada kegiatan atraksi kesenian terutama di 11 dusun dari total 21 dusun. Selain kaya akan budaya dan tradisi, Desa Sitimulyo juga merupakan salah satu desa yang potensi wisatanya cukup besar. “Sekarang sudah masuk desa wisata berkembang,” kata dia.
Beberapa destinasi wisata yang menjadi andalan di Situmlyu adalah Stren Opak, Grojogan Watu Ondo, Candi Gampingan. Dalam waktu dekat pemerintah desa setempat juga akan menjadikan lokasi Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Piyungan sebagai salah satu destinasi wisata edukasi dalam persampahan.
Sementara itu atraksi seni ketoprak yang digelar di Balai Desa Situmulyo tersebut dihadiri ratusan warga. Atraksi seni ketoprak yang dimainkan sebanyak 20 orang tersebut berlangsung sekitar tiga jam yang menceritakan soal aksi premanisme yang sempat terjadi pada masa lampau.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
- Gerindra Klaten Mulai Jaring Cabup-Cawabup, Muncul Nama dari Kalangan Milenial
- PT Telkom akan Pindahkan Jaringan Kabel ke Bawah Tanah, Solo Jadi Pilot Project
- Skuad Garuda Muda Pahlawan, Tiga Pemain Ini Kunci Kemenangan atas Korsel U-23
- Pria Lansia Dilaporkan Hilang saat Mencari Rumput di Gunung Bancak Magetan
Berita Pilihan
Advertisement
Ditanya soal Kemungkinan Maju di Pilkada, Kaesang Memilih Ini
Advertisement
Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali
Advertisement
Berita Populer
- PPP Incar Posisi Calon Wakil Wali Kota Jogja
- Calon Perseorangan Pilkada DIY 2024 Harus Mengantongi Ini
- BKK DANAIS 2024: Rp29,4 Miliar Digulirkan untuk Padat Karya 160 Kalurahan di DIY
- Peringatan OTDA Jadi Momentum Mengarah ke Ekonomi Hijau Wujudkan Kesejahteraan Masyarakat
- AHY Pasang Target LavAni Pertahankan Gelar Juara di Proliga 2024
Advertisement
Advertisement