Advertisement

26 Ternak yang Berasal dari 2 Dusun Terpapar Antraks Terlanjur Beredar hingga Jateng

Muhammad Nadhir Attamimi
Kamis, 16 Januari 2020 - 17:57 WIB
Bhekti Suryani
26 Ternak yang Berasal dari 2 Dusun Terpapar Antraks Terlanjur Beredar hingga Jateng Petugas dari Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul berupaya mengubur bangkai sapi milik Sunaryo yang mati mendadak di Dusun Kulwo, Desa Bejiharjo, Kecamatan Karangmojo, Selasa (27/8/2019)./Istimewa - Dokumen DPP Gunungkidul

Advertisement

Harianjoghja.com, GUNUNGKIDUL- Puluhan ternak yang berasal dari tanah atau lokasi positif antraks di Dusun Ngrejek Wetan dan Kulon, Desa Gombangan, Ponjong, terlanjur dijual ke sejumlah pasar di Gunungkidul dan Jawa Tengah, sebelum dilakukan pengecekan pada hewan tersebut.

Kepala Seksi Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner DPP Gunungkidul, Retno Widyastuti, menyatakan pihaknya baru turun ke lapangan mengecek tanah tempat lokasi kandang ternak di Dusun Ngrejek Wetan dan Kulon pada 26 Desember 2019.

Advertisement

Saat itu ternyata sudah beredar sebanyak 26 ternak sapi dan kambing dari dua dusun itu. Puluhan ternah itu dijual hingga ke Jawa Tengah. Padahal belakangan baru diketahui, tanah tempat ternak itu dipelihara ternyata positif terpapar bakteri antraks.

"Dari rentetan kematian ternak itu [Ngrejek Wetan dan Kulon] ternyata sudah ada ternak yang sempat dijual, ada 20 ekor kambing yang keluar dari Dusun Ngrejek," kata Retno di sela-sela Sosialisasi Surat Edaran Bupati Gunungkidul tentang Waspada Antraks di Ruang Rapat Setda 1 bersama kepalda desa dan aparat pemerintah desa, Kamis (16/1/2020) siang.

Tak hanya kambing, lanjut Retno, ada 6 ekor sapi dijual di wilayah Jawa Tengah. Retno merinci dari 20 ekor tersebut 12 ekor di jual di Pasar Siyono Playen, 8 ekor dijual di Pasar Plumbungan Karangmojo, 6 ekor di jual di Pasar Purwantoro Wonogiri, Jawa Tengah.

Sehingga, pihaknya meminta agar seluruh wilayah untuk tetap meningkatkan kewaspadaannya. Sebab, tidak ada yang tahu jika ternak yang berasal dari daerah tertular merupakan ternak yang berbahaya dan mampu menularkan ke ternak di wilayah lainnya.

"Seandainya ada yang menemukan ternak mati segera lapor, jangan sampai dikonsumsi, dan segera dikubur. Kalau dikubur akan beda ceritanya," paparnya.

Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah, Gunungkidul Azman Latief mengungkapkan dalam penanganan kasus antraks ini pihaknya akan mengerahkan seluruh kekuatan tenaga. Tak hanya itu, pihaknya akan mengatur penggunaan dana untuk mengganti ternak warga melalui Perbup.

"Dalam menangani antraks ini kita akan all out, dan dana akan kita desain sedemikian rupa salah satunya ganti rugi ternak mati warga," kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Warga Jepang Gugat Pemerintah Soal Evek Samping Vaksin Covid-19

News
| Kamis, 18 April 2024, 08:57 WIB

Advertisement

alt

Sambut Lebaran 2024, Taman Pintar Tambah Wahana Baru

Wisata
| Minggu, 07 April 2024, 22:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement