Advertisement
Polisi Pastikan Tak Ada Penimbunan Masker di Kulonprogo

Advertisement
Harianjogja.com, WATES - Kepolisian Resor Kulonprogo memastikan tidak ada aksi penimbunan masker di wilayah hukum Kulonprogo.
PLH Wakapolres Kulonprogo, Kompol Sudarmawan mengatakan berdasarkan hasil pemantauan di sejumlah apotek sejak Selasa (3/3/2020) dan Rabu (4/3/2020), tidak ditemukan adanya indikasi penimbunan masker. Sebagian besar apotek menurutnya mengalami kekosongan stok masker dikarenakan sulit memperoleh barang tersebut dari pihak pemasok.
Advertisement
"Stok ada di beberapa apotek, tapi sebagian memang kosong, karena pihak apotek sulit peroleh barang tersebut," ucapnya, Kamis (5/3/2020).
Handoko pemilik Apotik di wilayah Wates, mengatakan stok masker saat ini memang menipis. Sejak munculnya kabar virus Corona Covid-19 menjangkiti dua warga Indonesia, masyarakat berbondong-bondong membeli masker di tempatnya.
Hal itu selain membikin stok menipis, harga masker juga melambung. Jika dulu satu boks masker dihargai Rp18.000 samapai Rp35.000, sekarang melonjak jadi kisaran Rp190.000 hingga paling mahal Rp350.000. Dengan harga segitu, satu buah masker saat ini dihargai Rp8.000.
"Kami terpaksa menyesuaikan harga, tapi kami tidak sembarangan menjual masker ini, ada pembatasan, supaya tidak terjadi penimbunan oleh oknum yang tidak bertanggungjawab," ucapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Kerugian Negara Akibat Kasus yang Menjerat Tom Lembong Rp194 Miliar
Advertisement

Taman Kyai Langgeng Magelang Kini Sediakan Wisata Jeep untuk Berpetualang
Advertisement
Berita Populer
- Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting di Gunungkidul, Warga Diberikan Bantuan Indukan Ayam Petelur
- Jalur dan Titik Keberangkatan Trans Jogja Melewati Kampus, Sekolah, Rumah Sakit, dan Malioboro
- Ubur-ubur Sudah Bermunculan di Sejumlah Pantai Kulonprogo, Wisatawan Diminta Waspada
- Disnakertrans Bantul Alokasikan Anggaran JKK dan JKM untuk Masyarakat Miskin Esktrem
- Sekolah Rakyat di DIY Masih Kekurangan Guru, DPRD Nilai Terlalu Terburu-Buru
Advertisement
Advertisement