Advertisement

Surplus Beras, Gapoktan di Kulonprogo Suplai Beras untuk Program Kemensos

Jalu Rahman Dewantara
Rabu, 19 Februari 2020 - 09:47 WIB
Nina Atmasari
Surplus Beras, Gapoktan di Kulonprogo Suplai Beras untuk Program Kemensos Ilustrasi pedagang beras - JIBI/Solopos/Sunaryo Haryo Bayu

Advertisement

Harianjogja.com, KULONPROGO-- Surplus beras di Kulonprogo menjadi angin segar bagi Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) setempat. Sebab, karena hal itulah, puluhan gapoktan yang tersebar di 12 kapanewon dipercaya untuk menyuplai beras dalam program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) yang sekarang berubah nama menjadi bantuan sembako.

Keterlibatan Gapoktan di Kulonprogo dalam program Kementerian Sosial ini sudah berlangsung sejak 2018 silam. Mulanya jumlah gapoktan yang diikutkan sebanyak 12 kelompok. Berjalannya waktu, jumlah itu kian bertambah.

Advertisement

Pada 2020 tercatat ada 21 Gapoktan yang resmi menyalurkan beras ke E-Warong guna memenuhi kebutuhan 49.184 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) program tersebut.

"Adanya program bantuan sembako dari APBD Kulonprogo 2020, menambah jumlah Gapoktan sebanyak sembilan, sehingga keseluruhan untuk saat ini menjadi 21 gapoktan,” kata Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (Disperpangan) Kulonprogo, Aris Nugroho, Selasa (18/2/2020).

Aris menerangkan keikutsertaan gapoktan dalam program ini tak lepas dari tingginya produksi beras di Kulonprogo. Bahkan setiap tahun, ia menyebut produksi beras selalu mengalami surplus.

Adapun beras yang dibutuhkan dalam satu tahun untuk melayani program tersebut sekitar 6.462 ton, atau per bulannya berkisar 500 ton. Kebutuhan itu lebih dari cukup mengingat panenan petani Kulonprogo dengan asumsi produksi beras tiap tahunnya mencapai 79.000 ton.

"Beras sebanyak 6.462 ton itu hanya sekitar 15 persen dari kebutuhan masyarakat Kulonprogo yang per tahunnya 35.491 ton. Karena surplus, kita gandeng Gapoktan untuk bisa menyuplai beras-berasnya dalam program ini," ujar Aris.

Salah satu gapoktan yang dilibatkan dalam program ini yaitu Gapoktan Panca Manunggal Kalurahan Sogan, Kapanewon Wates. Per bulan, gapoktan ini menyuplai 30 ton beras.

Pengelola Gapoktan Panca Manunggal, Margiyono mengatakan manfaat yang diterima pihaknya sejak mengikuti program ini antara lain harga beras di tingkat petani bisa stabil dengan rata-rata 9.000 per Kg. Penjualannya juga terjamin karena beras sudah pasti masuk di E-Warong.

Selain menguntungkan gapoktan, program ini kata Margiyono juga membawa rizki bagi Kelompok Usaha Bersama (KUB) yang bertugas mendistribusikan beras ke E-Warong. Dia menyebut tiap KUB bisa memperoleh keuntungan Rp500 rupiah untuk satu paket sembako senilai Rp150.000.

"Keuntungannya lumayan untuk memberdayakan anggot KUB yang memang dipilih dari orang-orang kurang mampu," ujar Margiyono yang juga Ketua Gapoktan Kulonpogo ini.

Namun demikian, bukan berarti pihaknya tak memiliki kendala. Margiyono mengungkapkan dalam suplai beras tersebut, gapoktannya masih terbatas perihal modal. Dia pun berharap ke depan pemerintah bisa lebih memperhatikan persoalan tersebut agar suplai untuk program sembako terus berjalan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Satuan Pendidikan Diwajibkan Memperhatikan Kebutuhan Siswa dengan Kondisi Khusus

News
| Jum'at, 26 April 2024, 10:57 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement